Ratusan Sekolah Tak Punya Toilet, MKKS: Mungkin Bukan Soal Ketiadaan, Tapi Perawatan

Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Lampung, Hendra Putra. Foto: Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Fasilitas sanitasi yang layak menjadi bagian penting dalam mendukung kesehatan dan kenyamanan lingkungan belajar di sekolah. Namun ironisnya, berdasarkan data terbaru, sebanyak 497 sekolah di Provinsi Lampung tercatat belum memiliki toilet khusus bagi siswa.
Data tersebut dirilis oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui laman resminya, Minggu (15/6/2025), dan mencakup seluruh jenjang pendidikan, mulai dari SD hingga SMA/MA dan SMK.
Menanggapi hal ini, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA se-Lampung, Hendra Putra, menilai kemungkinan permasalahan bukan terletak pada ketiadaan toilet, melainkan kondisi dan perawatannya yang kurang optimal.
“Karena data berasal dari Kemendikdasmen, itu mencakup semua jenjang, bukan hanya SMA. Sepengetahuan saya, seluruh SMA negeri di Lampung sudah memiliki toilet siswa,” kata Hendra yang juga Kepala SMA Negeri 14 Bandar Lampung, Senin (16/6/2025).
Menurut Hendra, jika ada laporan soal toilet di sekolah, biasanya berkaitan dengan kualitas bangunan yang kurang layak atau rusak, bukan tidak adanya fasilitas sama sekali.
“Bukan tidak ada toiletnya, mungkin kondisinya tidak terawat atau rusak. Ini bisa jadi bahan evaluasi bersama agar fasilitas yang sudah ada dirawat dan difungsikan dengan baik,” jelasnya.
Ia menambahkan, sekolah sebenarnya bisa memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk perbaikan ringan, termasuk pada fasilitas sanitasi. Namun, hal tersebut memerlukan perencanaan yang tepat dan pemantauan berkala dari pihak sekolah.
“Dana BOS bisa dipakai untuk perbaikan ringan. Tapi sekolah juga harus proaktif dalam merawat fasilitas yang ada,” lanjutnya.
Sementara itu, terkait kondisi sekolah swasta, Hendra mengaku belum memiliki informasi pasti. Ia menduga, jika pun ada kekurangan fasilitas, hal itu bisa disebabkan oleh keterbatasan dana operasional yang dimiliki sekolah swasta.
“Kalau swasta, saya belum tahu detailnya. Tapi bisa jadi ada kendala anggaran yang membuat pembangunan atau perawatan toilet belum optimal,” tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Kejati Tetapkan Subandi Bachri Tersangka Korupsi Proyek Gerbang Rumah Dinas Bupati Lamtim
Senin, 16 Juni 2025 -
Faishol Djausal dan Taufik Hidayat Kembalikan Berkas Pendaftaran Ketua Umum KONI Lampung
Senin, 16 Juni 2025 -
Lima Remaja Ditetapkan Tersangka Kasus Tawuran Bersenjata di Bandar Lampung
Senin, 16 Juni 2025 -
Program Magister Administrasi Pendidikan FKIP UNILA Kunjungi Komisi V DPRD Lampung Bahas Isu Pendidikan
Senin, 16 Juni 2025