Program MBG di Bandar Lampung, Upaya Tekan Gizi Buruk dan Stunting

Sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada masyarakat, di GOR Bintang, Kecamatan Kedaton, Senin (5/5/2025). Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam mengatasi persoalan gizi buruk dan stunting di Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan seperti Bandar Lampung.
Walikota Bandar Lampung, Eva Dwiana, turut mendukung penuh program tersebut. Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan perdana program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini akan ditambahkan menu berupa dua butir telur dan susu. Tambahan ini akan dibiayai melalui anggaran pemerintah kota.
Pemerintah Kota Bandar Lampung menargetkan program ini dapat diperluas ke seluruh kecamatan, menjangkau semua anak sekolah, serta memberi dampak nyata bagi kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
"Kami ingin setiap pelajar di Bandar Lampung bisa merasakan manfaat dari program ini. Ini merupakan investasi jangka panjang untuk menciptakan generasi sehat dan cerdas,” kata Eva
Melalui kolaborasi antara Anggota Komisi IX DPR RI Rahmawati Herdian dan Badan Gizi Nasional (BGN), program Makan Bergizi Gratis (MBG) resmi disosialisasikan kepada masyarakat.
Rahmawati Herdian menegaskan pentingnya program ini dalam menjawab permasalahan gizi yang masih banyak dialami oleh ibu hamil dan anak-anak di berbagai daerah. Ia menyampaikan bahwa BGN dipercaya sebagai pihak yang mengelola dan mengawasi langsung pelaksanaan MBG.
"Lewat program ini, kami ingin memastikan masyarakat mendapatkan akses terhadap makanan bergizi secara cuma-cuma, sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya asupan gizi sehari-hari,” ujar Rahmawati, di GOR Bintang, Kecamatan Kedaton, Senin (5/5/2025).
Staf Khusus Kepala BGN, Ary Santoso, juga mengajak masyarakat untuk mendukung keberlangsungan program MBG. Menurutnya, perbaikan pola makan dan ketersediaan makanan sehat akan berdampak langsung pada kualitas hidup dan masa depan generasi bangsa.
“Tujuan utama kami adalah menurunkan angka kekurangan gizi, serta mencegah dan mengatasi stunting, yang masih menjadi tantangan besar di banyak daerah,” ucap Ary.
Sebagai bagian dari upaya keberlanjutan, pembangunan dapur SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) juga digenjot. Namun hingga kini, realisasinya masih belum optimal.
"Kita berharap semakin banyak masyarakat dan pelaku UMKM yang terlibat sebagai penyedia layanan pangan bergizi, " katanya. (*)
Berita Lainnya
-
DLH Segel Dua Lokasi Tambang Batu di Campang Raya Bandar Lampung
Senin, 05 Mei 2025 -
Tapioka Impor Ancam Usaha Lokal, HKTI Lampung Minta Proteksi untuk Petani dan Pengusaha
Senin, 05 Mei 2025 -
Berlaku Besok, Harga Singkong di Lampung Ditetapkan Rp 1.350 Potongan 30 Persen
Senin, 05 Mei 2025 -
PDAM Way Rilau Fokus Tingkatkan Kinerja, Bantah Pegawai Tak Digaji 2 Bulan
Senin, 05 Mei 2025