• Selasa, 06 Mei 2025

Unjuk Rasa Petani Singkong Ricuh, Massa Lempar Batu, Polisi Tembak Gas Air Mata

Selasa, 06 Mei 2025 - 08.21 WIB
20

Tampak situasi memanas dalam aksi demonstrasi petani singkong di komplek perkantoran Gubernur Lampung. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Unjuk rasa Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia (AMPPSI) di kantor Gubernur Lampung berlangsung ricuh. Massa melemparkan batu ke arah polisi. Sementara polisi menyemprotkan air dan gas air mata ke arah peserta demo.

Massa tiba di kantor Gubernur Lampung sekitar pukul 12.15 WIB, Senin (5/5/2025). Kehadiran ribuan petani singkong tersebut sempat tertahan oleh pagar kawat berduri dan puluhan polisi yang berjaga di luar gerbang kantor Gubernur Lampung.

Selain petani singkong, peserta unjuk rasa juga melibatkan sejumlah organisasi mahasiswa seperti PMII, HMI, IMM, LMND, dan GMKI.

Usai berorasi beberapa menit, situasi mulai memanas saat massa mencoba masuk ke dalam halaman kantor Gubernur Lampung namun dihadang oleh puluhan polisi yang berjaga.

"Kami datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi, tolong jangan dihalangi. Jangan dipancing, kami tidak akan anarkis," kata seorang petani singkong.

Lalu, massa mencoba merusak pagar kawat berduri. Namun, polisi tetap berjaga dan menghadang massa yang hendak masuk halaman kantor Gubernur Lampung. Petugas juga sempat melakukan penyemprotan air dari kendaraan water cannon ke arah peserta unjuk rasa.

Aksi polisi itu langsung dibalas massa aksi dengan melempari petugas memakai batu dan kayu. Sejumlah massa juga terus mencoba memaksa ke halaman kantor Gubernur.

Aksi dorong mendorong antara massa dengan polisi tidak terhindarkan. Kemudian aparat kepolisian memaksa massa untuk mundur dengan kembali menyemprotkan air memakai mobil water canon.

Di tengah-tengah suasana memanas tersebut, Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Alfred Jacob Tilukay berupaya untuk mengendalikan situasi. Kapolsek Tanjungkarang Timur, Kompol Kurmen Rubiyanto, juga mencoba menenangkan massa dengan membaca shalawat.

Tidak berselang lama suasana berangsur kondusif dan sejumlah peserta unjuk rasa kembali menyampaikan aspirasinya.

Perwakilan massa, Dedi, sembari berdiri di atas mobil menegaskan bahwa kehadiran mereka ke kantor Gubernur Lampung untuk menyampaikan aspirasi terkait harga singkong yang hingga kini belum ada kejelasan.

"Kami ini datang ke sini untuk menyampaikan aspirasi. Tidak bermaksud untuk anarkis," tegasnya.

Ia meminta pemerintah harus tegas menutup pabrik singkong, jika perusahaan tidak menaikan harga singkong.

"Lampung harus merdeka, kita tidak boleh di jajah oleh pengusaha-pengusaha yang mau senaknya saja," tegas Dedi.

Turunkan 794 Personel Gabungan

Sebanyak 794 personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa Aliansi Masyarakat Peduli Petani Singkong Indonesia Provinsi Lampung tersebut.

“Dikerahkan sebanyak 794 personel keamanan gabungan untuk mengawal aksi tersebut,” ujar Kasi Humas Polresta Bandar Lampung, AKP Agustina Nilawati.

Terkait alih arus, AKP Agustina Nilawati menjelaskan akan dilakukan melihat situasi dinamika perkembangan di lapangan.

"Kita lihat situasi di lapangan nantinya, jika memang harus dilakukan alih arus, maka akan kami berlakukan hal tersebut," katanya.

Dalam pengamanan ini, Polisi sudah memetakan sejumlah ruas jalan yang nantinya akan dilakukan alih arus jika terjadi peningkatan eskalasi di lapangan.

Menurutnya, dalam pengamanan ini pihaknya akan mengedepankan upaya persuasif dan humanis agar penyampaian aspirasi berjalan dengan aman dan tertib.

"Kami imbau para peserta aksi untuk tetap menjaga ketertiban dan keamanan selama aksi berlangsung," imbuhnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Selasa 6 Mei 2025 dengan judul "Unjuk Rasa Petani Singkong Ricuh"