Metro Krisis Lapangan Kerja, Akademisi Desak Pemkot Tak Hanya Jual Janji

Dekan FISIP UDW Metro, Sudarman Mersa. Foto: Dok Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Gelombang lulusan perguruan tinggi
setiap tahun semakin menumpuk di Kota Metro, namun lapangan kerja yang tersedia
masih jauh dari memadai.
Fakta ini diungkapkan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Dharma Wacana Metro, Dr. Sudarman Mersa, yang
menegaskan perlunya langkah konkret dari pemerintah daerah agar problem
pengangguran tidak semakin membengkak.
Sudarman menjelaskan, khusus di FISIP UDW Metro, rata-rata
ada 150 mahasiswa yang lulus setiap tahunnya. Namun dari hasil tracer study
yang dilakukan, hanya sekitar 30 persen lulusan yang berhasil terserap dunia
kerja.
Artinya, ada lebih dari setengah lulusan yang masih harus
berjuang sendiri mencari jalan hidup, termasuk memilih bertahan dengan
pekerjaan serabutan atau membangun usaha kecil tanpa pendampingan serius dari
pemerintah.
“Setiap tahun, kita melepas ratusan lulusan. Namun jika dunia
kerja tak siap menampung, maka angka pengangguran terdidik akan terus
bertambah. Hendaknya Pemkot Metro bersama stakeholder membuka jaringan dan
kerjasama dengan pihak swasta, baik dalam maupun luar negeri, agar
lulusan-lulusan ini bisa tersalurkan dengan baik,” kata Sudarman Mersa saat
dikonfirmasi melalui sambungan WhatsApp, Kamis (11/9/2025).
Ia menambahkan, pemerintah daerah juga seharusnya tidak
sekadar mengandalkan serapan kerja formal, tetapi mulai serius membuka
latihan-latihan kerja bagi pemuda, memberikan pendampingan kepada home industri
lokal, hingga menciptakan iklim usaha yang ramah bagi wirausaha muda.
“Untuk jangka panjang, pemkot bisa membangun Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) yang menyesuaikan dengan potensi lokal, misalnya sektor
wisata, UMKM, hingga ekonomi kreatif. Itu akan memberi ruang lebih besar bagi
tenaga kerja lokal untuk berkembang,” jelasnya.
Catatan menunjukkan bahwa problem pengangguran di Kota Metro
memang bukan hal sepele. Berdasarkan catatan Kupastuntas.co, pada tahun 2024
jumlah pengangguran terbuka di Kota Metro mencapai 3.468 orang, atau sekitar
3,71 persen dari total angkatan kerja sebanyak 93.584 orang.
Jika dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi kenaikan sekitar
198 orang, dari 3.270 pengangguran pada tahun 2023 menjadi 3.468 pada tahun
2024. Padahal, tren sebelumnya sempat menunjukkan perbaikan, yang mana Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) Metro menurun dari 5,40 persen pada 2020 menjadi
3,60 persen pada 2023, sebelum akhirnya sedikit naik kembali di tahun 2024
menjadi 3,71 persen.
Kondisi ini menunjukkan adanya stagnasi, bahkan kemunduran
dalam strategi pemerintah mengatasi pengangguran. Apalagi dengan fakta ratusan
lulusan perguruan tinggi yang terus lahir setiap tahun, risiko ledakan
pengangguran intelektual bisa semakin nyata.
Pengamat menilai bahwa Metro terlalu lama bergantung pada
sektor jasa dan pemerintahan tanpa keberanian memperluas basis ekonomi lokal.
Jika tren ini berlanjut, maka setiap tahun lulusan baru akan terus menambah
beban angkatan kerja tanpa solusi jangka panjang.
Sudarman menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh membiarkan
masalah ini menjadi bom waktu.
"Tanpa kebijakan inovatif, kita hanya akan mencetak
pengangguran baru setiap tahun. Lulusan siap bekerja, tetapi kesempatan tidak
tersedia. Pemkot harus hadir, bukan sekadar memberi janji,” tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Pemkot Metro Rilis Daftar 1.925 PPPK Paruh Waktu
Kamis, 11 September 2025 -
Soal Tunjangan Dewan, Ketua DPRD Kota Metro Ria Hartini Bungkam
Kamis, 11 September 2025 -
Delapan Pelajar Metro Siap Berlaga di Olimpiade Sains Nasional 2025
Rabu, 10 September 2025 -
Didik Isnanto Soroti Lambannya Kinerja Pemkot Metro, Desak Walikota Bertanggung Jawab
Rabu, 10 September 2025