• Kamis, 05 Juni 2025

Pendidikan Inklusif di Metro, Anak Berkebutuhan Khusus Lulus Bersama Tanpa Diskriminasi

Selasa, 03 Juni 2025 - 11.51 WIB
68

TK Pembina Negeri 1 Metro Pusat menyelenggarakan acara kelulusan murid di Wisma Haji Al-Khairiyah Metro, Selasa (3/6/2025). Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Langkah besar menuju kota cerdas dan inklusif tengah dijalankan secara nyata oleh TK Pembina Negeri 1 Metro Pusat. Dalam momentum kelulusan tahun ajaran ini, lembaga pendidikan usia dini tersebut melibatkan 307 murid, termasuk 9 anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam kegiatan Graduation Performance di Wisma Haji Al-Khairiyah Metro, Selasa (3/6/2025).

Fakta ini bukan sekadar angka, tetapi penanda kuat bahwa visi inklusi sosial dan hak pendidikan bagi semua anak, tanpa kecuali benar-benar dihidupkan di Kota Metro.

Kepala TK Pembina Negeri 1 Metro, Astuti Ningsih menyampaikan bahwa seluruh anak di sekolahnya baik yang tumbuh secara umum maupun ABK mendapatkan hak pendidikan yang sama, berdasarkan asesmen dan pendampingan dari tenaga profesional.

“Untuk TK Negeri Pembina Metro Pusat, semua anak itu punya hak yang sama. Baik yang normal maupun yang tidak normal. Selama ada asesmen dari psikolog, maka mereka bisa bersekolah di jalur umum. Kami bekerjasama dengan psikolog, puskesmas, dinas kesehatan dan dinas pendidikan, karena ini menyangkut tumbuh kembang anak,” kata dia.

Dari total 307 anak yang terdaftar, 133 di antaranya dinyatakan siap melanjutkan ke jenjang sekolah dasar (SD). Menurut Astuti, pendidikan anak usia dini saat ini telah berkembang jauh.

Anak-anak Generasi Alfa tidak lagi bisa diperlakukan dengan pendekatan yang konvensional. Mereka membutuhkan kemerdekaan berpikir, ruang berekspresi, serta keterbukaan dalam berinteraksi dengan lingkungan.

"Kalau di PAUD itu ada elemen nilai agama dan moral, kemudian kognitif, motorik, sains dan matematikanya. Menyikapi anak-anak Generasi Alfa, kita harus menghadirkan suasana belajar yang penuh kemerdekaan dan keterbukaan. Mereka ini anak-anak yang cerdas dan kritis,” tambahnya.

Astuti juga menyoroti peran penting dukungan pemerintah dalam menghadirkan pendidikan yang terjangkau bagi semua kalangan. Melalui Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) dari pemerintah pusat, setiap siswa mendapatkan subsidi sebesar Rp600 ribu per tahun.

“Itu kita bayarkan per semester, jadi Rp300 ribu per semester. Artinya per bulan orang tua hanya menanggung Rp50 ribu. Bahkan ada anak-anak asuh 0 rupiah. Artinya ada anak-anak yang tidak dipungut biaya karena latar belakang ekonomi mereka,” jelasnya.

Dengan model pembiayaan tersebut, TK Negeri 1 Metro juga membuka ruang bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera untuk tetap mendapatkan akses pendidikan yang layak.

Tak hanya itu, pendekatan pengajaran juga disesuaikan dengan kebutuhan individual anak, termasuk ABK, yang dilayani secara personal dan profesional.

Langkah inklusif yang dijalankan lembaga pendidikan ini juga sejalan dengan visi besar Kota Metro sebagai kota cerdas yang menempatkan pendidikan sebagai ujung tombak peradaban. Konsep kota cerdas di Metro bukan hanya soal digitalisasi, melainkan juga kesadaran kolektif untuk menghadirkan pendidikan yang manusiawi, adaptif, dan partisipatif.

"Saya sebagai guru melihat bahwa mereka adalah anak-anak kita semua. Yang membedakan hanya dari rahim mana mereka dilahirkan. Kita semua punya tanggung jawab yang sama dalam mendidik mereka. Ini bukan sekadar misi sekolah, tapi bagian dari misi Kota Metro dan kontribusi kita untuk Indonesia Emas 2045,” paparnya.

Salah seorang wali murid, Hanafi menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap pendekatan pengajaran dan lingkungan belajar yang dibangun sekolah. Baginya, TK Negeri Pembina bukan sekadar tempat belajar, tetapi menjadi rumah kedua yang aman dan membahagiakan bagi anak-anak.

“Saya lihat sendiri, anak saya sangat senang dan berkembang luar biasa. Dia dulu pemalu, sekarang sudah berani tampil di depan. Sekolah ini punya perhatian besar ke setiap anak, termasuk yang berkebutuhan khusus. Ini sekolah yang benar-benar ramah anak,” ungkap Hanafi.

Keberhasilan meluluskan ABK bersama siswa reguler bukan hanya pencapaian institusi, tapi juga bukti nyata bahwa Metro sedang membangun fondasi kota cerdas yang sesungguhnya, Kota yang tidak hanya maju secara infrastruktur, tetapi juga unggul dalam kemanusiaan dan keadilan sosial.

Jika pendidikan anak usia dini adalah gerbang pertama membentuk karakter bangsa, maka apa yang dilakukan TK Negeri Pembina 1 Metro adalah langkah awal menuju lompatan besar menjadikan Kota Metro sebagai lokomotif peradaban baru yang ramah, inklusif, dan visioner. (*)