• Sabtu, 07 Juni 2025

Walikota Metro Ancam Tutup Operasional Agen LPG Curang

Kamis, 05 Juni 2025 - 11.19 WIB
137

Walikota Metro, H. Bambang Iman Santoso. Foto: Dok

Kupastuntas.co, Metro - Menjelang perayaan Idul Adha 1446 Hijriah, Walikota Metro, H. Bambang Iman Santoso, mengeluarkan peringatan keras kepada para agen LPG bersubsidi 3 kilogram yang masih curang memainkan harga di atas ketentuan pemerintah.

Bambang menegaskan bahwa Pemerintah Kota Metro tidak akan mentolerir agen LPG yang menjual gas bersubsidi di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

"Kalau ada yang menjual di atas harga yang ditetapkan, viralkan saja. Bila perlu, agennya kami tutup,” tegas Bambang, Kamis (5/6/2025).

Pernyataan tersebut bukan sekadar retorika menjelang momentum keagamaan. Pemerintah Kota Metro di bawah kepemimpinan Bambang mulai menunjukkan sikap taktis dalam menghadapi polemik lama, yaitu dugaan permainan harga LPG subsidi oleh oknum agen dan pengecer yang merugikan masyarakat kecil.

Walikota Metro menyatakan bahwa seluruh aparat terkait, termasuk Dinas Perdagangan, sudah diberi mandat penuh untuk menindak tegas agen LPG nakal. Ia bahkan mendorong media dan warga untuk turut serta menjadi mata dan telinga pemerintah dalam pengawasan distribusi.

"Kalau ada laporan valid, langsung kita tindak. Kita ingin masyarakat tenang menjelang Iduladha, tanpa harus resah soal gas untuk memasak daging kurban. Ini masalah serius, dan akan kami hadapi dengan serius,” tegasnya.

Pengawasan pun kini diperketat. Kepala Dinas Perdagangan Kota Metro, yang disebut langsung oleh Walikota dalam pernyataannya, akan melakukan pengecekan rutin ke beberapa agen dan pengecer, memastikan harga sesuai HET dan stok mencukupi.

LPG 3 kg yang semestinya diperuntukkan bagi warga tidak mampu, dalam praktiknya kerap menjadi ladang permainan harga oleh oknum tertentu.

Harga yang seharusnya berkisar antara Rp18.000 hingga Rp20.000 per tabung, dalam kenyataan di lapangan bisa melonjak menjadi Rp25.000 bahkan hingga Rp30.000. Di beberapa titik, masyarakat bahkan mengeluhkan kelangkaan gas menjelang hari besar keagamaan.

"Setiap kali dekat Lebaran atau Iduladha, selalu susah cari gas. Kalaupun ada, harganya naik. Kami capek dengan kondisi begini terus,” keluh Bu Asni (46), warga Kelurahan Ganjar Agung.

Investigasi media menemukan bahwa kelangkaan dan lonjakan harga ini bukan semata karena permintaan tinggi, tetapi karena pola distribusi yang diduga disalahgunakan.

Sejumlah agen diduga melakukan pembatasan distribusi resmi, lalu melepas sebagian stoknya ke pengecer bebas dengan harga lebih mahal. Praktik ini tidak hanya melanggar regulasi, tetapi juga mencederai keadilan sosial yang menjadi tujuan utama subsidi energi.

Langkah tegas ini langsung mendapat respons positif dari masyarakat. Sejumlah tokoh masyarakat dan warga menyampaikan apresiasi terhadap keberanian Wali Kota melawan praktik mafia LPG di tingkat lokal.

"Ini baru pemimpin. Sudah terlalu lama agen LPG seenaknya. Harus ada yang berani bersikap,” ujar Suhendra, warga Kelurahan Metro.

Meski demikian, warga juga berharap pernyataan Walikota tidak hanya menjadi headline media, tetapi benar-benar diterjemahkan menjadi tindakan nyata di lapangan.

"Menjelang Hari Raya Idul Adha, kebutuhan LPG 3 kg dipastikan meningkat signifikan. Pemerintah harus memastikan tidak hanya ketersediaan stok, tapi juga kestabilan harga. Dugaan praktik penimbunan, pengoplosan, hingga distribusi ilegal harus dibabat habis jika ingin menciptakan keadilan energi yang sesungguhnya," jelasnya.

Langkah Walikota Bambang Iman Santoso menandai babak baru dalam upaya pembenahan sistem distribusi LPG di tingkat daerah. Ketika pemerintah pusat terus membicarakan reformasi energi, Metro memulainya dengan langkah konkret: menutup pintu bagi para pemain nakal yang menghisap hak rakyat kecil.

"Ini sinyal kuat dari Pak Wali. Jangan main-main dengan gas subsidi. Masyarakat sedang mengawasi, pemerintah siap bertindak. Kami mendukung langkah tegas ini," tandasnya. (*)