• Jumat, 09 Mei 2025

Proyek Pengadaan Obat Dinkes Lampung Tembus 10,5 Miliar

Jumat, 09 Mei 2025 - 08.22 WIB
48

Ketua Tim Kerja Pelayanan Kefarmasian pada Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Shinta Dwi Aryani. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Proyek pengadaan obat-obatan di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mencapai Rp10,5 miliar lebih. Anggaran pengadaannya berasal dari APBD tahun anggaran (TA) 2025.

Diakses dari sirup.lkpp.go.id pada Kamis (7/5/2025), Dinkes Lampung memiliki proyek pengadaan obat-obatan dengan pagu senilai Rp10.596.737.569.

Proyek tersebut untuk penyediaan obat program gizi, penyediaan obat program kesehatan ibu dan anak serta penyediaan obat program kesehatan ibu.

Metode pemilihan dalam proyek ini memakai E-Purchasing. Paket kegiatan sudah diumumkan pada 25 Februari 2025 lalu. Untuk jadwal pemilihan penyedia sudah dilaksanakan pada Februari-Maret 2025 lalu.

Kemudian, untuk jadwal pelaksanaan kontrak proyek pada Maret-Mei 2025, dan pemanfaatan barang dan jasa pada Maret-Desember 2025.

Ketua Tim Kerja Pelayanan Kefarmasian pada Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Shinta Dwi Aryani, mengatakan obat-obatan tersebut akan digunakan untuk program stunting.

"Obatnya untuk program program stunting. Belanjanya pake e-cataloge," kata Shinta, pada Rabu (8/5/2025).

Ia mengatakan, program tersebut merupakan program dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan nantinya obat tersebut akan didistribusikan ke pemerintah kabupaten/kota.

"Itu program dari Kemenkes, anggaran juga dari Kemenkes. Dan ini sudah ditayangkan di SIRUP jadi bisa dilihat dari sana," jelasnya.

Berdasarkan data dari website aksi.bangda.kemendagri.go.id milik Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tahun 2024, jumlah balita di Provinsi Lampung tercatat sebanyak 532.246 orang.

Dari jumlah tersebut, 14.714 anak balita diantaranya mengalami stunting yakni kategori pendek 11.047 anak, dan sangat pendek 3.667 anak.

Balita mengalami stunting tersebut tersebar di 15 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung. Balita terbanyak mengalami stunting berada di Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng) total ada 2.726 anak, dan paling sedikit ada di Kabupaten Pesisir Barat dengan 39 anak.

Jika dibandingkan pada tahun 2023, jumlah balita stunting di Provinsi Lampung berkurang sebanyak 6.164 anak. Dimana tercatat pada tahun 2023 terdapat 20.878 balita stunting, yang terdiri dari balita pendek 15.816 anak dan balita sangat pendek 5.062 anak.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, mengatakan untuk daerah yang angka stuntingnya masih tinggi akan mendapatkan perlakuan khusus.

"Untuk daerah-daerah yang angkanya masih tinggi, nanti akan ada perlakuan khusus. Kita tahu bawah daerah yang masih tinggi itu pembangunan SDM-nya juga agak lambat," kata Elvira, belum lama ini.

Elvira mengatakan, jika pemerintah pusat menargetkan angka prevalensi stunting pada tahun 2024 adalah 14 persen. Sehingga penanganan stunting pada daerah-daerah yang masih tinggi akan berbeda dengan kabupaten/kota lainnya.

"Standarnya kan 14 persen, jadi nanti treatmentnya akan berbeda dengan kabupaten/kota yang lain. Baik itu program dari pusat, provinsi maupun daerah masing-masing," ujarnya.

Ia menyebutkan, akan ada program khusus dalam penanganan stunting dari Pemprov Lampung dan pemerintah pusat. Sehingga harapannya seluruh kabupaten/kota bisa memenuhi standar prevalensi stunting 14 persen.

"Kita harapkan seluruh kabupaten/kota nanti bisa memenuhi standar itu. Dimana untuk penanganan stunting perlu dilakukan pendekatan secara spesifik dan sensitif," sebutnya.

Dimana untuk program yang bersifat spesifik seperti melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat seperti pemberian vitamin kepada ibu-ibu yang tengah hamil.

"Sementara untuk yang pendekatan sensitif lebih diarahkan untuk menyasar lokus-lokus yang ditetapkan kabupaten/kota. Jadi penyasarannya yang kita lakukan lebih ketat lagi," ujarnya.

Ia  menjelaskan, untuk penanganan stunting sendiri diperlukan sinergi dari berbagai pihak terkait. "Seperti BKKBN, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas PPPA, IDI dan stakeholder terkait. Sehingga program nya akan benar-benar menyasar ke masyarakat," imbuhnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 9 Mei 2025 dengan judul "Proyek Pengadaan Obat Dinkes Lampung Tembus 10,5 Miliar"