Warga Pasang Spanduk Larang Truk Tonase Berlebihan Lewat Jembatan Sukorahayu Lamtim

Warga memasang bener bertuliskan, kendaraan bermuatan diatas 5 ton dilarang melintasi jembatan Desa Sukorahayu. Foto: Agus/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Warga Desa Sukorahayu, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), memasang spanduk larangan bagi kendaraan bermuatan lebih dari 5 ton untuk melintasi jembatan penghubung ke Desa Margasari antara Desa Sukorahayu.
Aksi ini dilakukan karena kondisi jembatan dinilai mengkhawatirkan dan membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Pantauan Kupastuntas.co, spanduk berukuran sekitar 2x1 meter itu terpasang di ujung jembatan. Tulisan yang terpampang jelas menyatakan bahwa kendaraan dengan muatan berat dilarang melintasi jembatan tersebut. Warga berharap langkah ini bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Sudah banyak keluhan dari warga. Kondisi jembatan sudah kropos dan terlalu sempit. Kalau dipaksa dilewati kendaraan berat, bisa ambrol sewaktu-waktu," ujar Sekretaris Desa Sukorahayu, Yulianto, saat ditemui, Sabtu (31/5/2025).
Yulianto menjelaskan, jembatan ini merupakan akses vital yang menghubungkan dua desa dan digunakan setiap hari oleh warga untuk beraktivitas, termasuk dalam distribusi hasil pertanian dan hasil tangkap ikan karena dua desa tersebut merupakan desa pesisir di wilayah Kabupaten Lampung.
"Setiap hari dilewati warga, baik pejalan kaki, sepeda motor, maupun mobil kecil. Tapi memang tidak layak untuk truk berat," imbuhnya.
Lebar jembatan yang kurang dari 3 meter juga menjadi persoalan tersendiri. Dua mobil tak bisa berpapasan, sehingga kerap menimbulkan kemacetan di jam-jam sibuk. Tak jarang warga harus menunggu kendaraan dari arah berlawanan selesai melintas terlebih dahulu.
Jembatan tersebut, menurut Yulianto, sudah berusia puluhan tahun dan belum pernah mendapatkan perbaikan besar. Meski demikian, pihak desa sudah berulang kali mengusulkan perbaikan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), namun hingga kini belum ada tindak lanjut dari pihak berwenang.
"Kami juga sudah ajukan proposal secara langsung, tapi belum juga ada realisasi. Padahal ini kebutuhan mendesak." ucap Yulianto.
Warga dan perangkat desa berharap pemerintah kabupaten segera turun tangan. "Kami hanya bisa mengantisipasi sebisanya. Kalau sampai jatuh korban, siapa yang tanggung jawab? Ini menyangkut nyawa warga," pungkas Yulianto. (*)
Berita Lainnya
-
Angin Puting Beliung Terjang Wilayah Sukadana Lampung Timur, Enam Rumah Rusak
Kamis, 29 Mei 2025 -
Petani di Lamtim Kecewa Tak Ada Respon DPRD Soal Konflik Gajah Liar
Rabu, 28 Mei 2025 -
Bupati Lampung Timur Luncurkan Program PESONA, Permudah Warga Urus Izin Usaha
Selasa, 27 Mei 2025 -
Meninggal di Jepang, Kepulangan Jenazah PMI Wasinah Asal Lampung Timur Disambut Tangis Keluarga
Senin, 26 Mei 2025