Calon Jemaah Haji Asal Bandar Lampung Meninggal Dunia Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci

Tampak pelayat saat bertakziah di rumah duka. Foto: Ist
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Kesedihan mendalam tengah dirasakan oleh Sareh Wagiyo (70),
seorang calon jemaah haji asal Bandar Lampung.
Istrinya,
Sukemi (63), berpulang hanya satu pekan sebelum jadwal keberangkatan mereka ke
tanah suci pada 16 Mei 2025 mendatang.
Pasangan
ini termasuk dalam rombongan Kloter JKG 38, yang dijadwalkan berangkat bersama jemaah
lain dari wilayah yang sama.
Namun
takdir berkata lain. Sukemi menghembuskan napas terakhirnya pada hari ini,
Jum'at (9/5/2025) setelah sebelumnya sempat mengeluh sakit kepala dan perut.
Ditemui
di rumah duka, Wagiyo mengenang bahwa selama masa persiapan ibadah haji,
kondisi istrinya terlihat sehat. Mereka bahkan rutin berolahraga pagi bersama
dengan berjalan kaki mengelilingi lingkungan sekitar rumah.
"Sebelumnya
sehat-sehat saja, kami sering jalan kaki kalau pagi keliling-keling komplek
sini," tuturnya.
Empat
hari sebelum kepergian Sukemi, keluhan mulai muncul. Ia merasa pusing dan
perutnya nyeri.
"Malam
sebelumnya dia sempat bilang mau ke kamar mandi, terus saya dengar suara jatuh.
Ternyata dia terpeleset dan terbentur bak mandi, tapi dia bilang masih
kuat," kenang Wagiyo.
Keesokan
harinya, Wagiyo membawa istrinya ke RS Bintang Amin untuk mendapatkan
perawatan. Namun hanya semalam dirawat, kondisi Sukemi menurun drastis hingga
akhirnya meninggal dunia pada dini hari.
"Kemaren
malam sebelumnya, istri saya bilang mau ke kamar mandi, tiba-tiba ada suara
jatuh, pas saya samperin ternyata terbentur bak mandi, tapi dia bilang masih gak
apa-apa," ujarnya.
Pada
kesempatan tersebut ia menceritakan perjalanan mereka untuk menunaikan ibadah
haji dimulai sejak 2011, saat Wagiyo memasuki masa pensiun sebagai staf tata
usaha di sebuah SMK di Bandar Lampung.
Dengan
tabungan terbatas dan penghasilan istrinya yang berdagang di Pasar Koga, mereka
menabung sedikit demi sedikit. Pada 2013, mereka resmi mendaftar haji, dan
harus menunggu 12 tahun sebelum akhirnya mendapat giliran berangkat.
"Saya
pensiunan, kalau istri saya dagang di pasar Koga. Jadi pas 2011 saya pensiun
itu sudah pengen daftar haji. Waktu itu gaji saya tabung Rp500 ribu tiap bulan,
terus waktu 2013 kami baru daftar," jelasnya.
Kini,
Wagiyo harus menunaikan ibadah haji seorang diri, membawa doa dan kenangan
bersama istrinya.
Ia
mengaku menyesal karena pernah bersikap kasar kepada almarhumah, meskipun ia
sangat mencintainya.
"Saya
cuma menyesal, kenapa bisa seperti ini, saya sering berkata kasar sama istri
saya, tapi saya sayang sekali sama dia," ucap Wagiyo sembari mengusap air
mata.
Wagiyo
telah melaporkan kejadian ini ke Kementerian Agama. Rencananya, pihak keluarga
akan mengajukan permohonan agar anaknya bisa menggantikan posisi almarhumah
tahun depan.
"Sudah
lapor ke Kemenag, rencananya mau digantikan anak, mungkin tahun depan,"
tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Marak Calo, PT KAI Tegaskan Proses Rekrutmen Tanpa Perantara dan Biaya
Jumat, 09 Mei 2025 -
Pembunuh Penjaga Rumah Thomas Rizka Diobservasi di RSJ
Jumat, 09 Mei 2025 -
Berikut Jadwal Pendaftaran SPMB SMA/SMK Tahun Ajaran 2025-2026 di Lampung
Jumat, 09 Mei 2025 -
Dua Cincin Sulit Dilepas hingga Pembengkakan, Tim Damkar Lakukan Evakuasi di Rumah Sakit
Jumat, 09 Mei 2025