• Senin, 09 Juni 2025

DPRD Minta Pemkot Metro Evaluasi Birokrasi dan Percepatan Pembangunan

Senin, 09 Juni 2025 - 13.44 WIB
129

Wakil Ketua II DPRD Kota Metro, Abdulhak, saat diwawancarai awak media. Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Di tengah euforia peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-88 Kota Metro, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Metro meminta Pemerintah Kota (Pemkot) tidak larut dalam seremoni semata, namun mengevaluasi menyeluruh terhadap birokrasi dan percepatan pembangunan yang dianggap sebagai kado paling nyata bagi masyarakat.

Wakil Ketua II DPRD Kota Metro, Abdulhak menegaskan, usia ke-88 harus dijadikan momentum untuk melakukan perbaikan menyeluruh dalam tata kelola pemerintahan dan pembangunan infrastruktur.

"Saya melihat, yang harus kita lakukan sekarang adalah pembenahan infrastruktur, pemerintahan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ini penting untuk memicu perkembangan Kota Metro ke depan," ujarnya, usai mengikuti rangkaian peringatan HUT, Senin (9/6/2025).

Lebih dari sekedar proyek fisik, Abdulhak menyoroti disiplin aparatur sipil negara (ASN) sebagai fondasi utama pembangunan. Menurutnya, tanpa kedisiplinan dan tanggung jawab pegawai, seluruh rencana pembangunan hanya akan menjadi dokumen tanpa realisasi.

""Yang paling penting adalah disiplin pegawai. Tanpa adanya disiplin aparatur, maka pembangunan tidak akan bergerak. Ini harus jadi catatan utama Pemerintah Kota," tegasnya.

Pernyataan tersebut mencerminkan keprihatinan DPRD terhadap kultur birokrasi yang dinilai belum cukup adaptif dan produktif dalam menjawab tuntutan pelayanan publik yang cepat dan transparan.

Abdulhak juga mengungkapkan kekhawatirannya soal pelaksanaan proyek infrastruktur tahun anggaran 2025 yang hingga kini belum berjalan signifikan.

Ia menyebut bahwa sejumlah kegiatan baru akan dimulai pada Juli mendatang karena adanya penyesuaian sistem efisiensi anggaran.

"Karena ada perubahan sistem efisiensi anggaran, maka pembangunan infrastruktur baru akan dimulai pada bulan Juli. Kami mendorong agar benar-benar dimulai dan dilaksanakan tepat waktu," ungkapnya.

Ia memperingatkan agar keterlambatan tersebut tidak berdampak pada kualitas pekerjaan, progres pelaksanaan fisik, hingga serapan anggaran yang tidak optimal di akhir tahun.

"Kalau Juli tidak dimulai, maka bisa jadi akan ada progres yang terlampaui dan tidak selesai tepat waktu. Ini risiko besar yang harus diantisipasi sejak sekarang," bebernya.

Di usianya yang ke-88, Kota Metro dihadapkan pada tantangan besar menuju usia satu abad. Namun, tantangan internal seperti birokrasi yang lamban, kualitas ASN yang belum merata, serta pembangunan infrastruktur yang tidak merata masih menjadi pekerjaan rumah.

"Kami ingin HUT Metro bukan sekadar seremoni tahunan, tapi menjadi titik balik menuju pemerintahan yang lebih efektif, efisien, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat," tandasnya.

Metro bukan lagi kota kecil yang bisa berjalan dengan autopilot. Dengan IPM tinggi, APBD yang stabil, dan masyarakat yang semakin kritis, Metro membutuhkan birokrasi yang gesit, transparan, dan penuh inovasi.

"Usia 88 bukan saatnya berbangga diri, tetapi saatnya merefleksikan, apakah kita benar-benar sedang membangun kota ini, atau sekadar menjalankan rutinitas," pungkasnya. (*)