• Jumat, 30 Mei 2025

Koperasi Merah Putih Jadi Harapan Baru Petani Desa Untoro Lampung Tengah

Rabu, 28 Mei 2025 - 18.25 WIB
29

Ratusan kepala desa se-Lampung yang hadir dalam sosialisasi pembentukan Koperasi Merah Putih, yang digelar di Gedung Graha Adora, Pesawaran, Rabu (28/5/2025). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Pesawaran - Harapan akan kemajuan ekonomi pedesaan tampak jelas di wajah Rahmat, Kepala Kampung Untoro, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng).

Ia hadir bersama perwakilan dari kampung dan kelurahan lainnya dalam kegiatan sosialisasi pembentukan Koperasi Merah Putih, yang digelar oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, di Gedung Graha Adora, Pesawaran, Rabu (28/5/2025).

Rahmat datang membawa semangat dan misi besar: menjadikan koperasi sebagai motor penggerak ekonomi di kampungnya yang selama ini belum memiliki lembaga koperasi yang aktif.

Ia bersama 13 orang lainnya, mewakili 11 kampung dan 3 kelurahan dari Lampung Tengah, hadir untuk mendapatkan pemahaman langsung tentang konsep koperasi yang ditawarkan pemerintah pusat.

“Kami ini memang belum punya koperasi. Jadi begitu dapat kabar ada sosialisasi Koperasi Merah Putih, kami langsung semangat datang. Harapannya, pulang dari sini administrasi pembentukan koperasi bisa langsung kami urus dan jalankan,” ujar Rahmat.

Desa Untoro, tempat Rahmat memimpin, adalah kampung dengan mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. Dengan komoditas utama berupa 60 persen padi sawah, kemudian disusul kopi, dan kakao.

Namun jelasnya, masyarakat masih kesulitan dalam mendapatkan akses pupuk, bibit unggul, serta pasar yang mampu menyerap hasil pertanian dengan harga layak.

“Dengan koperasi, kami ingin semua bisa lebih tertata. Pengadaan pupuk, bibit, hingga alat pengolah lahan bisa dikoordinir lewat koperasi. Jadi petani tidak lagi tergantung pada tengkulak atau jalur tidak resmi,” katanya.

Rahmat juga menyoroti pentingnya kerjasama koperasi dengan BUMDes dan pelaku usaha besar, agar hasil pertanian tidak hanya diserap Bulog, tapi juga perusahaan swasta dengan harga yang menguntungkan petani.

“Harga gabah sekarang Rp6.500 sudah cukup memotivasi. Tapi kalau lewat koperasi, bisa lebih stabil dan petani tidak lagi dirugikan oleh fluktuasi pasar,” imbuhnya.

Menurutnya, koperasi bisa menjadi solusi jangka panjang untuk mengembangkan ketahanan pangan dan meningkatkan daya saing produk desa.

“Kami ingin hasil tani kami tidak hanya panen, tapi punya nilai. Lewat koperasi, kami bisa mengatur produksi, distribusi, dan pemasaran. Ini harapan besar untuk desa kami,” tuturnya penuh optimisme.

Ia juga mengungkapkan bahwa para petani di desanya memiliki kebun kopi dan coklat yang selama ini belum dikelola maksimal.

"Kita berharap, melalui koperasi, produk perkebunan ini bisa masuk ke pasar ekspor seperti yang disampaikan dalam visi program Koperasi Merah Putih, " ungkapnya.

Dalam kegiatan sosialisasi tersebut, Zulkifli Hasan atau yang akrab disapa Zulhas, menjelaskan bahwa koperasi akan diberikan akses pembiayaan hingga Rp3 miliar, yang dapat diangsur selama enam tahun dengan bunga rendah, hanya 3 persen.

Selain itu, koperasi akan didampingi dalam manajemen melalui dukungan PPPK dan Brilink, serta diarahkan agar bisa menjadi agen distribusi kebutuhan masyarakat desa, mulai dari pupuk, gas melon, hingga pengelolaan puskesdes.

Zulhas menegaskan bahwa pembentukan koperasi ini harus dipermudah oleh pemerintah desa dan BUMDes, tanpa birokrasi yang berbelit-belit.

“Kita ingin koperasi tumbuh seperti bayi. Dibina dulu sampai kuat, baru dilepas. Kalau koperasi jalan, desa kuat, ekonomi naik,” ujar Zulhas. (*)