Irigasi Way Palakia di Lampung Barat Rusak Diterjang Banjir, Puluhan Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Tampak saluran irigasi di sekitar Bendungan Way Palakia rusak diterjang banjir. Foto: Echa/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Hujan deras
yang mengguyur Kecamatan Sukau, selama beberapa hari terakhir memicu banjir dan
longsor di sekitar Bendungan Way Palakia. Akibat peristiwa tersebut, jaringan
irigasi darurat yang selama ini menjadi penyalur utama air ke lahan pertanian
rusak parah, sehingga puluhan hektare sawah petani terancam gagal panen.
Kerusakan infrastruktur irigasi ini menambah
kesulitan petani yang sebelumnya sudah terdampak akibat kerusakan saluran
irigasi utama bendungan beberapa waktu lalu. Saat itu, pemerintah pekon bersama
warga berinisiatif memasang jaringan pipa darurat sebagai solusi sementara
untuk mengalirkan air dari bendungan ke sawah.
Namun, derasnya arus banjir dan tekanan tanah
akibat longsor membuat pipa-pipa darurat tersebut patah dan hanyut. Alhasil,
jalur distribusi air kini benar-benar terputus, membuat petani tidak bisa
mengairi lahan mereka.
Juru Tulis Pekon Buaynyerupa, Yentoni,
membenarkan peristiwa ini. Ia mengatakan, kondisi kerusakan yang terjadi cukup
parah dan langsung berdampak pada mata pencaharian masyarakat yang mayoritas
bekerja sebagai petani.
“Pipa yang dulu dipasang sebagai alternatif
kini patah dan hanyut. Sementara saluran irigasi aslinya juga belum bisa
diperbaiki secara permanen. Saat ini sawah-sawah warga di hilir tidak terairi
sama sekali,” ujar Yentoni saat dikonfirmasi, Senin (4/8/2025).
Menurut Yentoni, lahan terdampak mencakup
puluhan hektare sawah produktif yang selama ini menjadi sumber pangan sekaligus
penopang ekonomi keluarga para petani. Tanpa pasokan air yang memadai, tanaman
padi di area tersebut terancam gagal tumbuh optimal.
“Jika tidak segera ditangani, petani bisa
mengalami gagal panen. Ini bukan hanya soal hasil pertanian, tetapi juga
terkait ketahanan pangan daerah dan pendapatan warga,” tegasnya.
Ia menambahkan penggunaan pipa darurat sejak
awal hanya dirancang sebagai solusi sementara. Kondisi ekstrem seperti banjir
dan longsor tidak dapat ditahan oleh konstruksi pipa sederhana, sehingga
diperlukan pembangunan saluran irigasi permanen yang lebih kokoh dan sesuai
standar teknis.
Pihak pemerintah pekon, kata Yentoni, telah
menyampaikan laporan resmi ke pihak kecamatan dan dinas terkait mengenai
kerusakan ini. Laporan tersebut juga berisi permintaan bantuan untuk penanganan
cepat guna memulihkan aliran air ke sawah warga.
“Kami tidak bisa hanya mengandalkan swadaya
warga dalam kondisi seperti ini. Dibutuhkan alat berat, teknisi berpengalaman,
dan intervensi pemerintah daerah melalui Dinas PUPR atau instansi terkait
lainnya,” ujarnya.
Sejumlah petani yang ditemui di lokasi
mengaku cemas dengan kondisi ini. Menurut mereka, tanaman padi yang baru
berusia beberapa minggu kini sangat membutuhkan pasokan air agar dapat tumbuh
dengan baik.
“Kalau air tidak segera mengalir lagi, padi
kami bisa kering dan mati. Kami sangat khawatir karena ini satu-satunya sumber
penghasilan keluarga,” kata, salah seorang petani di wilayah setempat saat
dimintai keterangan.
Kerusakan saluran irigasi Way Palakia dinilai
sebagai masalah yang mendesak untuk segera ditangani. Selain mengancam hasil
panen, hal ini juga dikhawatirkan memicu kerugian ekonomi yang lebih besar bagi
masyarakat jika tidak segera ada langkah konkret dari pemerintah daerah.
Warga berharap agar pemerintah daerah segera
memprioritaskan perbaikan saluran irigasi permanen agar pasokan air ke lahan
pertanian dapat kembali normal. Mereka menilai penanganan cepat sangat penting
untuk mencegah dampak gagal panen yang bisa merugikan ratusan keluarga petani
di wilayah tersebut.
Langkah penanganan jangka panjang juga
dinilai perlu dilakukan, mengingat wilayah sekitar Bendungan Way Palakia rawan
banjir dan longsor. Pembangunan saluran irigasi yang tahan terhadap bencana
hidrometeorologi dinilai sebagai solusi utama untuk mencegah kejadian serupa di
masa mendatang.
Dengan kondisi yang terjadi saat ini, petani
di Kecamatan Sukau berharap pemerintah daerah dapat segera turun tangan. Mereka
meminta agar perbaikan saluran irigasi dijadikan prioritas utama demi
keberlangsungan pertanian dan ketahanan pangan di Lampung Barat. (*)
Berita Lainnya
-
Seorang Pria Ditemukan Tewas di Persawahan Desa Kembahang Lampung Barat
Senin, 04 Agustus 2025 -
40 Jamaah Berangkat Umroh Gratis Dibiayai APBD Lampung Barat 2025
Senin, 04 Agustus 2025 -
DPRD Minta Pengelola Retribusi Pasar Tematik Wisata Lumbok Seminung Lebih Transparan
Senin, 04 Agustus 2025 -
Satpol PP Lampung Barat Tertibkan Aktivitas Prostitusi dan Konsumsi Miras di Way Tenong
Senin, 04 Agustus 2025