• Rabu, 06 Agustus 2025

Kerja Sama Pemprov Lampung dan Perusahaan Tiongkok Dinilai Strategis, Lampung Bisa Jadi Lumbung Jagung Nasional

Rabu, 06 Agustus 2025 - 16.24 WIB
28

Anggota Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Mikdar Ilyas. Foto: Yudha/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung – Anggota Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Mikdar Ilyas, menilai bahwa kerja sama antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung dengan perusahaan asal Tiongkok, Qingdao Dagu Grain Co., Ltd, merupakan langkah strategis yang akan memberikan banyak dampak positif, khususnya bagi petani jagung di daerah ini.

Menurut Mikdar, tingginya kebutuhan jagung nasional yang sebagian masih dipenuhi melalui impor, harus dijawab melalui peningkatan produksi dalam negeri. Salah satu daerah yang memiliki potensi besar untuk itu adalah Lampung. Karena itu, langkah Gubernur Lampung menjalin kemitraan dengan perusahaan besar dari Tiongkok dinilai sangat tepat.

“Kerja sama ini sangat baik. Jagung bisa panen dua kali setahun. Satu kali panen bisa menghasilkan Rp15 juta hingga Rp20 juta per hektare. Kalau bisa, perusahaan dari Tiongkok ini membawa bibit unggul, tentu akan sangat menguntungkan petani,” ujar Mikdar saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (6/8/2025).

Ia menambahkan, kehadiran perusahaan asing yang berinvestasi di sektor pertanian, terutama jagung, akan berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan petani lokal.

“Jagung ini tanaman cepat panen. Insya Allah, Lampung bisa jadi lumbung jagung terbesar di Indonesia karena hampir semua kabupaten di sini cocok untuk budidaya jagung,” tambahnya.

Mikdar juga menyoroti latar belakang Gubernur Lampung yang berasal dari kalangan pengusaha. Menurutnya, hal ini menjadi nilai tambah karena setiap kebijakan yang diambil didasari oleh pertimbangan bisnis yang matang dan realistis.

“Gubernur kita punya pengalaman sebagai pengusaha, jadi langkah-langkah yang diambil pasti penuh pertimbangan. Kerja sama ini bukan sekadar seremonial, tapi benar-benar diarahkan untuk hasil nyata,” kata Mikdar.

Selain sektor pertanian, ia berharap kerja sama dengan Tiongkok dapat diperluas ke sektor lain yang juga memiliki nilai strategis, seperti teknologi.

“Tiongkok sangat maju di bidang teknologi. Kita harapkan ke depan, selain sektor pertanian, mereka juga bisa investasi di bidang teknologi. Dengan teknologi, efisiensi dan produktivitas pertanian juga bisa meningkat,” jelasnya.

Mikdar optimis, apabila kerja sama ini dijalankan dengan baik, Provinsi Lampung berpeluang menjadi daerah penghasil jagung terbesar di Indonesia. Hal ini juga akan mendukung kebutuhan pakan ternak nasional, seperti untuk ayam dan telur.

“Kebutuhan jagung di Indonesia sangat tinggi, apalagi dengan program MBG yang juga membutuhkan banyak pasokan pakan. Kalau produksi jagung meningkat, maka ketersediaan daging dan telur pun bisa terjamin,” pungkasnya. (*)