Pemprov Lampung Akui Rutin Lakukan Pengendalian Hama Tikus Setiap Minggu

Petani dan petugas saat melakukan gropyokan hama tikus di Lampung Tengah, Selasa (3/6/2025). Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung
bersama dengan masyarakat mengaku telah rutin melakukan pengendalian hama tikus
secara serentak di areal pesawahan di daerah setempat.
Kepala UPTD Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung, Sukmawarni, mengatakan jika pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan para penyuluh.
"Serangan hama tikus yang dialami petani ini memang harus dilakukan pengendalian secara serentak dan ini sudah dilakukan setiap minggu. Petugas kita terbatas jadi kita koordinasi dengan penyuluh," kata dia saat dimintai keterangan, Selasa (3/6/2025).
Ia juga mengatakan jika pihaknya memfasilitasi bantuan belerang kepada kabupaten/kota yang dapat digunakan untuk membasmi hama tikus dengan cara pembakaran serbuk belerang yang menghasilkan asap racun belerang dioksida (SO2).
"Sarananya seperti belerang ini juga difasilitasi tapi ini terbatas karena pengadaan tahun lalu dan tahun ini belum tahu apakah dana tersedia karena adanya efisiensi anggaran," kata dia.
Pada kesempatan tersebut ia juga mengimbau kepada para petani untuk dapat melakukan proses tanam dan juga panen padi secara serentak guna meminimalisir serangan hama tikus.
"Pengendalian hama tikus kalau tidak serentak ini akan sulit. Apalagi kalau tanamnya tidak serentak maka makanannya akan ada terus sehingga tikus berkembang biak dengan cepat," katanya.
Sementara itu Kasi Pengendalian, Andri Gunawan, mengatakan jika munculnya hama tikus salah satunya dipicu oleh pola tanam yang berbeda-beda.
"Ini salah satunya dipicu dengan pola tanam yang berbeda-beda dilapangan. Ada yang panen ada yang baru tanam ada yang baru olah tanah," kata dia.
Ia mengatakan jika pihaknya telah melakukan gerakan pengendalian hama tikus khususnya di Lampung Tengah. Dimana salah satu lokasi pengendalian dilakukan di Desa Fajar Mataram, Kecamatan Seputih Mataram.
Pada lokasi tersebut luas hamparan persawahan seluas 25 hektare dan yang berhasil dilakukan pengendalian seluas 10 hektare dan tikus yang dikumpulkan sebanyak 40 ekor.
"Kemudian di Desa Sido Waras Kecamatan Bumi Ratu Nuban luas hamparan 154 hektare dan luas pengendalian 10 hektare dan tikus yang berhasil dikumpulkan 110 ekor," katanya.
Pada kesempatan tersebut ia memaparkan jika pihaknya telah rutin memberi edukasi kepada para petani ketika selesai musim tanam untuk segera melakukan pembersihan.
"Sudah dilakukan edukasi kepada petani setelah habis tanam lahan di
bersihkan di sterilkan dicari lubang tikus untuk dilakukan pengendalian. Kita
optimalkan gapoktan dalam memberikan penyuluhan agar sebelum tanam kita
melakukan pemburuan tikus," katanya.
Namun ia mengaku petugas pengendali hama juga mengalami keterbatasan. Dimana satu petugas bisa menangani 3 hingga 4 kecamatan.
"1 petugas pengendali hama bisa mengatasi 3 hingga 4 kecamatan. Jadi petani ketika sudah panen, dijaga lingkungan nya. Dan selama ini masih dalam batas koridor kewajaran hanya spot-spot," kata dia.
Selain itu petani juga diimbau untuk membuat rumah burung hantu sebagai predator tikus. Dimana burung hantu dalam sehari bisa membunuh sampai 30 ekor tikus.
"Ada desa binaan di Tegal Gondo Lampung Timur itu 1 hektare mereka bisa buat 3-4 rumah burung hantu dan sudah ada 10 tahun petani tidak pernah mengalami serangan hama tikus," katanya. (*)
Berita Lainnya
-
Perkara Korupsi PDAM Way Rilau, Daniel Sanjaya Divonis 12 Tahun Penjara
Rabu, 04 Juni 2025 -
Universitas Saburai dan Bank Lampung Kolaborasi Permudah Pendaftaran Kuliah Lewat Digitalisasi
Rabu, 04 Juni 2025 -
Unila Bekukan Sementara Mahapel FEB, Sanksi Terberat Pengeluaran dari Kampus
Rabu, 04 Juni 2025 -
Pemprov Lampung Kaji Penyusunan Pergub Pembatasan Operasional Angkutan Batubara
Rabu, 04 Juni 2025