• Jumat, 18 Juli 2025

Investasi Masuk Lampung 3,3 Triliun dari Target 10,7 Triliun

Jumat, 18 Juli 2025 - 08.18 WIB
18

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung, Intizam. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Realisasi investasi di Provinsi Lampung tahun 2025 baru sebesar Rp3,3 triliun, dari target yang ditetapkan Rp10,7 triliun. Investasi dari penanaman modal asing sebesar Rp651,6 miliar dan penanaman modal dalam negeri Rp2,6 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Lampung, Intizam, mengatakan untuk realisasi investasi dari penanaman modal asing (PMA) pada triwulan I tahun 2025 sebesar Rp651,6 miliar.

Investasi PMA ini berasal dari 389 proyek yang dilaksanakan di Lampung dan telah dipekerjakan sebanyak 404 orang tenaga kerja Indonesia (TKI) dan lima orang tenaga kerja asing (TKA).

"Realisasi penanaman modal asing berdasarkan sektor di triwulan I 2025 terbanyak berasal dari sektor industri makanan dengan nilai investasi mencapai Rp231 miliar, dengan penyerapan tenaga kerja lokal sebanyak 154 orang dari pelaksanaan 72 proyek," kata Intizam, pada Kamis (17/7/2025).

Ia menjelaskan, untuk realisasi investasi di sektor transportasi, gudang, serta telekomunikasi sebesar Rp136 miliar dengan 31 proyek dan menyerap 33 tenaga kerja lokal.

Kemudian sektor tanaman pangan, perkebunan dan peternakan dengan nilai investasi Rp128 miliar dengan 32 proyek.

Intizam menerangkan, realisasi investasi penanaman modal asing tertinggi berdasarkan wilayah  ada di Kabupaten Lampung Tengah senilai Rp298 miliar dengan 46 proyek dan menyerap tenaga kerja Indonesia 33 orang dan tenaga kerja asing 3 orang.

Peringkat kedua ada di Kota Bandar Lampung sebesar Rp163 miliar dengan jumlah proyek 63 dan menyerap tenaga kerja lokal 50 orang.

Kemudian, realisasi investasi PMA di daerah lainnya meliputi di Kabupaten Lampung Barat senilai p9 juta, Lampung Selatan Rp44 miliar, Lampung Timur Rp66 miliar, dan Lampung Utara Rp1 miliar.

Lalu, realisasi PMA di Kabupaten Mesuji Rp2,4 miliar, Pesawaran Rp49 juta, Pesisir Barat Rp16 miliar, Pringsewu Rp250 juta, Tanggamus Rp29 miliar, Tulang Bawang Rp13 miliar, Way Kanan Rp15 miliar, dan Kota Metro Rp2 juta.

Ia melanjutkan, realisasi investasi PMA berdasarkan negara penanam modal tertinggi berasal dari Singapura sebesar Rp355 miliar, Malaysia Rp155 miliar, Jepang Rp64 miliar, dan Australia Rp40 miliar.

Sedangkan untuk realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Lampung pada triwulan I 2025 mencapai Rp2,6 triliun.

"Target realisasi investasi Lampung tahun ini adalah Rp10,7 triliun dan ini terbagi dalam penanaman modal asing serta penanaman modal dalam negeri. Yang pada triwulan I ini keduanya terealisasi total sebesar Rp3,3 triliun," ujar Intizam.

Ia mengatakan, untuk realisasi investasi dari penanaman modal dalam negeri ada sebesar Rp2,6 triliun.

"Bila dilihat berdasarkan sektor, maka realisasi investasi dari penanaman modal dalam negeri terbesar berasal dari sektor industri makanan dengan jumlah Rp562 miliar, kemudian pertambangan Rp492 miliar," katanya.

Disusul sektor perdagangan dan reparasi realisasinya sebesar Rp483 miliar, dan sektor listrik, gas dan air mencapai Rp366 miliar.

"Dari realisasi investasi penanaman modal dalam negeri tersebut telah ada 4.131 proyek yang berjalan, serta penyerapan tenaga kerja dalam negeri mencapai 4.285 orang," paparnya.

Ia menjelaskan, berdasarkan wilayah investasi untuk penanaman modal dalam negeri terbesar ada di Bandar Lampung sebesar Rp560 miliar, disusul Kabupaten Tanggamus Rp504 miliar, Tulang Bawang Rp352 miliar, dan Lampung Barat Rp310 miliar.

Selanjutnya di Kabupaten Lampung Selatan berjumlah Rp215 miliar, Lampung Tengah Rp210 miliar, dan Lampung Timur Rp22 miliar.

Kemudian, Kabupaten Lampung Utara Rp65 miliar, Mesuji Rp153 miliar, Pesawaran Rp35 miliar, Pesisir Barat berjumlah Rp18 miliar, Tulang Bawang Barat Rp59 miliar, dan Metro mencapai Rp4 miliar.

Intizam mengatakan, pihaknya terus mendorong peningkatan investasi di Lampung dengan berbagai langkah strategis. Salah satunya, aktif melakukan promosi investasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

"Promosi investasi dilakukan secara aktif melalui partisipasi dalam forum-forum strategis, baik nasional maupun internasional. Ini menjadi langkah yang penting untuk membuka peluang kerjasama dan juga menarik minat investor ke Provinsi Lampung," ujarnya.

Selain itu, melakukan penyederhanaan proses perizinan melalui sistem digital, termasuk layanan berbasis Online Single Submission (OSS).

"Kami memastikan seluruh perizinan dapat diakses dan diproses dengan mudah dan cepat melalui sistem digital yang terintegrasi," paparnya.

Intizam melanjutkan, Pemprov Lampung juga memberikan sejumlah insentif bagi investor, termasuk fasilitasi penyediaan lahan dan dukungan kemitraan antara investor besar dengan pelaku UMKM lokal.

"Kemitraan ini penting agar pertumbuhan investasi juga berdampak langsung pada penguatan ekonomi masyarakat," jelasnya.

Pemanfaatan teknologi digital juga menjadi fokus utama dalam strategi promosi. Melalui media sosial, website resmi DPMPTSP, dan platform digital seperti Forum Investasi Lampung (FOILA) informasi tentang peluang dan keunggulan investasi di Lampung disampaikan secara luas dan transparan.

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor terus diperkuat. DPMPTSP Lampung bersinergi dengan berbagai pihak, antara lain Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Lampung, Kementerian Investasi/BKPM, serta pemerintah kabupaten/kota di seluruh Lampung.

"Sebagai dasar kebijakan dan acuan bagi calon investor, DPMPTSP juga menyusun data dan profil investasi secara komprehensif," pungkasnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Jumat 18 Juli 2025 dengan judul “Investasi Masuk Lampung 3,3 Triliun dari Target 10,7 Triliun