• Selasa, 17 Juni 2025

Pemkot Metro Bakal Bangun Lintasan Jogging Track di Samber Park

Senin, 16 Juni 2025 - 15.22 WIB
292

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana saat meninjau kawasan Samber Park. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Pemerintah Kota Metro tengah merancang sebuah langkah strategis untuk merespons tingginya animo masyarakat terhadap kegiatan olahraga di ruang terbuka Taman Merdeka.

Pemkot berencana memulai pembangunan lintasan jogging track di Samber Park. Pihaknya juga berupaya tidak hanya memfasilitasi minat warga, tetapi juga menata ulang ruang publik yang semakin padat dan tumpang tindih fungsinya.

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana menyampaikan bahwa rencana ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memecah konsentrasi aktivitas olahraga yang selama ini terpusat di Taman Merdeka.

Tak hanya itu, proyek tersebut juga sekaligus ditujukan untuk menertibkan pedagang kaki lima dan pelaku usaha permainan anak-anak yang selama ini memadati kawasan Samber Park.

"Kita mau memecah keramaian masyarakat yang senang berolahraga. Jadi kita akan mengusahakan pembangunan jogging track di Lapangan Samber, sekaligus merapikan para pedagang dan penjaja mainan yang selama ini menempati kawasan itu,” kata dia usai meninjau kawasan Samber Park, Senin (16/6/2025).

Menurutnya, penyusunan rencana pembangunan akan mulai dilakukan. Jika tidak ada kendala, lintasan jogging akan mulai dibangun pada tahun 2025, mengelilingi bagian tengah Samber Park, salah satu ruang publik yang memiliki posisi strategis di jantung Kota Metro.

"Kita targetkan 2025 bisa dimulai. Dengan ini, kita harapkan tidak hanya bisa menyebar keramaian, tapi juga menjadikan Samber sebagai ruang publik yang tertata, sehat, dan fungsional,” imbuhnya.

Langkah ini juga sejalan dengan arah pembangunan kota yang berbasis pada pendekatan ramah warga alias people-oriented city, di mana ruang terbuka publik bukan hanya sebagai tempat rekreasi, tetapi juga wahana interaksi sosial yang sehat dan produktif.

Rencana ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, termasuk komunitas pelari, pengunjung tetap Samber Park, serta pedagang yang selama ini menggantungkan penghidupan mereka di sekitar kawasan.

Pemerintah Kota Metro sadar betul bahwa ruang publik yang tak dikelola dengan baik berpotensi menimbulkan gesekan antar kepentingan. Penataan ulang kawasan Samber adalah respons atas kondisi itu. Ketika Taman Merdeka mulai kelebihan kapasitas, pemecahan arus kegiatan menjadi solusi berimbang.

“Ruang publik harus bisa mengakomodasi semua, dari anak-anak hingga lansia, dari pelari hingga pedagang. Jogging track ini hanya awal. Kita ingin Samber menjadi magnet baru yang sehat dan tertib,” pungkas Rafieq.

Beni Sanjaya, salah satu perwakilan pelaku UMKM di Samber Park menyambut baik gagasan tersebut. Ia menilai pembangunan fasilitas olahraga di Samber Park akan memberi dampak luas, termasuk bagi pertumbuhan ekonomi mikro.

“Kami sangat setuju. Karena Taman Merdeka sudah sangat padat, jadi sebagian aktivitas bisa dialihkan ke Samber agar merata. Harapannya ini bisa menarik lebih banyak pengunjung dan meningkatkan daya hidup kawasan,” ungkapnya.

Tak hanya jogging track, Beni bersama pedagang lain bahkan berharap agar pemerintah turut memperbaiki lapangan basket, arena skateboard, hingga membangun food court yang sehat di sekitar Samber Park.

“Kami para pedagang sangat mendukung rencana ini. Kalau bisa ditambah sarana olahraga lain dan fasilitas kuliner yang lebih tertata, tentu akan sangat berdampak bagi semua,” tambahnya.

Pembangunan jogging track di Samber Park bukan sekadar soal menyediakan lintasan untuk berlari. Ini adalah bagian dari upaya menyusun ulang ruang kota secara inklusif, di mana kesehatan, keteraturan, dan peluang ekonomi bisa tumbuh berdampingan.

Jika terealisasi dengan baik, pembangunan jogging track di Samber Park bisa menjadi preseden positif dalam pengelolaan ruang terbuka di kota-kota kecil menengah seperti Metro.

Bukan hanya karena fungsi olahraganya, tetapi karena keberaniannya dalam menata ulang pola mobilitas dan interaksi warga secara berkelanjutan.

Rencana ini juga membuktikan bahwa pembangunan tidak harus selalu bertumpu pada proyek besar bernilai miliaran. Dalam konteks kota seperti Metro, justru infrastruktur skala mikro yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat  itulah yang punya daya ubah paling nyata.

Jogging track mungkin terdengar sederhana. Tapi di tangan perencana kota yang visioner, ia bisa menjelma menjadi poros baru gerakan hidup sehat, kota ramah lingkungan, dan ruang sosial yang harmonis.

Kini, warga Metro menanti bukan sekadar lintasan lari yang dibangun, tetapi harapan bahwa Samber akan benar-benar menjadi ruang bersama yang layak, tertib, dan membanggakan. (*)