• Kamis, 29 Mei 2025

DEAR 2025: UBL Perkuat Peran Arsitek Digital Ramah Lingkungan Melalui Kolaborasi Internasional

Selasa, 27 Mei 2025 - 17.33 WIB
22

Duta Besar Swiss untuk Indonesia, H.E. Olivier Zehnder didampingi Rektor UBL Prof Yusuf Barusman saat melihat acara Digital Eco-Archipreneur Review (DEAR) 2025. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Universitas Bandar Lampung (UBL) melalui Program Studi Arsitektur menggelar Digital Eco-Archipreneur Review (DEAR) 2025, sebuah acara dua hari bertema “From Simulation to Realization” yang diselenggarakan pada 26–27 Mei 2025 di Co-Working Space, Innovation Center UBL.

Kegiatan ini merupakan respons terhadap krisis iklim global dan kebutuhan akan pendekatan arsitektur berkelanjutan berbasis teknologi. DEAR 2025 menampilkan integrasi dua platform digital terdepan yaitu EDGE Building Apps dari International Finance Corporation (IFC), yang memungkinkan simulasi efisiensi energi, air, dan material secara kuantitatif; serta D5 Render, alat visualisasi desain arsitektur secara real-time dan komunikatif.

EDGE (Excellence in Design for Greater Efficiencies) adalah aplikasi berbasis bukti ilmiah yang mendukung perancang bangunan dalam menghitung potensi penghematan sumber daya sejak tahap awal desain, selaras dengan prinsip Bangunan Gedung Hijau (BGH).

Kegiatan DEAR 2025 menjadi semakin istimewa dengan kehadiran tokoh-tokoh internasional yang mendukung pengembangan arsitektur hijau di Indonesia. Turut hadir Duta Besar Swiss untuk Indonesia, H.E. Olivier Zehnder, didampingi oleh Wakil Duta Besar Swiss, Mathias Domeni, dan perwakilan State Secretariat for Economic Affairs (SECO), Muhammad Halil Rahim. SECO merupakan mitra utama dalam mendukung diseminasi aplikasi EDGE secara global, termasuk di Indonesia.

Dari pihak IFC, hadir Benjamin Van der Auwera (Program Lead IFC Green Building), Ir. Jatmika Suryabrata, M.Sc, Ph.D (Senior Short-Term Consultant), dan Erlyana Anggita Sari (STC IFC), sebagai wujud nyata kolaborasi internasional dalam mendorong transformasi arsitektur digital dan berkelanjutan.

Rektor UBL menegaskan bahwa kunjungan ini mencerminkan kepercayaan dan dukungan global terhadap peran UBL dalam pendidikan arsitektur hijau, khususnya melalui kurikulum Digital Eco-Archipreneur. “UBL berkomitmen menjadi pelopor dalam mengintegrasikan keberlanjutan, efisiensi sumber daya, dan transformasi digital melalui inovasi dan kewirausahaan di pendidikan tinggi,” ujar Prof. Yusuf, Selasa (27/05).

UBL juga mengapresiasi kerja sama strategis dengan IFC sejak Januari 2023 yang memungkinkan integrasi aplikasi EDGE ke dalam mata kuliah Designing for Greater Efficiency. Lebih dari 50 mahasiswa telah mengikuti perkuliahan berbasis EDGE, serta dosen UBL telah mendapatkan pelatihan bersertifikat internasional.

“EDGE tidak hanya memperkaya konten akademik, tetapi juga membentuk pola pikir mahasiswa sebagai eco-conscious designers. Kami berterima kasih kepada Pemerintah Swiss melalui SECO atas dukungannya dalam pengembangan EDGE secara global,” tambah Prof. Yusuf.

Rangkaian DEAR 2025 diawali dengan kunjungan kehormatan dan pameran karya mahasiswa arsitektur yang menggunakan EDGE Apps dalam desain bangunan hijau kemudian dilanjutkan dengan Kuliah Umum bertema “The Role of Architect in Green Building” oleh Ir. Jatmika Suryabrata, M.Sc, Ph.D menjadi puncak hari pertama. Hari kedua dilanjutkan dengan workshop 3D visualisasi menggunakan D5 Render, dipandu oleh praktisi muda Yoga Binhar, S.Ars., yang mengajarkan penyampaian visual desain secara persuasif dalam konteks keberlanjutan.

Melalui DEAR 2025, UBL menegaskan perannya dalam mencetak generasi Digital Eco-Archipreneur, arsitek masa depan yang adaptif terhadap teknologi, sadar lingkungan, dan berorientasi pada inovasi berkelanjutan. 

“DEAR 2025 bukan sekadar ajang pamer karya, tetapi forum kolaborasi lintas disiplin dan negara yang menggabungkan edukasi, teknologi, dan tanggung jawab ekologis dalam dunia arsitektur,” tutup Dr. Eng. Haris Murwadi, Ketua Program Studi Arsitektur UBL. (**)