• Rabu, 25 Juni 2025

Stok Darah PMI Kota Metro Terbatas, Permintaan Capai 2.146 Kantong per Bulan

Rabu, 25 Juni 2025 - 09.53 WIB
86

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana, saat melakukan donor darah di UTD PMI Kota Metro. Foto: Arby/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Metro mengungkap, produksi darah di UTD PMI Metro belum sepenuhnya mampu memenuhi permintaan darah yang terus meningkat setiap bulan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala UTD PMI Kota Metro, dr. Melly Kemdarsari mengatakan, selama tahun 2024, rata-rata jumlah darah yang masuk ke UTD PMI mencapai 1.622 kantong (kolf) per bulan.

Setelah diproses, jumlah tersebut dapat menghasilkan 1.982 kantong komponen darah, seperti Whole Blood (WB), Packed Red Cells (PRC), dan Trombocyte Concentrate (TC).

Namun demikian, jumlah tersebut masih belum sebanding dengan rata-rata permintaan darah yang mencapai 2.146 kantong per bulan. Artinya, terdapat kekurangan pasokan sekitar 164 kantong setiap bulannya.

"Distribusi darah dari total permintaan mencapai sekitar 90,6 persen, sementara 9,4 persen sisanya tidak dapat didistribusikan karena alasan medis, seperti ketidakcocokan golongan darah atau hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi standar distribusi,” kata dr. Melly, Rabu (25/6/2025).

Berdasarkan data ketersediaan, golongan darah O+ merupakan yang paling banyak tersedia di UTD PMI Metro. Sebaliknya, golongan darah A+ menjadi jenis yang paling sering mengalami kekosongan pada tahun ini.

UTD PMI Metro menetapkan standar stok minimal, yakni masing-masing golongan darah A, B, dan O harus tersedia minimal 50 kantong, sementara AB minimal 25 kantong. Jika berada di bawah angka tersebut, maka kondisi dianggap kritis.

"Kondisi stok darah biasanya sulit dipertahankan saat bulan puasa, hari raya keagamaan, musim liburan sekolah, dan saat cuaca ekstrem. Pada momen-momen itu, jumlah pendonor cenderung menurun,” terang dr. Melly.

UTD PMI Metro memiliki kapasitas penyimpanan darah maksimal sebanyak 500 kantong. Hingga saat ini, kapasitas tersebut belum pernah terlampaui maupun kosong secara ekstrem.

Dalam situasi mendesak akibat kekurangan stok, pihak UTD PMI Metro mengandalkan jaringan komunitas donor sukarela, menyebarkan informasi melalui media sosial, dan jika diperlukan, melakukan dropping darah dari UDD Pembina Provinsi Lampung.

"Permintaan darurat antarkota atau antarkabupaten juga kerap dilakukan untuk menutup kekurangan, terutama untuk komponen darah tertentu seperti Trombocyte Concentrate (TC). TC memiliki masa simpan hanya lima hari dan membutuhkan alat penyimpanan khusus. Proses pengolahannya juga terbatas karena tidak semua darah dapat diproses menjadi TC,” jelasnya.

Ia juga menerangkan bahwa berdasarkan data PMI, jumlah pendonor aktif di Kota Metro tergolong tinggi, dengan rata-rata 2.140 orang per bulan. Sebanyak 96,4 persen di antaranya adalah pendonor sukarela, sementara sisanya merupakan pendonor pengganti. Meski begitu, tren kehadiran pendonor tetap fluktuatif.

"Sebagai bentuk inovasi, UTD PMI Metro telah mengembangkan aplikasi Donorku, yang dapat membantu masyarakat memantau stok darah secara real-time, melihat riwayat donor, serta mengetahui jadwal dan lokasi mobil donor," ujarnya.

Dukungan dari Pemerintah Kota Metro disebut cukup signifikan. Salah satu contohnya adalah imbauan Wakil Wali Kota kepada ASN untuk mendonorkan darah selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2025. Imbauan ini berhasil meningkatkan donasi darah sebanyak 691 kantong atau naik 26,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Untuk menjawab tantangan ke depan, UTD PMI Metro menerapkan sistem proyeksi kebutuhan darah berdasarkan data historis permintaan selama 26 minggu sebelumnya.

"Strategi lain yang disiapkan meliputi peningkatan kinerja unit Pencari Pelestari Donor Darah Sukarela (P2D2S), memperluas komunitas donor, dan memperbanyak kegiatan edukasi kepada masyarakat," bebernya.

"Selain itu, koordinasi antara UTD PMI dan rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta, juga berjalan dengan baik dalam proses distribusi dan permintaan darah," pungkasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana, menegaskan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menjaga ketahanan stok darah.

Ia menyebut bahwa peran serta ASN dan masyarakat umum menjadi tulang punggung dalam situasi kritis, terutama saat libur panjang dan Ramadhan.

“Pemkot Metro berkomitmen terus mendukung program donor darah sukarela. Kami juga sudah terbukti, misalnya pada Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, ASN yang diimbau untuk donor berhasil menambah stok hingga hampir 700 kantong. Ini bukti bahwa gotong royong bisa menyelamatkan nyawa,” ujarnya.

Rafieq juga menyambut baik inisiatif digitalisasi melalui aplikasi Donorku. Menurutnya, langkah tersebut dapat menjembatani informasi antara kebutuhan darah dan partisipasi masyarakat.

“Dengan teknologi, transparansi dan kecepatan informasi bisa membantu masyarakat mengambil peran lebih aktif. Ke depan, kami mendorong UTD PMI Metro untuk menjalin sinergi lebih kuat dengan sekolah, kampus, instansi swasta, dan komunitas lokal dalam membentuk lumbung-lumbung donor darah sukarela," tandasnya.

Dengan tren peningkatan kebutuhan darah seiring bertambahnya populasi dan aktivitas layanan medis, UTD PMI Metro menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sistem pelayanan dan distribusi darah guna menjamin keselamatan pasien di Kota Metro dan daerah penyangga. (*)