• Minggu, 07 September 2025

‎2 Kelompok Pelajar SMP Tawuran di Lambar, Disdik Minta Guru BK Perkuat Pembinaan

Sabtu, 06 September 2025 - 20.15 WIB
242

‎Kepala Disdikbud Lampung Barat, Tati Sulastri. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Lampung Barat (Lambar) angkat bicara terkait aksi tawuran yang melibatkan pelajar SMPN 1 Liwa dan SMPN 1 Sekuting, di kawasan Taman Makam Pahlawan (TMP) Pekon Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, pada Rabu (3/9/2025) lalu.

‎Kepala Disdikbud Lampung Barat, Tati Sulastri, menegaskan pihaknya langsung mengambil langkah cepat dengan memerintahkan kepala sekolah dari kedua satuan pendidikan untuk menindaklanjuti persoalan tersebut.

Menurutnya, tindakan pencegahan harus segera dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

‎“Iya, kami sudah perintahkan kepada Kepala SMPN 1 Liwa dan Kepala SMP Sekuting Terpadu untuk segera tindak lanjut terkait tawuran tersebut. Hari Kamis sudah mulai didata anak-anak yang terlibat, baik dari SMPN 1 maupun SMP Sekuting Terpadu,” kata Tati, Sabtu (6/9/2025).

‎Dari laporan yang diterima, lanjut Tati, ternyata pelaku yang berada di lokasi tidak hanya berasal dari dua sekolah tersebut, namun juga ada keterlibatan pelajar tingkat SMA.

Hal ini, menurutnya, menunjukkan perlunya pengawasan lintas jenjang pendidikan secara menyeluruh.

‎“Dari laporan anak-anak yang sudah dipanggil, bukan hanya siswa SMPN 1 dan SMPN Sekuting Terpadu yang terlibat, tetapi ada juga siswa SMA yang berada di lokasi. Ini yang menjadi catatan bagi kita bersama,” ujarnya.

‎Tati menjelaskan, pada Sabtu (6/9/2025), pihak sekolah telah memberikan pembinaan awal kepada siswa yang terlibat.

Proses ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab lembaga pendidikan dalam membimbing peserta didik agar tidak kembali terjerumus pada tindakan negatif.

‎“Anak-anak yang terlibat sudah mendapat pembinaan dari sekolah masing-masing. Pembinaan ini sifatnya menekankan pada kesadaran siswa tentang dampak buruk tawuran, baik untuk diri sendiri maupun untuk nama baik sekolah dan keluarga,” ungkapnya.

‎Sebagai tindak lanjut, Disdikbud Lampung Barat mendorong adanya pertemuan resmi pada Senin (8/9/2025) yang akan mempertemukan para siswa yang terlibat, orang tua, komite sekolah, serta pihak keamanan dari Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas. Pertemuan tersebut diharapkan menjadi momentum penyelesaian persoalan.

‎“Senin nanti akan ada pertemuan antara anak-anak yang terlibat, orang tua siswa, ketua komite masing-masing sekolah, serta dari Bhabinsa dan Bhabinkamtibmas. Pertemuan ini penting untuk klarifikasi sekaligus mencari solusi bersama,” jelas Tati.

‎Lebih jauh, Tati menekankan bahwa peristiwa ini menjadi alarm penting bagi satuan pendidikan di Lampung Barat untuk meningkatkan peran guru bimbingan konseling (BK) maupun wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dalam melakukan pembinaan secara intensif.

‎“Untuk selanjutnya kami meminta ada pembinaan yang lebih intens lagi dari guru-guru BK di sekolah masing-masing, termasuk dari waka kesiswaan. Hal ini sangat penting agar kejadian serupa tidak terjadi lagi,” tegasnya.

‎Menurutnya, guru BK tidak hanya berfungsi memberikan konseling ketika ada masalah, namun juga berperan dalam deteksi dini potensi konflik di kalangan pelajar.

Dengan pembinaan rutin, perilaku siswa bisa lebih terarah ke kegiatan yang positif.

‎Selain sekolah, Tati juga menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua dalam mengawasi pergaulan dan aktivitas anak-anak.

Ia meminta seluruh wali murid untuk tidak lepas tangan terhadap pendidikan moral anak di luar lingkungan sekolah.

‎“Jangan mudah terpancing apalagi terprovokasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” tuturnya.

‎Tati menambahkan, dunia pendidikan harus menjadi ruang yang aman bagi siswa dalam mengembangkan diri.

Ia berharap seluruh pihak, baik guru, orang tua, maupun masyarakat, bisa bahu-membahu membimbing generasi muda agar tidak terjebak dalam perilaku destruktif.

‎“Kita harus sama-sama menjaga anak-anak ini. Mereka adalah aset bangsa yang harus diarahkan ke jalur yang benar. Jangan sampai tawuran seperti ini kembali terulang, karena yang paling dirugikan adalah mereka sendiri,” pungkasnya. (*)