• Sabtu, 10 Mei 2025

Disdikbud Lampung Bangun Unit Sekolah Baru 5,6 Miliar

Kamis, 08 Mei 2025 - 08.17 WIB
41

Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Lampung akan membangun Unit Sekolah Baru (USB) senilai Rp5,6 miliar lebih. Anggaran pembangunannya berasal dari APBD Provinsi Lampung tahun anggaran (TA) 2025.

Diakses dari sirup.lkpp.go.id pada Rabu (7/5/2025), Disdikbud Provinsi Lampung akan melaksanakan proyek pembangunan USB melalui APBD TA 2025 dengan pagu anggaran senilai Rp5.699.760.000.

Volume pekerjaan proyek tersebut memiliki luas 1.117,6 M2. Tender paket pekerjaan sudah diumumkan pada 17 Maret 2025.

Selanjutnya, untuk jadwal pemilihan penyedia akan dilaksanakan pada bulan Juli 2025, dan jadwal pelaksanaan kontrak dimulai Juli sampai dengan Desember 2025. Kemudian untuk jadwal pemanfaatan barang dan jasa pada Juli-Desember 2025.

Kepala Disdikbud Provinsi Lampung, Thomas Amirico, saat dihubungi mengatakan USB yang akan dibangun adalah SMK Pertanian berlokasi di Kabupaten Lampung Timur.

"Iya rencananya kita akan bangun satu unit sekolah baru yakni SMK Pertanian yang akan berlokasi di Kabupaten Lampung Timur," kata Thomas, pada Rabu (7/5/2025).

Thomas mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan survei ke beberapa lokasi yang paling memungkinkan untuk nantinya didirikan USB tersebut.

"Sekarang ini kita lagi survei di beberapa lokasi yang paling cocok dan kemungkinan untuk didirikan USB tersebut. Semoga bisa secepatnya," katanya.

Sementara itu, total sebanyak 6.298 ruang kelas satuan pendidikan baik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, maupun SMK di Provinsi Lampung dalam kondisi rusak berat.

Jumlah tersebut diakses dari laman data.dikdasmen.go.id, terkait gambaran umum keadaan sekolah tahun 2024, pada Rabu (7/5/2025).

Dimana pada jenjang SD/MI terdapat 4.391 ruang kelas yang rusak berat. Sedangkan ruang kelas rusak sedang 11.516 unit, rusak ringan 11.762 unit, dan kondisi baik 13.754 unit. 

Di jenjang SMP/MTs ada 986 ruang kelas rusak berat, rusak sedang 3.178 unit, rusak ringan 3.778 unit, dan kondisi baik 6.669 unit.

Jenjang SMA/MA ada 613 ruang kelas rusak berat, rusak sedang 46 unit, rusak ringan 1.197 unit, kondisi baik 3.550 unit.

Untuk jenjang SMK ada 308 ruang kelas rusak berat, rusak sedang 643 unit, rusak ringan 1.660 unit, dan kondisi baik 3.480 unit.

Sementara itu, Disdikbud Kota Metro mencatat ada puluhan bangunan sekolah dalam kondisi rusak, terutama jenjang sekolah dasar (SD).

Kepala Disdikbud Kota Metro, Suwandi, mengatakan pihaknya masih melakukan pemetaan kondisi infrastruktur pendidikan yang menjadi langkah strategis untuk memastikan keberlangsungan proses belajar-mengajar yang layak.

“Salah satu penunjang pembelajaran yang baik adalah infrastruktur dan sarana prasarana yang memadai. Kami sudah menginventarisir seluruh satuan pendidikan, insya Allah sudah lengkap semua," kata Suwandi, pada Rabu (7/5/2025).

"Dari tahun ke tahun kami selalu memverifikasi berapa jumlah sekolah yang tingkat kerusakannya sudah berat dan sedang. Semua datanya sudah ada,” imbuh Suwandi.

Menurutnya, setiap tahun Disdikbud Metro menginput data kerusakan sekolah ke dalam aplikasi KRISNA (Kolaborasi Perencanaan dan Informasi Kinerja Anggaran). Upaya ini dilakukan untuk memperoleh bantuan dari pemerintah pusat, mengingat keterbatasan anggaran di tingkat daerah.

“Kalau mengandalkan APBD memang terbatas, tapi kita tetap upayakan. Harapan besar tentu melalui dana pusat. Insya Allah tahun ini kita mendapatkan alokasi cukup besar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) pusat untuk satuan pendidikan dari jenjang PAUD, SD, hingga SMP. Namun dari APBD juga tetap menjadi prioritas karena sarana dan prasarana adalah prioritas utama,” ungkapnya.

Suwandi menjelaskan, kerusakan terbanyak ditemukan di jenjang SD, jumlahnya mencapai puluhan bangunan. Tahun ini pembangunan ruang kelas baru direncanakan akan dilakukan di beberapa sekolah.

“Kalau di Metro, bangunan sekolah yang paling banyak rusak itu ada di bagian toilet. Ini penting, karena rasio jumlah siswa dengan jumlah toilet harus seimbang. Kalau tidak, kasihan anak-anak. Toilet perempuan dan laki-laki juga harus dipisahkan,” paparnya.

Terkait besaran anggaran perbaikan dan pembangunan infrastruktur pendidikan tahun 2025, Suwandi menyatakan pihaknya masih mensinkronkan data dengan pemerintah pusat. Meski demikian, ia memastikan anggaran yang disiapkan mencapai miliaran rupiah.

“Sumber dananya dari APBD dan DAK, cuma dua itu saja. Kalau bersumber dari DAK, evaluasi dan penentuan prioritas sekolah dilakukan pusat. Kita hanya mempersiapkan data sesuai kondisi yang ada, dan itu harus akurat. Kalau itu fisik, harus ada bukti secara pasti dari dinas teknis dalam hal ini PU, yang menetapkan kondisi kerusakan berapa persennya. Pengawasan tetap kami lakukan,” ungkapnya.

Sejumlah warga mengingatkan perlunya pengawasan ketat dalam pelaksanaan rehabilitasi agar dana yang dikucurkan tepat sasaran.

“Kami berharap tidak hanya pembangunan fisik, tetapi juga memastikan kualitasnya. Jangan sampai tahun depan rusak lagi. Infrastruktur pendidikan harus mendukung visi pendidikan bermutu untuk semua,” ungkap seorang wali murid salah satu SDN di Metro Pusat.

Diketahui, Kota Metro memiliki total 94 sekolah jenjang SD dan SMP. Dari jumlah tersebut, 64 sekolah merupakan SD (46 sekolah negeri, 18 sekolah swasta) dan 30 sekolah merupakan SMP (10 sekolah negeri, 20 sekolah swasta). Sebagian besar bangunan sekolah sudah berusia puluhan tahun. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Kamis 8 Mei 2025 dengan judul "Disdikbud Lampung Bangun Unit Sekolah Baru 5,6 Miliar"