• Senin, 08 September 2025

Jalan Pattimura Metro Bakal Dirigid Beton Awal Tahun 2026

Senin, 08 September 2025 - 09.13 WIB
178

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana dan Kadis BMBK Provinsi Lampung, M. Taufiqullah beserta Kadis PUTR Kota Metro, Ardah usai meninjau kondisi jalan Pattimura di Metro Utara. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Kondisi Jalan Pattimura di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara yang selama bertahun-tahun menjadi keluhan warga, akhirnya mendapat kepastian untuk diperbaiki.

Jalan yang merupakan akses vital penghubung antara Kota Metro dengan Kabupaten Lampung Tengah itu bakal dirigid beton, setelah Pemerintah Provinsi Lampung melalui Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi (BMBK) menetapkan ruas tersebut masuk prioritas pembangunan tahun 2026.

Kerusakan parah jalan ini sudah lama menjadi sorotan publik. Lubang-lubang menganga, permukaan jalan yang bergelombang, hingga debu tebal ketika musim kemarau menjadikannya momok bagi pengguna jalan.

Tak hanya masyarakat Metro, pengguna dari Lampung Tengah pun merasakan dampaknya, karena ruas ini menjadi jalur utama mobilitas ekonomi, pendidikan, hingga pelayanan publik.

Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana menyampaikan apresiasi kepada Pemprov Lampung atas perhatian seriusnya.

“Saya berterima kasih kepada pemerintah provinsi, terutama Dinas Bina Marga. Jalan Pattimura ini memang menjadi perhatian masyarakat Kota Metro. Perencanaannya akan dimulai Desember tahun ini, dan semoga eksekusinya bisa berjalan lancar pada Januari 2026,” kata Rafieq kepada awak media, Senin (8/9/2025).

Sementara itu, Kepala Dinas BMBK Provinsi Lampung, M. Taufiqullah menegaskan bahwa proyek ini sudah masuk agenda prioritas.

“Kami sudah turun langsung melihat kondisinya. Jalan Pattimura rusaknya makin parah, sehingga harus segera ditangani. Untuk sementara UPTD akan lakukan penutupan sementara, tapi jelas itu hanya solusi jangka pendek. Tahun depan akan kita rigid, dan mulai hari ini program itu kita siapkan,” tegasnya.

Meski kabar ini disambut positif, warga Metro sudah terlalu sering mendengar janji perbaikan jalan tanpa realisasi cepat. Jalan Pattimura bukan satu-satunya infrastruktur yang menjerit. Banyak ruas lain yang kondisinya serupa, namun kerap tertunda karena alasan anggaran atau tarik-menarik kewenangan antara pemerintah kota dan provinsi.

Rigid beton di Jalan Pattimura bisa menjadi uji serius bagi komitmen pemerintah provinsi dan Kota Metro. Pasalnya, selain menelan anggaran besar, pengerjaan rigid beton membutuhkan perencanaan matang agar tidak mangkrak di tengah jalan. Masyarakat tentu menuntut kepastian, bukan sekadar wacana seremonial.

Perbaikan jalan dengan rigid beton tidak bisa dilakukan secara instan. Selain membutuhkan biaya besar, pengerjaan juga akan berdampak pada arus lalu lintas. Jalur alternatif harus benar-benar disiapkan, agar tidak menimbulkan kemacetan panjang.

Lebih jauh, transparansi anggaran akan menjadi sorotan. Publik Metro sudah jenuh dengan proyek infrastruktur yang nilainya fantastis, tetapi kualitasnya tak bertahan lama. Jika proyek rigid beton Jalan Pattimura dikerjakan asal-asalan, bukan mustahil jeritan masyarakat akan kembali menggema dalam hitungan bulan.

Bagi warga Metro, rigid beton di Jalan Pattimura bukan hanya sekadar proyek fisik, melainkan urat nadi ekonomi. Jalan ini menjadi jalur utama distribusi hasil pertanian dari Lampung Tengah menuju pasar-pasar di Metro. Siswa sekolah, pekerja, hingga pedagang kecil pun menggantungkan mobilitasnya pada jalur ini.

Jika perbaikan berjalan sesuai rencana, maka awal 2026 bisa menjadi titik balik wajah infrastruktur Metro. Jalan mulus bukan hanya soal kenyamanan berkendara, melainkan simbol keseriusan pemerintah dalam merawat kota.

Namun jika gagal, proyek ini hanya akan menambah catatan panjang kegagalan pemerintah dalam mengurus jalan yang seharusnya menjadi hak dasar masyarakat. (*)