Harga LPG 3 Kg Melonjak di Lampung Barat, Tembus Rp 40 Ribu di Belalau

Harga LPG 3 Kg Melonjak di Lampung Barat, Tembus Rp 40 Ribu di Belalau. Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Persoalan distribusi gas LPG di Kabupaten Lampung Barat kembali menjadi sorotan. Selain stok terbatas, sejumlah warga mengeluhkan tingginya harga LPG bersubsidi 3 kilogram yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir.
Harga LPG di tingkat pangkalan dan pengecer mengalami lonjakan signifikan, bahkan jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Kondisi ini dianggap memberatkan, terutama bagi warga kurang mampu.
Di Kecamatan Batu Brak, harga LPG 3 Kg di sejumlah pangkalan dilaporkan mencapai Rp30 ribu per tabung. Padahal, sesuai regulasi HET LPG 3 Kg seharusnya berada di kisaran Rp20 ribu hingga Rp22 ribu per tabung.
Seorang warga Batu Brak yang enggan disebutkan namanya menyampaikan keresahannya. Ia mengatakan, warga tidak memiliki pilihan selain membeli gas dengan harga tinggi karena kebutuhan memasak yang tidak bisa ditunda.
“Harga di salah satu pangkalan di Pekon Balak, Kecamatan Batu Brak, sudah sampai Rp30 ribu. Dulu masih Rp22 ribu, lalu naik perlahan. Tapi sekarang melonjak drastis. Kami bingung kenapa bisa semahal ini, sementara stok juga sering kosong,” ujarnya, Rabu (9/7/2025).
Baca juga : Kuota LPG 3 Kg Hanya Cukup Hingga November, Pemkab Lambar Usulkan Penambahan
Ia menambahkan bahwa tidak ada sosialisasi dari pemerintah terkait perubahan harga maupun kelangkaan distribusi. Warga menduga kenaikan harga dilakukan sepihak oleh pihak pangkalan.
"Kami berharap ada tindakan dari pemerintah. Jangan sampai subsidi gas yang seharusnya untuk rakyat kecil justru dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mencari keuntungan pribadi,” tambahnya.
Kondisi yang lebih parah terjadi di Kecamatan Belalau. Seorang ibu rumah tangga bernama Asih mengungkapkan bahwa harga LPG 3 kg di tingkat pengecer mencapai Rp40 ribu per tabung.
"Di warung dekat rumah saya, tadi pagi saya beli satu tabung seharga Rp40 ribu. Itu pun harus antre. Kadang kalau sore sudah habis. Kami jadi panik karena kebutuhan masak sehari-hari tidak bisa ditunda,” kata Asih saat dihubungi Kupas Tuntas via WhatsApp.
Menurutnya, harga yang sangat tinggi ini sangat memberatkan warga, khususnya keluarga berpenghasilan rendah yang bergantung pada pekerjaan serabutan.
"Kalau satu tabung Rp40 ribu dan kami butuh dua minggu sekali, itu sudah sangat terasa. Kami ingin ada pengawasan dari dinas terkait. Kenapa harga bisa setinggi itu? Apakah gas subsidi benar-benar sampai ke masyarakat miskin atau justru diselewengkan?” tegasnya.
Pemerintah diharapkan segera melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lapangan dan memastikan bahwa distribusi LPG berjalan sesuai ketentuan. Pasalnya, LPG 3 kg merupakan barang bersubsidi yang disediakan khusus untuk rumah tangga miskin dan pelaku usaha mikro.
Jika kondisi ini terus dibiarkan tanpa penanganan, dikhawatirkan akan memicu keresahan sosial dan memperberat beban ekonomi masyarakat, terutama di tengah pemulihan pasca pandemi dan kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. (*)
Berita Lainnya
-
Pasar Tematik Lumbok Seminung Belum Punya Pengelola Tetap, Baru Setor 5 Juta ke Pemda
Rabu, 09 Juli 2025 -
Kelangkaan Gas LPG dan Jalan Panjang Menuju Distribusi Yang Adil, Oleh: Echa Wahyudi
Rabu, 09 Juli 2025 -
Dipaksa Restorative Justice, Korban Penipuan Kopi di Lampung Barat Ajukan Praperadilan ke PN Tanjungkarang
Selasa, 08 Juli 2025 -
Pengurus Korpri Lampung Barat 2025–2030 Resmi Dilantik, Ini Daftar Namanya
Selasa, 08 Juli 2025