• Jumat, 13 Juni 2025

Viral Pelari Serobot Ruang Publik, Pindo Riski Sarankan Pemkot Revitalisasi Stadion Tejosari Metro

Kamis, 12 Juni 2025 - 09.07 WIB
384

Viral Pelari Serobot Ruang Publik. Foto: Dok/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Desakan publik terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Metro agar segera memperbaiki Stadion Tejosari di Kecamatan Metro Timur makin menggema. Pengamat menyerukan langkah cepat dan konkret agar stadion yang sejak lama belum berfungsi optimal sebagai pusat aktivitas olahraga masyarakat Kota Metro dapat segera di revitalisasi.

Desakan ini mencuat tak hanya karena kondisi Stadion Tejosari yang memprihatinkan, namun juga akibat polemik yang viral dalam beberapa hari terakhir.

Sejumlah dokumentasi memperlihatkan pelari dan dan pejalan kaki yang memenuhi kawasan jalan protokol sekitar Taman Merdeka dan Masjid Taqwa Metro saat pagi dan sore hari, sehingga mengganggu arus lalulintas pengendara.

Tak sedikit warga yang merasa terganggu oleh aktivitas pelari yang memanfaatkan ruang publik tanpa memperhatikan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan lainnya.

Warga menyayangkan kondisi Stadion Tejosari yang seharusnya bisa menjadi solusi dari persoalan keterbatasan ruang olahraga. Namun ironisnya, fasilitas itu justru tidak dimanfaatkan karena dibiarkan dalam kondisi yang belum optimal.

Padahal, lokasi stadion Tejosari cukup strategis dan jauh dari kawasan pemukiman padat sehingga ideal dijadikan sebagai pusat aktivitas fisik masyarakat.

"Sekarang ini, warga yang ingin olahraga terpaksa memanfaatkan ruang-ruang publik lain seperti Taman Merdeka, halaman masjid dan jalan protokol di sekitarnya. Tapi itu justru menimbulkan konflik ruang. Ini seharusnya bisa dicegah kalau Stadion Tejosari diperbaiki dan dibuka secara terbuka bagi masyarakat," kata Pindo Riski Saputra, pengamat Kebijakan Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Dharmawacana Metro, Kamis (12/6/2025).

Polemik mengenai pelari yang "menyerobot" hak pengguna jalan di kawasan sekitar Taman Merdeka dan Masjid Taqwa mencuat sejak beberapa hari lalu setelah beredarnya dokumentasi viral di media sosial.

Dalam foto tersebut, terlihat para pengendara yang melintas di jalan protokol sekitar taman terlihat terhambat oleh pelari yang lalu lalang hingga ketengah jalan, bahkan beberapa nyaris tertabrak oleh kendaraan.

Menurutnya, pegiat olahraga tidak memiliki pilihan tempat yang aman dan layak. Mereka merasa terpaksa memanfaatkan ruang publik karena minimnya sarana olahraga memadai di kota ini.

Situasi ini menggambarkan kurangnya perhatian Pemkot dari tahun ke tahun dalam menata infrastruktur olahraga secara adil dan inklusif.

"Ini bukan salah pelarinya semata. Ini kegagalan tata kota dan penyediaan fasilitas publik ditahun-tahun sebelumnya. Jogging bukan kejahatan, tapi jadi masalah ketika pemerintah tak menyediakan tempat yang layak," ucapnya.

Pengamat menyarankan Pemkot dapat melakukan revitalisasi total stadion Tejosari dengan standar yang memadai. Memiliki lintasan jogging yang ramah lingkungan, lapangan multifungsi, sistem pencahayaan yang memadai, serta area hijau yang bisa dinikmati seluruh kelompok usia.

Selain itu, Pindo juga berharap pengelolaan stadion nantinya tidak eksklusif atau dikomersialkan secara berlebihan yang justru mempersulit akses masyarakat umum.

"Kami harap stadion ini jadi milik rakyat, bukan tempat eksklusif yang hanya bisa dipakai kalau bayar mahal atau di-booking elite-elite olahraga. Masyarakat butuh ruang terbuka yang demokratis," ujarnya.

Desakan untuk memperbaiki Stadion Tejosari sejatinya bukan hanya soal sarana olahraga, tapi juga cermin dari persoalan tata kelola kota yang gagal mengantisipasi kebutuhan warga.

Ketika ruang publik dibiarkan rusak dan warga dipaksa berebut trotoar dan jalan serta taman hingga halaman masjid untuk olahraga, maka yang rusak bukan hanya stadion, tapi juga nalar perencanaan kota.

Kini bola ada di tangan Pemkot Metro. Akankah desakan publik ini menjadi momentum perubahan, ataukah hanya akan menjadi satu lagi catatan panjang tentang harapan yang tak kunjung terpenuhi. (*)