• Senin, 08 September 2025

Kawanan Gajah Liar Rusak Rumah dan Kebun Warga di Suoh Lampung Barat

Senin, 08 September 2025 - 15.55 WIB
19

Kawanan gajah liar saat menyerbu pemukiman di Pemangku Talang Sembilan, Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Minggu (7/9/2025). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Kawanan gajah liar kembali meresahkan warga Lampung Barat. Kali ini, satwa berukuran besar itu memasuki pemukiman di Pemangku Talang Sembilan, Pekon Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Minggu (7/9/2025) malam, dan merusak lima rumah warga serta sejumlah kebun.

Camat Bandar Negeri Suoh, Mat Rizal, membenarkan laporan tersebut. Ia menjelaskan bahwa informasi pertama datang dari Peratin setempat yang melaporkan adanya kawanan gajah masuk ke perkampungan. Dari hasil pendataan sementara, tiga rumah warga mengalami kerusakan parah, sementara dua rumah lainnya rusak ringan.

“Meski tidak ada korban jiwa, kerugian material cukup besar karena rumah dan kebun warga rusak,” ujarnya, Senin (8/9/2025). Selain rumah, kebun kopi dan pisang milik warga juga hancur. Padahal, tanaman itu merupakan sumber utama penghidupan masyarakat.

Banyak batang kopi patah dan kebun pisang habis diinjak-injak kawanan gajah. Kerugian ditaksir mencapai puluhan juta rupiah, meskipun jumlah pastinya masih dalam proses pendataan pihak kecamatan bersama aparat pekon.

Seorang warga berhasil merekam kejadian tersebut yang memperlihatkan seekor gajah dengan mudah merobohkan dinding rumah papan milik warga. Potongan kayu beterbangan, perabot rumah hancur berantakan, sementara suara jeritan panik terdengar jelas di sekitar lokasi.

Situasi yang awalnya tenang seketika berubah mencekam, memaksa warga berlarian menyelamatkan diri ke tempat yang dianggap lebih aman. Indra, salah satu warga yang ikut berusaha mengusir kawanan gajah, mengatakan jumlah satwa tersebut cukup banyak.

“Kalau siang sempat terlihat sekitar 18 sampai 22 ekor. Kalau malam, yang terlihat hanya 18 ekor karena mereka menyebar ke beberapa arah,” ungkapnya. Bersama warga lain, Indra mencoba menghalau gajah dengan obor, suara keras, hingga petasan seadanya, namun usaha tersebut tidak sepenuhnya berhasil.

Menurut Indra, kawanan gajah tetap merangsek masuk ke rumah dan kebun warga. “Kami hanya bisa berusaha sebisa mungkin. Gajah itu besar sekali dan jumlahnya banyak. Kami kewalahan,” ujarnya. Hingga Senin pagi, jejak kawanan gajah masih terlihat jelas. Kotoran gajah berserakan di sekitar rumah dan kebun yang rusak.

Seorang warga yang rumahnya hancur total mengaku masih syok dengan kejadian itu. Ia mengatakan seluruh isi rumahnya berantakan setelah dinding rumah jebol diterjang gajah. “Tidak ada yang tersisa, kecuali motor Supra X saya yang kebetulan tidak kena. Itu saja sudah sangat saya syukuri,” ujarnya dengan nada getir.

Menurutnya, kawanan gajah datang mendadak dalam jumlah besar. “Tingginya bahkan hampir sama dengan rumah kami. Kami benar-benar tidak berdaya,” tambahnya.

Warga lain juga mengaku mengalami kerugian besar akibat kebun mereka hancur.

Tanaman kopi rusak, kebun pisang habis diinjak, dan sebagian hasil panen yang sudah siap dipetik hilang begitu saja. “Kerugian kami sangat besar, apalagi kopi itu sumber penghasilan utama. Kami tidak tahu harus bagaimana lagi,” kata seorang warga.

Situasi ini membuat masyarakat Pemangku Talang Sembilan dihantui rasa takut. Mereka khawatir kawanan gajah kembali datang sewaktu-waktu. Beberapa warga bahkan mengaku sulit tidur sejak kejadian itu, karena waspada terhadap kemungkinan serangan lanjutan.

“Kami mohon pemerintah segera turun tangan. Kami hanya ingin hidup tenang di kampung sendiri, tanpa harus ketakutan setiap malam,” kata warga lainnya.

Warga menyadari bahwa gajah merupakan satwa dilindungi, namun mereka berharap ada solusi nyata agar konflik antara manusia dan satwa liar tidak terus berulang. Mereka menilai persoalan ini sudah masuk kategori darurat karena mengancam keselamatan sekaligus ekonomi masyarakat.

Ironisnya, serangan kawanan gajah terjadi hanya dua hari setelah peristiwa tragis yang menimpa seorang petani di Kecamatan Sekincau. Pada Jumat (5/9/2025), seorang petani bernama Amir, warga Pekon Tiga Jaya, diterkam harimau saat pulang dari kebun bersama anaknya.

Harimau menyerang bagian leher Amir, namun nyawanya selamat setelah anaknya berteriak keras hingga satwa buas itu melarikan diri ke hutan. Camat Sekincau, Reza Pahlevi, membenarkan peristiwa tersebut.

Ia mengatakan Amir segera dievakuasi ke Puskesmas Sekincau untuk mendapat perawatan intensif. Hingga kini korban masih menjalani perawatan medis akibat luka cukup serius di bagian leher. Peristiwa itu membuat warga sekitar semakin takut melakukan aktivitas di kebun. (*)