Demi Keselamatan, Tur Gunung Anak Krakatau Ditiadakan Saat Festival Krakatau 2025

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan saat dimintai keterangan diruang kerjanya, Kamis (26/6/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung akan kembali menggelar Festival
Krakatau ke-34 Tahun 2025 yang akan berlangsung pada 1-6 Juli 2025 mendatang.
Sayangnya, tidak ada kegiatan trip atau
tour wisata ke Gunung Anak Krakatau yang sudah menjadi ikon dalam festival
tahunan ini dan juga menjadi daya tarik kunjungan wisatawan.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Provinsi Lampung, Bobby Irawan, mengatakan sejumlah agenda budaya dan
pariwisata tetap menjadi daya tarik utama, seperti Karnaval Budaya, Krakatau
Run, Malam Kemilau, serta Festival Kanian (kuliner).
"Festival Krakatau masuk kedalam
kalender event nasional pelaksanaan nya sudah ke 34 kali. Ada beberapa event
yang memang menjadi menu utama seperti karnaval budaya, krakatau run, malam
kemilau dan festival kanian," kata dia saat dimintai keterangan, Kamis
(26/6/2025).
Ia mengatakan jika tour langsung ke kawasan
Gunung Anak Krakatau tidak lagi menjadi bagian dari agenda Festival Krakatau,
seiring dengan status kawasan tersebut yang kini masuk dalam zona konservasi
ketat dan dinyatakan berbahaya pasca erupsi besar tahun 2019.
"Seiring perkembangan waktu untuk
mendatangi Gunung Krakatau semakin dibatasi karena selain daerah konservasi dan
sejak letusan di 2019 itu Krakatau menjadi kawasan yang memang dilarang untuk
di kunjungi," kata dia.
Oleh karena itu pihaknya menekankan bahwa
faktor keamanan dan keselamatan menjadi prioritas utama. Tour ke Krakatau bukan
lagi opsi realistis dalam festival tahunan ini, terlebih dengan adanya larangan
resmi kunjungan ke wilayah tersebut.
"Pertimbangan ini lah yang menjadikan
kita tidak lagi melaksanakan tour Krakatau dan akhirnya kita putuskan untuk
tidak melaksanakan karena prioritas utama kita adalah keamanan dan keselamatan
dari para peserta," tuturnya.
Sebagai pengganti, pihaknya tetap
menyediakan kegiatan wisata edukatif melalui kunjungan ke Pulau Sebesi.
Kunjungan ini dikhususkan bagi para pemenang lomba dari rangkaian Festival
Krakatau.
"Sebagai penggantinya pemenang lomba
story telling ini akan ke Sebesi, mereka bermalam dan esok harinya mereka
mendekati Gunung Anak Krakatau dengan jarak yang memang diperbolehkan,"
jelasnya.
Menurut Bobby meski banyak yang menyebut
tour Krakatau sangat diminati, pemerintah menilai belum ada indikator konkret
yang menunjukkan minat pasar yang tinggi.
Hingga kini, tidak ada agen perjalanan
wisata yang menawarkan paket tour Krakatau secara reguler. Hal ini berbeda
dengan destinasi lain seperti Pulau Pahawang, yang sudah berkembang pesat
secara komersial.
"Kalau memang diminati seharusnya
sudah ada tour yang komersil berangkat kesana dan tidak harus menunggu Festival
Krakatau yang setahun sekali," kata dia.
"Misal tour ke pahawang ini sudah
banyak di jual dan memang untuk peminatnya tinggi. Kalau katanya diminati tapi
sampai sekarang belum ada travel agent yang membuat paket tour Krakatau,"
sambungnya.
Ia mengatakan jika pada Festival Krakatau
tahun ini pihaknya menargetkan kunjungan hingga 30.000–35.000 pengunjung,
seperti capaian tahun lalu.
"Tahun lalu capaiannya bisa 30 ribu
hingga 35 ribu orang yang hadir. Tapi yang kita ingin lihat adalah multiplayer
dari event itu sendiri untuk kunjungan orang ke Lampung dalam setahun karena
ada dampaknya event itu dilaksanakan setelahnya," kata dia. (*)
Berita Lainnya
-
Festival Krakatau 2025 Tanpa Gunung Krakatau, Identitas yang Terkikis?, Oleh: Adi Susanto
Kamis, 26 Juni 2025 -
UBL dan SWUT Resmikan Ban Mo College, Jembatani Dunia Akademik dan Industri
Kamis, 26 Juni 2025 -
Terekam CCTV, Motor Karyawan Minimarket di Kemiling Digondol Maling
Kamis, 26 Juni 2025 -
MK Putuskan Pemilu Nasional dan Daerah Dipisah, Pemilihan DPRD Bareng Pilkada
Kamis, 26 Juni 2025