Proyek Pengadaan Obat Dinkes Lampung Tembus 10,5 Miliar

Ketua Tim Kerja Pelayanan Kefarmasian pada Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Shinta Dwi Aryani. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Proyek pengadaan obat-obatan di Dinas
Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mencapai Rp10,5 miliar lebih. Anggaran
pengadaannya berasal dari APBD tahun anggaran (TA) 2025.
Diakses dari sirup.lkpp.go.id pada Kamis
(7/5/2025), Dinkes Lampung memiliki proyek pengadaan obat-obatan dengan pagu
senilai Rp10.596.737.569.
Proyek tersebut untuk penyediaan obat program gizi, penyediaan obat program
kesehatan ibu dan anak serta penyediaan obat program kesehatan ibu.
Metode pemilihan dalam proyek ini memakai E-Purchasing. Paket kegiatan
sudah diumumkan pada 25 Februari 2025 lalu. Untuk jadwal pemilihan penyedia
sudah dilaksanakan pada Februari-Maret 2025 lalu.
Kemudian, untuk jadwal pelaksanaan kontrak proyek pada Maret-Mei 2025, dan
pemanfaatan barang dan jasa pada Maret-Desember 2025.
Ketua Tim Kerja Pelayanan Kefarmasian pada Dinas Kesehatan Provinsi
Lampung, Shinta Dwi Aryani, mengatakan obat-obatan tersebut akan digunakan
untuk program stunting.
"Obatnya untuk program program stunting. Belanjanya pake
e-cataloge," kata Shinta, pada Rabu (8/5/2025).
Ia mengatakan, program tersebut merupakan program dari Kementerian
Kesehatan (Kemenkes), dan nantinya obat tersebut akan didistribusikan ke
pemerintah kabupaten/kota.
"Itu program dari Kemenkes, anggaran juga dari Kemenkes. Dan ini sudah
ditayangkan di SIRUP jadi bisa dilihat dari sana," jelasnya.
Berdasarkan data dari website aksi.bangda.kemendagri.go.id milik
Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) tahun
2024, jumlah balita di Provinsi Lampung tercatat sebanyak 532.246 orang.
Dari jumlah tersebut, 14.714 anak balita diantaranya mengalami stunting yakni
kategori pendek 11.047 anak, dan sangat pendek 3.667 anak.
Balita mengalami stunting tersebut tersebar di 15 kabupaten/kota
se-Provinsi Lampung. Balita terbanyak mengalami stunting berada di Kabupaten
Lampung Tengah (Lamteng) total ada 2.726 anak, dan paling sedikit ada di
Kabupaten Pesisir Barat dengan 39 anak.
Jika dibandingkan pada tahun 2023, jumlah balita stunting di Provinsi
Lampung berkurang sebanyak 6.164 anak. Dimana tercatat pada tahun 2023 terdapat
20.878 balita stunting, yang terdiri dari balita pendek 15.816 anak dan balita
sangat pendek 5.062 anak.
Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, mengatakan untuk daerah yang angka
stuntingnya masih tinggi akan mendapatkan perlakuan khusus.
"Untuk daerah-daerah yang angkanya masih tinggi, nanti akan ada
perlakuan khusus. Kita tahu bawah daerah yang masih tinggi itu pembangunan
SDM-nya juga agak lambat," kata Elvira, belum lama ini.
Elvira mengatakan, jika pemerintah pusat menargetkan angka prevalensi
stunting pada tahun 2024 adalah 14 persen. Sehingga penanganan stunting pada
daerah-daerah yang masih tinggi akan berbeda dengan kabupaten/kota lainnya.
"Standarnya kan 14 persen, jadi nanti treatmentnya akan berbeda dengan
kabupaten/kota yang lain. Baik itu program dari pusat, provinsi maupun daerah
masing-masing," ujarnya.
Ia menyebutkan, akan ada program khusus dalam penanganan stunting dari
Pemprov Lampung dan pemerintah pusat. Sehingga harapannya seluruh
kabupaten/kota bisa memenuhi standar prevalensi stunting 14 persen.
"Kita harapkan seluruh kabupaten/kota nanti bisa memenuhi standar itu.
Dimana untuk penanganan stunting perlu dilakukan pendekatan secara spesifik dan
sensitif," sebutnya.
Dimana untuk program yang bersifat spesifik seperti melakukan pendekatan
secara langsung kepada masyarakat seperti pemberian vitamin kepada ibu-ibu yang
tengah hamil.
"Sementara untuk yang pendekatan sensitif lebih diarahkan untuk
menyasar lokus-lokus yang ditetapkan kabupaten/kota. Jadi penyasarannya yang
kita lakukan lebih ketat lagi," ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk penanganan stunting sendiri diperlukan sinergi dari berbagai pihak terkait. "Seperti BKKBN, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas PPPA, IDI dan stakeholder terkait. Sehingga program nya akan benar-benar menyasar ke masyarakat," imbuhnya. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 9 Mei 2025 dengan judul "Proyek Pengadaan Obat Dinkes Lampung Tembus 10,5 Miliar"
Berita Lainnya
-
Marak Calo, PT KAI Tegaskan Proses Rekrutmen Tanpa Perantara dan Biaya
Jumat, 09 Mei 2025 -
Pembunuh Penjaga Rumah Thomas Rizka Diobservasi di RSJ
Jumat, 09 Mei 2025 -
Calon Jemaah Haji Asal Bandar Lampung Meninggal Dunia Jelang Keberangkatan ke Tanah Suci
Jumat, 09 Mei 2025 -
Berikut Jadwal Pendaftaran SPMB SMA/SMK Tahun Ajaran 2025-2026 di Lampung
Jumat, 09 Mei 2025