• Rabu, 16 Juli 2025

Gabah Tembus Rp7.000 di Metro, Dinas Ketahanan Pangan Ingatkan Ancaman Inflasi Beras

Rabu, 16 Juli 2025 - 10.54 WIB
108

Petani di Tejosari dan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur saat panen raya. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Harga Gabah Kering Panen (GKP) di Kota Metro mengalami kenaikan signifikan. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, harga GKP di musim panen II 2025 mencapai Rp7.000 per kilogram di tingkat pabrik.

Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno menyampaikan bahwa harga tersebut terpantau di wilayah panen seperti Tejosari dan Iringmulyo, Kecamatan Metro Timur. Kenaikan harga ini terjadi bersamaan dengan dimulainya panen raya di musim tanam pertama tahun ini.

“Panen di Tejosari dan Iringmulyo, Metro Timur, harga GKP sudah mencapai Rp7.000 per kilogram di tingkat pabrik,” ujar Heri saat di wawancara Kupastuntas.co, Rabu (16/7/2025).

Ia menjelaskan, luas tanam pada musim tanam II ini mencapai 650 hektare, dengan prediksi panen akan berlangsung hingga 15 Agustus 2025. Dari total lahan tersebut, saat ini sekitar 5 hektare sudah memasuki masa panen dan hasil rata-rata mencapai 6 ton gabah per hektare.

Menurut Heri, hasil panen tahun ini terbilang cukup baik. Beberapa faktor pendukung keberhasilan panen antara lain adalah ketersediaan irigasi yang stabil, penyaluran pupuk bersubsidi serta pendampingan teknologi pertanian yang dilakukan secara rutin oleh petugas penyuluh.

Namun demikian, DKP3 mengingatkan adanya potensi inflasi harga beras, mengingat tren harga gabah yang tinggi dapat berpengaruh terhadap harga jual beras di pasaran.

"Kami telah melakukan pendampingan rutin ke petani, sesuai arahan pak Wali dan Wakil sehingga produksi panen saat ini baik. Dengan harga gabah yang cukup tinggi, kita perlu mengantisipasi kemungkinan inflasi beras,” ujarnya.

Sebagai langkah antisipasi, DKP3 mengimbau petani untuk tidak menjual seluruh hasil panennya. Heri meminta agar sebagian gabah disimpan sebagai stok cadangan pangan keluarga, terutama untuk menghadapi musim paceklik atau saat terjadi gejolak harga.

“Kami berharap masyarakat, terutama petani, dapat menyisihkan sebagian hasil panennya. Ini penting untuk mengendalikan ketersediaan pangan saat musim panen berakhir,” tegasnya.

DKP3 juga akan memperkuat program-program seperti pemantauan harga secara berkala, fasilitasi penyerapan hasil panen oleh lembaga resmi, serta edukasi kepada kelompok tani tentang pentingnya manajemen cadangan pangan.

Pemerintah Kota Metro melalui DKP3 juga terus melakukan koordinasi lintas sektor guna menjaga stabilitas harga pangan, terutama beras di tingkat konsumen. Selain itu, distribusi beras dari petani ke pasar akan dipantau untuk memastikan kelancaran rantai pasok.

Musim panen yang sedang berlangsung di Kota Metro diprediksi akan terus memberi dampak positif terhadap produksi pangan daerah. Namun demikian, keseimbangan antara produksi, harga, dan ketersediaan stok tetap menjadi fokus perhatian dinas terkait agar ketahanan pangan tetap terjaga. (*)