• Jumat, 12 September 2025

Kadin: Banyak Tenaga Kerja Unggul Lampung Pilih Bekerja ke Luar Daerah

Jumat, 12 September 2025 - 13.32 WIB
14

Wakil Ketua Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung, Romi Junanto Utama. Foto: Ist

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Wakil Ketua Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung, Romi Junanto Utama, mengungkapkan tantangan serius yang tengah dihadapi dunia usaha di Provinsi Lampung.

Menurutnya, tenaga kerja asli Lampung dengan latar belakang pendidikan D3 maupun sarjana yang memiliki kompetensi unggul lebih memilih bekerja di wilayah Jabodetabek dan Banten.

Alasannya, selain banyaknya alternatif industri, tingkat upah minimum regional (UMR) di daerah tersebut dinilai jauh lebih menarik dibandingkan di Lampung.

“Problem ini cukup sulit dan menjadi dilema bagi sektor usaha di Lampung. Para lulusan terbaik justru mencari peluang di luar daerah, sehingga sektor usaha di Lampung agak kesulitan merekrut tenaga kerja dengan kompetensi unggul,” ujar Romi, Jumat (12/9/2025).

Ia menambahkan, fenomena serupa juga terjadi pada sektor tenaga kerja informal. Pekerja rumah tangga, pelayan warung, hingga buruh harian lebih memilih merantau ke Jabodetabek dan Banten dengan alasan upah yang lebih tinggi dibandingkan di daerah asalnya.

“Akibatnya, ketersediaan tenaga kerja di Lampung sebagian besar diisi oleh mereka yang kurang kompetitif. Kondisi ini berdampak pada produktivitas dan perkembangan dunia usaha di daerah,” jelasnya.

Romi berharap ke depan pemerintah daerah bersama pelaku usaha dapat merumuskan kebijakan yang mampu meningkatkan daya tarik kerja di Lampung.

"Yaitu baik dari sisi kesejahteraan maupun ketersediaan lapangan kerja yang lebih beragam, " ungkapnya.

Diketahui, jumlah lulusan perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di Provinsi Lampung mencapai 30 ribu orang per tahun. Dari jumlah itu, hanya 800 lulusan yang terserap industri lokal, sementara 29.200 sisanya menjadi pengangguran.

Jumlah lulusan PTN dan PTS di Provinsi Lampung yang bisa langsung mendapatkan pekerjaan masih sangat minim. Sementara setiap tahun, kampus-kampus di Lampung rutin mewisuda lulusan dari program sarjana (S1) maupun diploma. Akibatnya, angka pengangguran sarjana dan diploma terus bertambah setiap tahun.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, Ahmadriswan Nasution, mengungkapkan pada Februari 2025 terdapat 4.879.000 penduduk Lampung yang bekerja dan 206 ribu orang pengangguran.

Ia menjelaskan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) tamatan SMA masih yang tertinggi dibandingkan jenjang pendidikan lainnya, yakni 6,88 persen. Adapun TPT tamatan perguruan tinggi sebesar 3,60 persen. (*)