WTP Tanggamus, Antara Angka yang Rapi dan Harapan Rakyat yang Masih Berdebu, Oleh: Sayuti Rusdi

Sayuti Rusdi Wartawan Kupas Tuntas di Tanggamus. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Tanggamus - Sudah lebih dari sebulan sejak Pemerintah
Kabupaten Tanggamus menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan
Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) atas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD) tahun anggaran 2024. Seremoni penyerahan laporan itu berlangsung
di Kantor BPK RI Perwakilan Lampung pada 26 Mei 2025. Namun gema dan tanggung
jawabnya seharusnya masih hidup dan berdetak kuat hingga hari ini.
Apalagi, opini WTP ini menjadi salah satu tonggak awal dari 100 hari kerja
pasangan kepala daerah baru, Mohammad Saleh Asnawi dan Agus Suranto.
Maka sangat tepat bila saat ini kita menoleh sejenak ke belakang, bukan
untuk bernostalgia, melainkan untuk menakar, apa arti capaian WTP ini bagi
rakyat Tanggamus? Dan lebih penting lagi, apa yang harus dilakukan setelahnya?
WTP adalah pengakuan bahwa laporan keuangan daerah telah disusun sesuai
standar akuntansi pemerintahan. Dokumen-dokumen keuangan dianggap sah, rapi,
dan memenuhi prinsip transparansi administratif.
Tapi dalam realitas publik, tata kelola keuangan tidak hanya soal benar
secara prosedural, melainkan juga harus bermanfaat secara substansial.
Apakah capaian ini berarti pembangunan berjalan optimal? Apakah warga di
pelosok sudah menikmati jalan yang layak, irigasi, listrik, pendidikan, dan
layanan kesehatan yang memadai? Itulah pertanyaan mendasar yang tidak bisa
dijawab oleh laporan keuangan, tetapi oleh pengalaman sehari-hari masyarakat.
Tanggamus sempat terpeleset dengan opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP)
selama dua tahun berturut-turut. Ini menjadi sinyal bahwa sebelumnya ada
persoalan serius dalam pengelolaan keuangan daerah, mulai dari aset yang tidak
tertib, belanja jasa konsultasi yang tidak proporsional, hingga dokumentasi
yang tidak lengkap.
Maka kembalinya opini WTP bukan semata peristiwa administratif, tetapi
titik balik moral yang perlu dijaga dan dirawat. Jangan sampai WTP hanya
menjadi “kado politik” untuk meneguhkan popularitas, tetapi tidak diiringi
dengan konsistensi pada perubahan nyata.
Dalam pernyataannya, Bupati Mohammad Saleh Asnawi menyebut bahwa opini WTP
adalah buah dari budaya “Kerja Jalan Lurus.” Sebuah pesan penting bahwa
pemerintahan yang bersih bukanlah pilihan, tapi keharusan.
Namun bersih belum cukup. Pemerintahan harus berani melangkah lebih jauh,
menjadi berdampak. Karena rakyat tidak hanya menunggu laporan yang rapi, tapi
ingin merasakan kehadiran negara di dapur mereka, di ladang mereka, dan di
ruang kelas anak-anak mereka.
Setiap rupiah anggaran harus dipastikan membawa perubahan, menurunkan
stunting, mempercepat konektivitas Pekon (desa), memberdayakan UMKM, dan
menciptakan lapangan kerja yang nyata.
Pengelolaan keuangan yang baik bukan hanya tanggung jawab bupati atau
BPKAD. DPRD harus menjalankan fungsi pengawasan secara serius, tidak hanya
menyetujui APBD tapi juga mengawalnya hingga tuntas.
Sementara masyarakat sipil, media, akademisi, hingga tokoh adat dan agama,
tokoh pemuda dan perempuan harus diberi ruang berpartisipasi dalam setiap fase
perencanaan dan evaluasi anggaran.
Ke depan, Pemkab Tanggamus bisa mengambil langkah-langkah nyata, membuka dashboard realisasi anggaran secara
daring, mengaktifkan kanal pengaduan publik, serta merutinkan audit internal
dan forum diskusi terbuka. Dengan begitu, WTP tidak hanya berhenti di atas
kertas, tapi benar-benar menyentuh nadi kehidupan masyarakat.
WTP ini bukan akhir cerita, melainkan permulaan dari tanggung jawab yang
lebih besar. Jalan masih panjang, dan tantangan akan semakin kompleks.
Tapi dengan semangat transparansi, kerja keras lintas sektor, dan kemauan
politik yang jujur, Tanggamus bisa menjadikan capaian ini sebagai fondasi
perubahan yang kokoh.
Pada akhirnya, rakyat tak butuh laporan penuh angka dan istilah teknis.
Mereka hanya ingin satu hal yaitu bahwa pemerintah bekerja, dan hasilnya bisa
mereka rasakan.
Ketika itu tercapai, maka WTP bukan hanya kemenangan birokrasi, melainkan
kemenangan seluruh warga Tanggamus. Tabik Pun...! (*)
Berita Lainnya
-
Polisi Autopsi Mayat Tanpa Kepala di Pantai Cukuh Pandan Tanggamus
Rabu, 16 Juli 2025 -
Geger! Mayat Tanpa Kepala Ditemukan di Pantai Cukupandan Tanggamus
Selasa, 15 Juli 2025 -
Nama Mantan Wabup Tanggamus A.M. Syafi’i Terseret dalam Sidang Korupsi Proyek BPRS
Selasa, 15 Juli 2025 -
Dua Siswi SMA di Tanggamus Terseret Kasus Pencurian Emas Senilai Ratusan Juta
Selasa, 15 Juli 2025