Dinsos Lampung Tegaskan Masuk Sekolah Rakyat Gratis Tanpa Pungutan Biaya

Kepala Dinas Sosial Provinsi Lampung, Aswarodi, saat menjadi narasumber dalam Kupas Podcast yang dipandu CEO Kupas Tuntas Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, pada Jumat (11/7/2025). Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kepala Dinas Sosial Provinsi
Lampung, Aswarodi, menegaskan bahwa Sekolah
Rakyat akan beroperasi secara gratis tanpa pungutan biaya apa pun, dengan
konsep sekolah berasrama (boarding school)
yang dirancang khusus untuk anak-anak dari keluarga miskin.
Pernyataan ini disampaikan Aswarodi saat menjadi
narasumber dalam Kupas Podcast yang
dipandu CEO Kupas Tuntas Grup, Dr. Donald Harris Sihotang, pada Jumat
(11/7/2025). Ia menyampaikan bahwa seluruh unsur pendukung sekolah, mulai dari
tenaga pengajar hingga fasilitas, telah disiapkan secara menyeluruh.
Aswarodi menjelaskan bahwa program ini menyasar
siswa dari keluarga tidak mampu yang masuk dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi
Nasional (DT-SEN), dengan prioritas pada kelompok desil 1 dan 2, yang merupakan
kategori masyarakat miskin dan miskin ekstrem.
"Kriteria siswa adalah mereka yang berasal
dari keluarga miskin sesuai dengan DT-SEN, dengan prioritas desil 1 dan 2.
Untuk memastikan data valid, kami melakukan kunjungan langsung ke rumah dan
asesmen lapangan," ujarnya.
Selain kriteria ekonomi, calon siswa juga
diwajibkan mengikuti pemeriksaan kesehatan yang dijadwalkan pada 14 Juli 2025.
"Kami ingin memastikan bahwa anak-anak yang masuk dalam kondisi sehat.
Kalau ada yang sakit, akan kami obati terlebih dahulu agar mereka bisa
mengikuti kegiatan belajar dengan baik," tambahnya.
Aswarodi menekankan bahwa Sekolah Rakyat
berbeda dengan sekolah konvensional. Seluruh elemen pendukung pendidikan—kepala
sekolah, guru, hingga tenaga kependidikan lainnya—akan tinggal di asrama
bersama para siswa.
"Saat ini kepala sekolah sudah
ditetapkan, mengikuti retreat, dan telah
berada di lokasi sementara di BPSDM. Sebanyak 17 guru yang direkrut melalui
program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dan telah diangkat sebagai P3K juga sudah
siap bertugas," jelasnya.
Selain tenaga pengajar, berbagai posisi
lainnya seperti wali asuh, bendahara, tenaga administrasi, juru masak, petugas
kebersihan, hingga penjaga malam telah disiapkan.
Namun, ada tantangan yang muncul dari orang
tua siswa terkait sistem asrama penuh. Aswarodi menegaskan bahwa siswa tidak
diperbolehkan keluar masuk asrama secara sembarangan.
"Ini bukan sekolah biasa. Siswa hanya
boleh keluar dalam momen tertentu seperti hari raya atau liburan akhir tahun,
dan itu pun sesuai dengan kebijakan sekolah," tegasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa penerimaan siswa
harus sesuai dengan domisili pengusul. Jika pengusul berasal dari provinsi,
maka siswa harus berdomisili di wilayah Provinsi Lampung. Jika dari
kabupaten/kota, maka siswa juga harus berasal dari wilayah tersebut.
"Semua kabupaten/kota sudah mengusulkan lokasi Sekolah Rakyat. Awalnya Pringsewu belum mengusulkan karena keterbatasan lahan, tapi sekarang mereka sudah menyampaikan usulan lokasi," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Dinsos Lampung Hadirkan Layanan Sosial Lengkap: Rumah Singgah, Alat Bantu Disabilitas, dan Bantuan Ekonomi
Jumat, 11 Juli 2025 -
188 Ribu Anak di Lampung Berpotensi Jadi Penerima Program Sekolah Rakyat
Jumat, 11 Juli 2025 -
Aswarodi: Lampung Jadi Salah Satu Lokasi Program Sekolah Rakyat, Dimulai Akhir Juli 2025
Jumat, 11 Juli 2025 -
Asroni Paslah Dorong Legalitas Sekolah Siger Harus Segera Tuntas
Jumat, 11 Juli 2025