Program MBG di Lampung Sudah Menjangkau 97.687 Siswa

Kepala Kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi Lampung, Mohammad Dody Fachrudin. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Hingga 31 Maret 2025, jumlah penerima
manfaat program makan bergizi gratis (MBG) di Lampung tercatat mencapai 97.687
siswa.
Kepala Kantor Perwakilan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Lampung, Mohammad Dody Fachrudin mengatakan, jumlah penerima manfaat MBG tersebut
berasal dari berbagai jenjang pendidikan mulai dari PAUD, SD, hingga SMP, serta
santri pondok pesantren kecil di seluruh kabupaten/kota.
“Cakupan ini diproyeksikan akan terus bertambah seiring penyempurnaan
sistem pendataan dan perluasan area layanan,” ungkap Dody melalui keterangan
tertulis yang dikutip, Selasa (6/5/2025).
Untuk mendukung kelancaran program, menurutnya saat ini telah tersedia 34
unit Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang tersebar di seluruh Provinsi
Lampung.
SPPG berperan sebagai pusat operasional penyediaan dan distribusi makanan
bergizi, dilengkapi dengan fasilitas dapur, penyimpanan, dan tenaga pengolah
makanan.
“Dalam pelaksanaannya, unit SPPG juga diharapkan bersinergi dengan UMKM
lokal sebagai pemasok bahan pangan segar dan berkualitas, sehingga program MBG
dapat sekaligus memberi dampak ekonomi positif di tingkat komunitas,” tuturnya.
Dody menyebut program prioritas nasional MBG di Provinsi Lampung telah
memasuki bulan keempat implementasinya dan menunjukkan perkembangan progresif
dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Program ini diharapkan berperan dalam mendukung aktivitas belajar siswa
dan beberapa kaum rentan, memperkuat ketahanan fisik, dan mendorong tumbuh
kembang yang optimal melalui akses rutin terhadap makanan bergizi,” ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi
Lampung, Thomas Amirico, menyebut belum semua satuan pendidikan di Provinsi
Lampung mendapatkan program MBG.
Thomas mengatakan, baru ada beberapa sekolah di yang mendapatkan program
MBG. "MBG yang didistribusi ke sekolah secara rutin kalau di catatan kami
baru beberapa. Tapi nanti kita update ulang apakah memang ada yang
terbaru," kata Thomas, Jumat (25/4/2025).
Thomas mengaku, pihaknya hanya diminta untuk menyiapkan data. Sementara
untuk penyaluran makanan semua dilakukan oleh SPPG hingga Mitra Badan Gizi
Nasional (BGN).
"Karena memang kita hanya diminta untuk mendukung data siswa sasaran.
Sementara untuk pelaksanaannya kan punya lokus sendiri, kita hanya menyiapkan
data," kata Thomas.
Ia mengungkapkan, ada beberapa hal yang menyebabkan belum maksimalnya
program MBG di Lampung. Salah satunya adalah pelaku UMKM yang sulit untuk
menjadi mitra BGN.
"Kendala kalau dilihat UMKM nya atau pengelola dapurnya ini kesulitan
menjadi Mitra BGN. Karena memang kriterianya ada banyak seperti punya tempat
masak sendiri hingga memiliki karyawan," paparnya.
Selain itu, pelaku UMKM yang ingin menjadi Mitra BGN juga harus memiliki
modal awal. Karena pemerintah baru akan menggantinya setelah program tersebut
berjalan.
"UMKM juga harus punya biaya operasional awal karena ini jalan dahulu
baru dibayar, dan ini bayarnya tidak setiap hari. Sehingga untuk jalan di hari
berikutnya harus memiliki modal," jelasnya.
Menurut Thomas, pihak sekolah dan siswa sangat mendukung adanya program
MBG. Namun, untuk sekolah elit perlu dilakukan penyesuaian untuk menu yang
diberikan.
"Sekolah dan siswa sendiri ini sangat mendukung banget. Tapi mungkin
ada sekolah elit yang mungkin jadi pertimbangan kedepan, khawatirnya menunya
tidak cocok dengan mereka," ungkapnya. (*)
Berita Lainnya
-
27 Pabrik Singkong Tutup Usai Gubernur Lampung Tetapkan Harga Rp1.350
Selasa, 06 Mei 2025 -
Apa Kabar Proyek Instalasi Pengolahan Pupuk Organik Cair 5,5 Miliar di Dinas Ketahanan Pangan Lampung?
Selasa, 06 Mei 2025 -
Unjuk Rasa Petani Singkong Ricuh, Massa Lempar Batu, Polisi Tembak Gas Air Mata
Selasa, 06 Mei 2025 -
DLH Segel Dua Lokasi Tambang Batu di Campang Raya Bandar Lampung
Senin, 05 Mei 2025