Jumlah PMI Asal Lampung Barat Menurun, Taiwan Masih Jadi Tujuan Favorit

Ilustrasi
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten
Lampung Barat (Lambar) mencatat adanya penurunan signifikan terhadap jumlah
warga yang bekerja sebagai Pekerja Migran Indonesia (PMI) dalam dua tahun
terakhir.
Berdasarkan data resmi, pada tahun 2023 terdapat 134 orang warga Lampung
Barat yang bekerja ke luar negeri, sementara pada tahun 2024 jumlahnya menurun
menjadi 78 orang, sehingga terjadi penurunan sebanyak 56 orang.
Plt Kepala Disnaker Lampung Barat, Sri Wiyatmi, mengatakan pihaknya masih
melakukan analisis untuk mengetahui secara pasti penyebab menurunnya minat
warga menjadi PMI.
"Memang ada penurunan yang cukup signifikan dari tahun 2023 ke 2024.
Faktor penyebabnya masih kami analisis lebih lanjut," ujarnya saat
dikonfirmasi pada Senin (5/5/2025).
Sri menjelaskan istilah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kini telah berubah
menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) sesuai dengan regulasi terbaru yang
ditetapkan pemerintah.
Namun, dari sisi demografi, mayoritas PMI asal Lampung Barat masih
didominasi oleh perempuan, khususnya ibu rumah tangga yang sudah menikah.
"Kebanyakan PMI dari Lampung Barat adalah perempuan, khususnya ibu-ibu
yang sudah menikah. Mereka memilih bekerja ke luar negeri untuk memperbaiki
kondisi ekonomi keluarga," jelasnya.
Ia menuturkan, ada dua kecamatan yakni Suoh dan Bandar Negeri Suoh, yang
menjadi daerah dengan jumlah pengirim PMI terbanyak di Lampung Barat. Negara
tujuan favorit pekerja migran dari daerah ini masih didominasi oleh Taiwan.
Adapun sektor pekerjaan yang paling banyak digeluti adalah perawatan lansia
(caregiver) dan pekerjaan rumah tangga.
"Upah yang relatif lebih tinggi dibandingkan dalam negeri menjadi daya
tarik utama. Selain itu, proses penempatan ke Taiwan juga lebih terjamin
melalui PJTKI resmi," tambah Sri.
Hingga April 2025 tercatat sebanyak 27 warga Lampung Barat telah
diberangkatkan sebagai PMI. Disnaker memperkirakan jumlah ini masih akan
bertambah hingga akhir tahun, meskipun kemungkinan besar tidak akan melebihi
angka pada tahun 2024.
"Kalau dilihat dari tren saat ini, kemungkinan besar tidak akan
melebihi angka tahun 2024. Namun, kami tetap memantau perkembangannya,"
ujarnya.
Meski jumlah PMI asal Lampung Barat cukup signifikan, Disnaker setempat
belum memiliki kerja sama khusus dengan Kementerian Ketenagakerjaan RI maupun
pemerintah daerah lain terkait program penempatan tenaga kerja ke luar negeri.
Penempatan PMI selama ini lebih banyak difasilitasi oleh Perusahaan Jasa
Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang beroperasi di Provinsi Lampung.
"Selama ini, proses penempatan lebih banyak dilakukan melalui PJTKI.
Kami dari Disnaker lebih fokus pada pendataan dan pembekalan sebelum
pemberangkatan," terang Sri.
Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang mendorong warga Lampung Barat
memilih untuk menjadi pekerja migran, antara lain keterbatasan lapangan kerja
lokal, tingginya upah di luar negeri, serta keinginan untuk memperbaiki taraf
hidup keluarga.
"Banyak dari mereka yang sebelumnya hanya bekerja serabutan di
kampung, akhirnya memilih jadi PMI karena penghasilannya lebih
menjanjikan," katanya.
Ia mengaku, pihaknya telah memberikan pelatihan dasar bagi calon PMI,
termasuk pelatihan bahasa dasar, pengenalan budaya kerja di negara tujuan,
serta hak-hak pekerja yang harus mereka ketahui.
Namun demikian, Sri mengakui bahwa upaya perlindungan hukum bagi PMI masih
perlu ditingkatkan. "Kami berkoordinasi dengan BP2MI untuk memastikan PMI
kami mendapatkan haknya secara penuh," tegasnya.
Ia menuturkan, kedepan Disnaker berencana memperkuat sosialisasi serta
pendampingan terhadap calon pekerja migran, agar mereka terhindar dari risiko
penipuan, kekerasan, atau praktik perdagangan manusia.
Selain itu, pihaknya juga mendorong terciptanya peluang kerja lokal yang
lebih layak di Lampung Barat agar ketergantungan terhadap pekerjaan luar negeri
dapat dikurangi.
"Kami juga mendorong agar ada peluang kerja lokal yang lebih baik,
sehingga warga tidak selalu bergantung pada pekerjaan di luar negeri,"
pungkas Sri Wiyatmi. (*)
Berita Lainnya
-
Ratusan Pelaku Usaha Kuliner Geruduk Kantor Pemkab Lambar, Tolak Pasang Tapping Box
Rabu, 28 Mei 2025 -
Buntut Warga Tewas, Balai Besar TNBBS Pasang Camera Trap Identifikasi Pergerakan Harimau
Selasa, 27 Mei 2025 -
Ditemukan Jejak dan Kotoran, Warga Jawa Tengah Tewas di Air Hitam Lambar Diduga Dimangsa Harimau
Selasa, 27 Mei 2025 -
Warga Jawa Tengah Ditemukan Tewas Tanpa Tubuh di Lampung Barat, Diduga Diterkam Satwa Liar
Selasa, 27 Mei 2025