Diduga Cabuli IRT dengan Modus Jadi Dukun, Oknum Kepsek di Metro Ditangkap Polisi

Tangkapan layar rekaman CCTV rumah korban yang memperlihatkan dugaan aksi perbuatan cabul pelaku kepada korbannya. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Metro - Oknum Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) di
Kecamatan Metro Utara diduga melakukan pencabulan terhadap seorang ibu muda
dengan modus menjadi ahli spiritual alias dukun. Aksi dugaan pencabulan itu
terekam jelas oleh kamera pengawas alias CCTV rumah korbannya.
Atas perlakuan itu, korban berinisial SOL (28) melaporkan oknum Kepsek
cabul berinisial AF tersebut ke Mapolres Metro pada tanggal 9 Mei 2025 lalu.
Laporan itu tertuang dalam LP nomor: LP/B/185/V/2025/SPKT/Polres Metro/Polda
Lampung.
Dari informasi yang dihimpun, oknum Kepsek yang diduga melakukan pencabulan
terhadap ibu rumah tangga (IRT) muda di Metro Pusat itu juga merupakan oknum
Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) di wilayah Kecamatan Metro Utara.
Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Metro, AKP Hendra Safuan
membenarkan hal tersebut. Dirinya mengungkapkan bahwa oknum Kepsek yang diduga
melakukan pencabulan itu telah ditetapkan sebagai tersangka dan diamankan di
Mapolres Metro.
"Iya benar, untuk kasusnya sudah naik Sidik, tersangka sudah kita
tahan. Kita kenakan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak
Pidana Kekerasan Seksual atau TPKS dengan ancaman hukuman penjara 12
tahun," ungkapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jum'at
(23/5/2025).
Dalam laporan Polisi tersebut, pelaku diduga menjalankan aksinya dengan
modus berpura-pura sebagai ahli pengobatan alternatif alias dukun. Kasus ini
terungkap setelah korban melapor ke Polres Metro dengan membawa sejumlah bukti
kuat.
Kepada korban, pelaku berinisial AF itu mengaku mampu menyembuhkan penyakit
nonmedis, sehingga korban mempercayainya dan mengikuti "terapi" yang
ditawarkan.
Korban menjelaskan, saat melakukan terapi pelaku selalu menyuruh anggota
keluarganya untuk pergi membeli obat. Saat kondisi berdua itulah, pelaku
melancarkan aksi tak senonoh tersebut.
"Ketika terapi itu saya biasanya ditemani kakak atau keluarga. Kalau
ada keluarga pelaku cuma megang tangan saja. Nanti dia meminta keluarga saya
pergi membeli obat atau keperluan lain. Disitu baru dia melakukan aksi
itu," jelas korban kepada awak media.
Kepada korban, pelaku berdalih aksi tak senonoh tersebut merupakan bagian
dari ritual pengobatan. Karena itu, ia tidak memberontak saat aksi tersebut
terjadi.
"Ini bukan satu dua kali. Setiap pengobatan, selalu ada perlakuan yang
sama. Saya merasa tidak nyaman tapi bingung harus bagaimana. Saya hanya pasrah
karena terus menerus berhalusinasi dan ingin segera sembuh dari penyakit
ini," ungkapnya.
Pelaku diduga berulang kali melakukan aksi tersebut. Puncaknya, ketika
pelaku datang kerumah korban sekitar pukul 02.00 WIB. Bahkan, pelaku sampai
mengikuti korban hingga ke kamarnya.
Beruntung, saat kejadian, masih ada anggota keluarga lain yang kerap berada
di rumah, Sehingga dugaan pemerkosaan tidak sampai terjadi. Sebelumnya Keluarga
korban juga sempat merekam aksi pelaku saat pengobatan berlangsung.
Dalam laporannya ke Polres Metro, korban menyerahkan barang bukti berupa
rekaman CCTV dari rumah serta video yang diambil menggunakan ponsel oleh
keluarganya. Barang bukti tersebut kini menjadi bagian dari proses penyelidikan
yang tengah dilakukan aparat kepolisian.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
(Disdikbud) Kota Metro belum memberikan keterangan resmi. Namun, kasus ini
menambah daftar hitam dunia pendidikan, mengingat pelaku merupakan seorang
pejabat sekolah yang seharusnya menjadi teladan di tengah masyarakat. (*)
Berita Lainnya
-
Sempat Viral, Polisi Metro Temukan Mobil Hilang Saat di Steam, Pelaku Buron
Jumat, 23 Mei 2025 -
Jelang Idul Adha, Harga Cabai dan Bawang di Metro Mulai Turun
Jumat, 23 Mei 2025 -
Kisah Inspiratif Budi Metik, Penyiar Legendaris Kota Metro yang Jadi Ikon di Hati Pendengar
Jumat, 23 Mei 2025 -
Modal Seblak, Pemuda 18 Tahun Cabuli Siswi SMP di Penginapan Kota Metro
Kamis, 22 Mei 2025