• Rabu, 30 Juli 2025

Banjir Bandang Landa 10 Desa di Tanggamus, Akses Jalan dan Permukiman Tergenang

Selasa, 29 Juli 2025 - 13.16 WIB
119

Tampak petugas BPBD Tanggamus saat mengevakuasi warga dari rumahnya yang kebanjiran. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Tanggamus - Banjir bandang melanda 10 pekon (desa) di tiga kecamatan di Kabupaten Tanggamus, Lampung, sejak Selasa dini hari, 29 Juli 2025. Tiga kecamatan yang terdampak adalah Wonosobo, Bandar Negeri Semuong (BNS), dan Kotaagung Barat.

Hujan berintensitas tinggi yang mengguyur sejak subuh menyebabkan dua sungai besar, yakni Sungai Way Semaka dan Way Semuong, meluap. Luapan air tersebut, ditambah buruknya sistem drainase, merendam permukiman warga hingga setinggi dada orang dewasa, memutus akses jalan, serta menggenangi lahan pertanian dan fasilitas umum.

“Air mulai masuk ke rumah warga sekitar pukul 04.30 WIB, terutama di pekon-pekon yang berada dekat aliran sungai. Sampai pagi tadi, hujan masih cukup deras,” ujar Kapolsek Wonosobo, Iptu Tjasudin, mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Rahmad Sujatmiko.

BACA JUGA: Banjir Bandang Terjang Wonosobo Tanggamus, Ratusan Warga Mengungsi

Rincian Wilayah Terdampak

Kecamatan Bandar Negeri Semuong (BNS):

  • Pekon Rajabasa dan Banding: Terendam luapan Way Semuong, namun kini mulai surut.
  • Gunungdoh: Tergenang akibat kedekatannya dengan aliran sungai.
  • Sanggi: Akses jalan menuju Pekon Atar Lebar rusak berat akibat arus deras.
  • Bandar Sukabumi: Daerah dataran rendah yang mengalami genangan parah.

Kecamatan Wonosobo:

  • Srimelati (RT 03 dan RT 04): Tergenang akibat drainase yang meluap.
  • Sinar Saudara: Genangan terjadi di Dusun Sinar Maju.
  • Banjarnegoro: Permukiman warga terendam hingga 50 cm sejak subuh.
  • Karang Anyar: Jalan menuju sawmill dan area sawah tertutup banjir.
  • Soponyono (Dusun 1 dan 2): Banjir setinggi dada orang dewasa.
  • Kalisari dan Kalirejo: Rumah warga terdampak luapan sungai dan drainase, meskipun air mulai surut.

Kecamatan Kotaagung Barat:

  • Pekon Tanjung Agung: Terendam akibat letaknya yang berada di dataran rendah dan pesisir. Banjir juga berasal dari air limpasan wilayah atas dan drainase yang tersumbat.

Polsek Wonosobo bersama personel TNI, BPBD, dan aparatur pekon telah diterjunkan ke lokasi untuk membantu evakuasi dan memantau titik-titik rawan banjir. Koordinasi lintas instansi terus dilakukan guna mempercepat penanganan dampak bencana.

“Kami imbau warga untuk tetap waspada. Jika hujan deras kembali turun, potensi banjir susulan masih sangat mungkin terjadi,” tambah Iptu Tjasudin.

Di lain pihak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanggamus merilis banjir bandang melanda lima kecamatan di wilayah itu.

“Sampai siang ini belum ada laporan korban jiwa, namun lebih dari 200 warga terpaksa mengungsi, dan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan,” kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Tanggamus, Budiman, dalam keterangannya, Selasa (29/7/2025).

Wilayah terdampak paling parah berada di Kecamatan Wonosobo. Di Pekon Soponyono, tak kurang dari 100 rumah warga terendam dan 420 jiwa terdampak langsung oleh banjir. Sebanyak 200 orang lebih dievakuasi secara bertahap.

Di Pekon Sampang Turus, satu jembatan utama hanyut terbawa arus, sementara kantor pekon setempat ikut terendam. Sejumlah pekon lain seperti Banyu Urip, Bandar Kejadian, Dadi Rejo, dan Banjar Negoro juga dilaporkan tergenang. Fasilitas pendidikan seperti SDN 2 Banjar Negoro turut rusak akibat genangan lumpur dan air.

Selain Wonosobo, banjir juga meluas ke empat kecamatan lainnya. Di Bandar Negeri Semuong, air menggenangi Pekon Gunung Doh, Banding, Raja Basa, dan Atar Lebar. Kecamatan Semaka mencatat dampak cukup serius di Pekon Sripurnomo, Srikuncoro, dan Sudimoro.

Sementara di Kota Agung Barat, air bah menerjang Pekon Negara Batin, Belu dan Tanjung Agung. Di Kelumbayan, banjir mengalir deras ke wilayah Penyandingan, Susuk, hingga Negeri Kelumbayan. Sejumlah Pekon (desa) masih terisolasi dan belum seluruhnya dapat dijangkau oleh tim bantuan.

BPBD telah mengaktifkan Unit Reaksi Cepat (URC) untuk mengevakuasi warga, memetakan kerusakan, dan membangun koordinasi lintas sektor.

Beberapa posko darurat kini berdiri untuk menampung pengungsi dan mendistribusikan bantuan logistik seperti makanan, selimut, dan obat-obatan.

“Kami terus mengimbau masyarakat untuk tetap siaga, terutama mereka yang tinggal dekat aliran sungai dan tebing rawan longsor. Cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan,” kata Budiman.

Penanganan darurat menghadapi tantangan besar. Cuaca yang belum bersahabat dan akses jalan yang terputus di sejumlah titik menyulitkan pengiriman logistik dan peralatan.

Meski begitu, BPBD bersama TNI, Polri, dan relawan berupaya menjangkau seluruh wilayah terdampak, terutama lokasi yang masih terisolasi.

Hingga berita ini ditulis, pendataan masih berlangsung dan jumlah korban terdampak diperkirakan terus bertambah. (*)