• Selasa, 12 Agustus 2025

Tak Kunjung Diperhatikan Pemda, Warga Benteng Jaya Tanggamus Secara Swadaya Perbaiki Jalan Rusak

Senin, 11 Agustus 2025 - 13.21 WIB
21

Warga Pekon Benteng Jaya, Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus bergotong royong mengecor jalan rusak. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus  – Sinar matahari pagi memantul di genangan air yang mengisi lubang-lubang di Jalan Desa Benteng Jaya, Senin (11/8/2025). Sejak pukul tujuh, puluhan warga sudah berkumpul di sepanjang ruas jalan milik Kabupaten Tanggamus ini. Mereka datang membawa cangkul, sekop, ember berisi kerikil, dan semangat yang tak kalah panas dari teriknya matahari.

Dari anak muda dengan kaus santai hingga bapak-bapak berpeci dan ibu-ibu yang membantu menyediakan minuman, semua larut dalam semangat guyub rukun.

Suara tawa dan obrolan warga berpadu dengan dentingan logam dan hentakan cangkul ke tanah, menciptakan harmoni khas kerja bakti.

“Kalau hujan, jalan ini becek dan penuh genangan. Kalau panas, debunya luar biasa. Sudah sering kami keluhkan, tapi belum ada perbaikan dari pemerintah. Akhirnya, kami kerjakan sendiri,” ujar Hendra, salah satu warga sambil menuang kerikil ke dalam lubang jalan.

Keluhan senada datang dari warga lainnya yang mengaku sudah terlalu sering melihat pengendara motor terjatuh akibat terperosok lubang jalan.

“Sudah banyak yang jatuh di sini, apalagi malam hari karena penerangan minim. Belum lagi kendaraan cepat rusak,” kata Ernila, seorang ibu rumah tangga yang sehari-hari mengantar anaknya ke sekolah melewati jalur ini.

Mansurin, seorang pekebun yang juga ikut dalam kerja bakti menuturkan, kerusakan jalan ini bukan hanya membuat hasil panen sulit dipasarkan, tetapi juga menghambat mobilitas anak-anak menuju sekolah.

“Mayoritas warga di sini pekebun. Kalau jalan rusak begini, bawa panen ke pasar butuh waktu lama, biaya angkut jadi naik. Anak-anak juga sering terlambat ke sekolah karena jalannya licin dan berlubang. Kalau musim hujan, sepatu mereka penuh lumpur,” ujarnya.

Kerja bakti ini murni dilakukan secara swadaya. Warga mengumpulkan dana dan material seadanya, lalu bersama-sama menimbun lubang dan meratakannya.

Meskipun hasilnya belum sempurna, setidaknya jalan lebih layak dilalui dan mengurangi risiko pengendara terjatuh.

Di balik suasana akrab, terselip nada sindiran yang sulit disembunyikan. Jalan ini merupakan aset milik Kabupaten Tanggamus, sehingga perawatannya sejatinya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

“Kami bukan ingin menggantikan tugas pemerintah, tapi kalau terus menunggu, entah kapan jalan ini akan diperbaiki,” kata Fadil, warga lainnya.

Umbul-umbul dan bendera merah putih yang menghiasi pinggir jalan menambah semarak kerja bakti, seakan menjadi pengingat bahwa gotong royong adalah warisan berharga bangsa ini.

Namun bagi warga Benteng Jaya, kerja bakti kali ini juga menjadi pesan simbolis, yakni masyarakat bisa bergerak sendiri, tapi pemerintah tidak boleh tinggal diam.

Menjelang siang, peluh bercampur debu di wajah para warga berganti senyum puas. Meski hanya perbaikan sementara, setidaknya jalan tak lagi menjadi ancaman bagi keselamatan pengguna.

Warga berharap, kerja bakti ini menjadi sinyal kuat bagi pemerintah daerah untuk segera turun tangan melakukan perbaikan permanen. (*)