• Sabtu, 12 Juli 2025

188 Ribu Anak di Lampung Berpotensi Jadi Penerima Program Sekolah Rakyat

Jumat, 11 Juli 2025 - 17.37 WIB
20

Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi, saat menjadi narasumber dalam Kupas Podcast yang dipandu CEO Kupas Tuntas Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, Jumat (11/7/2025). Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Sosial Provinsi Lampung mencatat sebanyak 188 ribu anak di wilayahnya berpotensi menjadi penerima manfaat program Sekolah Rakyat untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga miskin yang masuk dalam kategori desil 1 dan 2 berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DT-SEN).

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi, saat menjadi narasumber dalam Kupas Podcast yang dipandu CEO Kupas Tuntas Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, Jumat (11/7/2025).

"Jumlah anak dari keluarga miskin ekstrem dan miskin di Lampung yang tercatat dalam DT-SEN mencapai 188 ribu orang. Mereka semua berpotensi menjadi siswa Sekolah Rakyat," jelas Aswarodi.

Meski sebagian besar dari mereka saat ini telah bersekolah, Aswarodi menekankan bahwa kehadiran Sekolah Rakyat memberikan pilihan baru bagi keluarga tidak mampu, terutama karena bersifat gratis dan berasrama. Ia juga menyoroti kebijakan Gubernur Lampung yang telah menghapuskan iuran komite untuk jenjang SMA, yang semakin membuka akses pendidikan bagi anak-anak dari kalangan bawah.

“Dengan kebijakan baru dari Pak Gubernur yang membebaskan biaya komite, kini anak-anak dari keluarga kurang mampu memiliki peluang yang jauh lebih besar untuk mengakses pendidikan tanpa beban biaya tambahan,” lanjutnya.

Untuk mendukung implementasi Sekolah Rakyat, Kementerian Pendidikan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) telah merekrut 17 guru profesional dari lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Proses seleksi tenaga pengajar ini disebut cukup ketat. Salah satu syarat utama adalah kesediaan untuk tinggal di lingkungan asrama bersama siswa, karena konsep Sekolah Rakyat mengharuskan seluruh unsur pendidik dan tenaga kependidikan menetap di asrama.

"Semua guru dan tenaga kependidikan tinggal bersama siswa di asrama. Ini yang membedakan Sekolah Rakyat dari sekolah pada umumnya," ujar Aswarodi.

Ia juga menuturkan bahwa proses seleksi kepala sekolah telah dilakukan secara terbuka. Dari 12 peserta yang mendaftar, yang terpilih adalah seorang guru Bahasa Inggris dari SMA Negeri 1 Palas, Lampung Selatan, meski masih berpangkat golongan III/C.

"Yang terpilih justru seorang guru Bahasa Inggris dari SMA Negeri 1 Palas. Meskipun golongannya masih rendah, dia memiliki keunggulan dalam penguasaan bahasa Inggris yang sangat baik," jelasnya.

Program Sekolah Rakyat menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam memastikan anak-anak dari keluarga miskin tidak hanya mengenyam pendidikan, tetapi juga mendapat pendampingan dan pembinaan karakter secara menyeluruh di lingkungan berasrama. (*)