Serangan Buaya Kembali Terjadi di Tanggamus, Warga Desak Pemerintah Segera Ambil Tindakan

Mbah Wasim (80), salah seorang warga Kecamatan Semaka yang menjadi salah seorang korban serangan buaya Way Semaka. Foto: Sayuti/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus - Kesabaran warga di bantaran Sungai Way Semaka, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus, kian menipis. Mereka menuding pemerintah daerah dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) gagal merespons keluhan bertahun-tahun terkait ancaman buaya yang terus meneror.
Sudah banyak korban jatuh, dari luka-luka hingga meregang nyawa, namun buaya buas itu tak pernah berhasil ditangkap. Kini, seorang kakek kembali menjadi korban, dan amarah warga pun memuncak dan meminta pemerinta segera mengambil tindakan mengatasi buaya tersebut.
Langit mendung menyelimuti Pekon Sripurnomo siang itu. Aliran Way Semaka yang tenang berubah menjadi arena kematian. Wasim, pria sepuh berusia 80 tahun, tewas mengenaskan usai diterkam buaya saat mandi di sungai yang mengalir tak jauh dari pekarangan rumahnya, Senin (30/6/2025).
Sebelum kejadian, Mbah Wasim membersihkan rumput di belakang rumahnya. Setelah selesai, ia turun ke sungai, mungkin untuk sekadar menyegarkan tubuh. Namun siapa sangka, momen biasa itu justru menjadi perjumpaan terakhirnya dengan alam. Seekor buaya menyergap dengan kejam dan menyeret tubuhnya ke tengah arus.
Peristiwa nahas itu pertama kali diketahui oleh Yusroni, warga yang curiga melihat pakaian korban tertinggal dan buaya muncul dengan gerakan mencurigakan.
Warga lain segera berdatangan dan melempari buaya dengan batu. Sekitar pukul 13.00 WIB, tubuh korban berhasil dievakuasi. Namun, nyawa Mbah Wasim telah tiada.
Baca juga : Lansia di Tanggamus Tewas Diterkam Buaya Saat Buang Air di Sungai Way Semaka
Hasil visum dari Puskesmas Sudimoro mengungkap luka-luka parah di tubuh korban, terutama pada bagian bokong, punggung, dan bahu. Luka terbuka dengan tepi tak beraturan dan panjang hingga 10 sentimeter menandakan keganasan predator tersebut.
Warga menyambut duka ini dengan amarah yang tertahan. Mereka merasa peringatan dan keluhan selama ini hanya dianggap angin lalu.
"Sudah ada korban-korban sebelumnya, tapi tidak ada langkah nyata. Buaya dibiarkan berkeliaran, kami seperti dibiarkan bertaruh nyawa setiap hari," ujar Prayogo, warga setempat.
Pemerintah Pekon Sripurnomo pun akhirnya angkat bicara. Menyusul tragedi ini, mereka mengeluarkan imbauan tegas kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak beraktivitas di sepanjang aliran Way Semaka.
“Ini bukan kejadian pertama. Kami sudah pasang beberapa spanduk imbauan agar warga tidak mandi, mencuci, atau mendekati sungai, terutama di titik-titik yang kerap dilaporkan sebagai habitat buaya,” tegas Suyitno, aparatur Pekon Sripurnomo.
Ia menambahkan bahwa kesadaran masyarakat dalam mematuhi peringatan adalah kunci keselamatan. Pemerintah pekon juga akan terus berkoordinasi dengan aparat keamanan dan instansi terkait untuk langkah pencegahan lanjutan.
Meski demikian, bagi warga, upaya yang ada belum cukup. Mereka mendesak penanganan nyata dan langsung di lapangan, termasuk penangkapan atau relokasi buaya.
Kapolsek Semaka, AKP Sutarto, mengaku pihaknya telah sering memberikan imbauan serupa. Namun, ia juga memahami keresahan warga.
“Kami minta warga lebih waspada dan jangan melakukan aktivitas sembarangan di sekitar sungai. Tapi tentu kami harap ada tindak lanjut yang lebih konkret dari instansi terkait,” katanya.
Way Semaka kini menyimpan lebih dari sekadar air kehidupan. Ia menyimpan ketakutan, trauma, dan tanda tanya besar: sampai kapan nyawa terus jadi korban tanpa kepastian perlindungan? Sungai yang mestinya menghidupi, justru kini menjadi pembunuh yang mengendap dalam diam.
Dan selagi predator itu belum ditangkap, bayang-bayang maut akan terus mengintai, menghantui setiap langkah warga yang tinggal di sepanjang tepian Way Semaka. (*)
Berita Lainnya
-
Lansia di Tanggamus Tewas Diterkam Buaya Saat Buang Air di Sungai Way Semaka
Senin, 30 Juni 2025 -
Satu Jemaah Haji Asal Tanggamus Wafat di Madinah, 386 Jemaah Pulang ke Tanah Air
Senin, 30 Juni 2025 -
Letkol Inf Dwi Djunaidi Mulyono Jabat Dandim 0424/Tanggamus yang Baru
Senin, 30 Juni 2025 -
Melihat Tradisi Lestari di Tengah Ancaman Krisis Air di Tanggamus
Sabtu, 28 Juni 2025