Aditya Gumantan Resmi Sandang Gelar Doktor, Kiprah Sang Dosen Pendidikan Olahraga yang Konsisten Mengabdi Lewat Ilmu

Aditya Gumantan, dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Teknokrat Indonesia, telah menyelesaikan ujian terbuka promosi doktor di Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sebuah capaian monumental diraih oleh Aditya Gumantan, dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Teknokrat Indonesia, yang telah menyelesaikan ujian terbuka promosi doktor di Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada Kamis, 23 Juli 2025. Sidang terbuka yang digelar secara akademis dan khidmat ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan ilmiahnya yang telah ia rintis selama bertahun-tahun.
Dalam sidang tersebut, Aditya mempertahankan disertasi berjudul "Pengaruh Model Permainan tradisional untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar anak usia 6-8 tahun Tahun". Disertasi ini merupakan hasil dari riset lapangan yang dilakukan secara komprehensif di sejumlah sekolah dasar, yang menunjukkan urgensi pentingnya pendekatan pembelajaran aktif dan menyenangkan bagi siswa di usia emas pertumbuhan motorik.
Ujian terbuka ini dipimpin langsung oleh tim promotor yang terdiri dari guru besar dan pakar pendidikan olahraga dari UNJ. Kehadiran para penguji yang berasal dari berbagai institusi akademik menambah bobot ilmiah dari sidang tersebut. Hadir pula dosen pembimbing, kolega, mahasiswa, serta perwakilan dari Universitas Teknokrat Indonesia, tempat Aditya selama ini mengabdi.
Dalam pemaparannya, Aditya menjelaskan bahwa gerak dasar seperti berlari, melompat, melempar, dan menangkap merupakan fondasi penting bagi tumbuh kembang anak. Sayangnya, pelajaran PJOK di tingkat sekolah dasar seringkali tidak disampaikan dengan metode yang menarik dan sesuai dengan karakteristik anak usia dini. Untuk itu, ia mengembangkan dan menguji efektivitas model pembelajaran berbasis permainan (game-based learning) yang terbukti mampu meningkatkan kemampuan gerak dasar sekaligus menumbuhkan minat belajar siswa.
"Gerak dasar bukan hanya keterampilan fisik, tapi juga pintu masuk menuju perkembangan sosial, kognitif, dan emosional anak. Jika disampaikan dengan pendekatan yang tepat, PJOK bisa menjadi pelajaran yang paling ditunggu-tunggu oleh siswa," ujar Aditya di hadapan para penguji.
Selama proses pendidikan S3, Aditya tak hanya fokus pada disertasinya, tetapi juga produktif menulis dan memublikasikan artikel ilmiah di jurnal nasional dan internasional. Beberapa penelitiannya membahas integrasi teknologi dalam pembelajaran PJOK, seperti penggunaan Augmented Reality (AR), video pembelajaran interaktif, dan desain media edukatif yang berbasis permainan tradisional.
Kiprah Aditya di dunia pendidikan olahraga telah dimulai sejak lebih dari satu dekade lalu. Sebagai dosen dan peneliti, ia dikenal aktif dalam pelatihan guru, pengabdian kepada masyarakat, serta menjadi pembicara di berbagai seminar nasional tentang pedagogi olahraga. Salah satu fokus besarnya adalah memastikan bahwa pendidikan jasmani tidak diperlakukan sebagai pelajaran pelengkap, melainkan sebagai bagian penting dari pembangunan karakter dan kesehatan peserta didik.
Dari sisi pengabdian, Aditya kerap turun langsung ke lapangan untuk membina anak-anak dalam kegiatan olahraga komunitas. Ia percaya bahwa akademisi tidak boleh hanya berteori di ruang kuliah, tapi juga hadir nyata di tengah masyarakat. “Kita bisa bicara tentang sport science, tapi jika tidak menyentuh anak-anak yang belum bisa melempar bola dengan benar, maka sains itu hanya akan tinggal di makalah,” ujarnya dengan nada reflektif.
Dengan gelar doktor yang kini resmi ia sandang, Aditya Gumantan menyatakan bahwa ini bukanlah akhir, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar. Ia bertekad untuk terus mengembangkan penelitian yang aplikatif dan berorientasi pada penguatan pendidikan jasmani di sekolah dasar. Ia juga membuka peluang kolaborasi lintas kampus dan lembaga untuk memperluas dampak dari keilmuan yang ia geluti.
"Harapan saya sederhana: saya ingin anak-anak Indonesia bisa bergerak lebih baik, belajar dengan lebih semangat, dan mencintai olahraga sejak dini. Dan itu hanya bisa dimulai dari guru-guru yang diberi bekal yang benar, metode yang tepat, dan semangat yang tulus," tutup Aditya dengan nada penuh harap.
Pencapaian ini menegaskan bahwa komitmen terhadap ilmu pengetahuan dan pengabdian pada pendidikan tak pernah sia-sia. Aditya Gumantan adalah salah satu contoh nyata bahwa menjadi dosen bukan hanya tentang mengajar di kelas, tetapi juga tentang meneliti, berbagi, dan membangun masa depan bangsa melalui tubuh yang sehat dan pikiran yang kuat.
Dekan Fakulstas Sastra dan Ilmu Pendidikan Universitas Teknokrat Indonesia dalam sambutannya dalam sidang terbuka Dr. Heri Kuswoyo,S,S, M.Hum memeberikan ucapan kebahagiannya,serta menerangkan Aditya Gumantan merupakan Doktor pertama di Prodi Pendidikan Olahraga di Fakultas Sasta dan Ilmu Pendidikan UTI dan doktor ke delapan di Fakultas. Harapaannya dengan datangnya Doktor baru bidang olahraga mampu menjadikan Prodi Pendidikan Olahraga lebih memeiliki damapak di masyarakat.
Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Dr. Nasuroloh Yusuf, S. E, M. Ba mengucapkan sukur dan memberikan pesan agar ilmu yang ada menjadi berkah bisa diamalkan untuk membangun pendidikan anak-anak bangsa Indonesia Emas. (**)
Berita Lainnya
-
Dukung Smart Farming, PLN dan Pemda Bersinergi Dorong Ketahanan Pangan Berbasis Energi
Sabtu, 26 Juli 2025 -
Stadion Sumpah Pemuda Lolos Penilaian, Peluncuran Bhayangkara Presisi Lampung FC Berlangsung 28 Juli 2025
Sabtu, 26 Juli 2025 -
Akurpro Siapkan 1.200 Tiket Konser KLa Project di Graha Wangsa Lampung
Jumat, 25 Juli 2025 -
Dosen Tetap FTIK Universitas Teknokrat Indonesia Raih Gelar Doktor dari UGM
Jumat, 25 Juli 2025