Seminar Kajian Koleksi, Museum Lampung Kenalkan Kain Sebagi

UPTD Museum Negeri Lampung menggelar seminar hari kedua dengan mengangkat tema “Kajian Koleksi Kain Sebagi Dalam Tradisi Masyarakat Lampung”, Selasa (26/8/2025). Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - UPTD Museum Negeri Lampung kembali menggelar seminar hari kedua dengan mengangkat tema “Kajian Koleksi Kain Sebagi Dalam Tradisi Masyarakat Lampung”, Selasa (26/8/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan budaya sekaligus memperkenalkan kembali kekayaan tradisi Lampung kepada generasi muda.
Kain Sebagi merupakan salah satu kain tradisional khas Lampung yang memiliki nilai sejarah, budaya, serta menjadi identitas masyarakat setempat. Berbeda dengan kain tapis yang banyak digunakan oleh perempuan, Kain Sebagi justru lebih sering dipakai kaum laki-laki dalam berbagai prosesi adat.
Dalam penggunaannya, kain ini biasanya dikenakan sebagai sarung atau ikat pinggang, terutama pada momen penting seperti prosesi pernikahan, penyambutan tamu agung, hingga upacara adat lainnya. Kehadiran kain Sebagi tidak hanya sebatas pelengkap busana adat, tetapi juga mencerminkan makna filosofis dan nilai kearifan lokal masyarakat Lampung.
Pamong Budaya Ahli Madya Museum Negeri Lampung, I Made Giri Gunadi, S.S., M.Si, menjelaskan bahwa tema seminar hari kedua sengaja difokuskan pada Kain Sebagi dengan menghadirkan tiga narasumber yaitu Dr. Abd Rahman Hamid, M.Si, Ni Putu Galih Pratiwi, M.Hum dan Tauhid Qurniawan.
Menurutnya, kajian ini penting untuk memperluas wawasan serta memperdalam pemahaman masyarakat tentang kekayaan budaya daerah.
“Seminar kajian koleksi hari ini mengangkat tema tentang Kain Sebagi dalam tradisi masyarakat Lampung. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi media transfer pengetahuan dan inspirasi bagi generasi muda untuk terus melestarikan budaya,” ungkap Made.
Ia menambahkan, peserta seminar berjumlah 50 orang yang berasal dari kalangan mahasiswa berbagai kampus di Provinsi Lampung. Jumlah peserta memang sama seperti hari pertama, namun berbeda dari segi tema, narasumber, maupun latar belakang peserta. “Pesertanya tetap 50 orang, tapi berbeda orang dengan seminar sebelumnya,” jelasnya.
Selain mendengarkan pemaparan dari narasumber, peserta juga diajak untuk melihat lebih dekat peran kain Sebagi dalam kehidupan masyarakat Lampung tempo dulu hingga kini. Diskusi berlangsung interaktif, dengan banyak mahasiswa yang antusias mengajukan pertanyaan seputar fungsi, makna, hingga proses pembuatan kain tradisional ini.
Melalui seminar ini, Museum Negeri Lampung berharap Kain Sebagi tidak hanya dikenal sebagai peninggalan budaya semata, tetapi juga dihargai dan dijadikan inspirasi dalam pengembangan karya-karya generasi sekarang. Dengan demikian, kain Sebagi akan tetap hidup, lestari, dan menjadi kebanggaan Lampung di masa depan. (ADV)
Berita Lainnya
-
Pemprov Lampung: Rekrutmen dan Anggaran Gaji Honorer R3 dan R4 Dalam Pembahasan
Selasa, 26 Agustus 2025 -
Minim Anggaran dan SDM, Penanganan Perlintasan Sebidang di Lampung Terhambat
Selasa, 26 Agustus 2025 -
Didominasi Truk, 14.045 Kendaraan Uji KIR di Bandar Lampung
Selasa, 26 Agustus 2025 -
Tekan Angka Kecelakaan di Perlintasan Kereta Api, Jalur Ilegal Harus Ditutup
Selasa, 26 Agustus 2025