• Senin, 23 Juni 2025

Baru 24 Ribu Siswa di Lamsel Terima Program MBG, Target 254.326 Siswa

Senin, 23 Juni 2025 - 14.58 WIB
26

Dokumentasi pelaksanaan program MBG di ASN 1 Way Urang, Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Baru 24.862 siswa di Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel) yang menerima Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Target 254.326 siswa

Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kalianda, Lampung Selatan, Reggy Pramudya mengungkapkan, hingga kini sudah beroperasi 65 SPPG yang tersebar di 11 Kabupaten dan 2 Kota di Provinsi Lampung.

"Khusus di Lampung Selatan, terdapat 8 SPPG yang melayani 159 sekolah dengan jumlah penerima manfaat mencapai 24.862 siswa," kata Reggy, saat dikonfirmasi, Senin (23/6/2025).

"Target program MBG di Lampung Selatan adalah 254.326 siswa, mencakup seluruh peserta didik mulai dari tingkat PAUD/TK hingga SMA/sederajat. Selain itu kelompok non peserta didik, yakni balita, ibu hamil dan ibu menyusui,” jelasnya.

Disinggung apakah program MBG tetap berjalan saat musim libur sekolah, Reggy mengatakan jika MBG akan tetap dilaksanakan jika pihak sekolah setuju untuk melanjutkan program selama libur.

Reggy juga menyebut bahwa pada awal pelaksanaan program MBG, sejumlah sekolah dan siswa memberikan masukan yang menjadi bahan evaluasi demi peningkatan kualitas layanan.

Beberapa hal yang disampaikan antara lain :

  • Varian menu dan selera lokal – Ada sekolah yang menyampaikan bahwa menu belum sepenuhnya sesuai dengan selera lokal. Namun masukan ini sangat positif karena membantu penyedia makanan menyesuaikan menu agar lebih disukai siswa, sekaligus tetap memenuhi standar gizi.
  • Waktu distribusi makanan – Beberapa siswa dan guru berharap makanan tiba lebih tepat waktu. Ini menjadi pendorong untuk memperbaiki manajemen logistik dan distribusi agar pelayanan semakin optimal.

Reggy juga menyampaikan bahwa pengawasan program MBG di wilayah tersebut dibantu oleh berbagai pihak lintas sektoral.

"Pengawasan dilakukan langsung oleh Kepala SPPG yang bertugas di masing-masing satuan, dengan dukungan dari seluruh pihak seperti TNI, Polri, pemerintah kabupaten, dan sebagainya,” ujar Reggy.

Reggy tidak menampik adanya sejumlah tantangan di lapangan selama pelaksanaan program MBG. Meski demikian, ia menegaskan bahwa secara umum pelaksanaan masih tergolong aman.

"Sejauh ini aman, meskipun ada beberapa tantangan yang harus kami hadapi,” lanjutnya.

Ia telah memetakan sejumlah tantangan serta sisi positif dari pelaksanaan program MBG sejauh ini.

1. Distribusi dan Logistik

Menyalurkan makanan bergizi ke seluruh pelosok daerah, terutama wilayah terpencil, menjadi tantangan besar. Namun, hal ini juga menjadi dorongan positif untuk memperbaiki infrastruktur distribusi, memperkuat rantai pasok lokal, dan memberdayakan UMKM setempat.

2. Standar Gizi dan Kualitas Makanan

Menjaga standar gizi dan kualitas makanan secara konsisten di berbagai wilayah memang tidak mudah. Namun tantangan ini justru mendorong peningkatan kapasitas tenaga gizi dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya pola makan sehat.

3. Koordinasi Lintas Sektor

Pelaksanaan program ini memerlukan kerja sama antara berbagai kementerian, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Tantangan ini menciptakan ruang kolaborasi yang kuat dan memperkuat sinergi antar sektor dalam pelayanan publik.

4. Pendataan dan Validasi Penerima Manfaat

Memastikan program tepat sasaran adalah proses kompleks. Namun, ini menjadi peluang untuk memperbaiki sistem data nasional, meningkatkan akurasi informasi, serta memperkuat transparansi dan akuntabilitas.

5. Pengawasan dan Evaluasi Program

Pengawasan terhadap pelaksanaan program secara merata di seluruh daerah juga menjadi tantangan tersendiri.

“Hal ini justru mempercepat pengembangan sistem monitoring berbasis teknologi, dan mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjaga kualitas layanan,” pungkas Reggy. (*)