• Rabu, 17 September 2025

Semangat Menuntut Ilmu Tak Pernah Padam, Mbah Trimo dan Istri Wisuda di Usia Senja

Rabu, 17 September 2025 - 21.35 WIB
15

Pasangan lansia Mbah Trimo dan istrinya Suparmi. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus - Pekon Argomulyo, Kecamatan Sumberejo, Kabupaten Tanggamus, Rabu (17/9/2025), menjadi saksi sejarah baru. Puluhan lansia mengenakan toga hitam, melangkah mantap di panggung wisuda Sekolah Lansia Kasih Ibu, Standar 1 (S1) Tahun Ajaran 2024-2025. Sebanyak 54 peserta resmi dikukuhkan, termasuk siswa lansia tertua yang berusia 95 tahun, membuktikan bahwa semangat belajar tak mengenal usia.

Di antara mereka, Mbah Asiah (80) mencuri perhatian. Sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat, ia menata toga dengan hati-hati. Tatap matanya penuh kebanggaan saat namanya dipanggil maju menerima sertifikat. 

“Dulu saya tak sempat sekolah. Sekarang, saya ingin anak-cucu tahu bahwa belajar itu tidak ada kata terlambat,” katanya, suara lirihnya menggetarkan hati banyak orang. 

Tepuk tangan mengiringi langkahnya di panggung, menandai momen kebahagiaan yang tak terlupakan.

Tak kalah menyentuh adalah pasangan lansia Trimo (75) dan istrinya Suparmi (73). Berjalan beriringan, saling menopang, mereka menorehkan kisah kebersamaan di usia senja. 

Trimo berbicara dengan mata berbinar.

"Meski kepala sudah tujuh puluh lima, kami tetap ingin belajar bersama. Sekolah Lansia ini membuat hari-hari kami lebih bermakna. Setiap kali belajar, rasanya seperti kembali muda. Hari ini, mengenakan toga, hati kami penuh kebanggaan," katanya bangga.

Disampingnya, Suparmi sang istri tercinta berturut, belajar bersama suami membuat dirinya semakin semangat. Mereka saling mendukung, saling menyemangati. 

"Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Semoga pengalaman ini menginspirasi lansia lain, bahwa usia bukan halangan untuk berkarya dan memberi manfaat bagi masyarakat," katanya malu-malu sambil melirik Mbah Trimo.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung, Soetriningsih, dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada seluruh wisudawan Standar 1. 

"Semoga ilmu yang diperoleh dapat membuat lansia semakin tangguh dan menjadi teladan. Dukungan dari semua pihak, terutama pemerintah pekon, penting agar program ini bisa berlanjut hingga Standar 2 dan 3," katanya.

Ketua Tim Penggerak PKK Siti Mahmudah Saleh, mengatakan kegiatan ini menginspirasi bahwa belajar tak mengenal usia. "Semangat dan ketekunan adalah pesan yang kami harapkan diteruskan oleh generasi muda," ujar Mahmudah.

Mahmudah menutup sambutannya dengan pantun hangat yang membuat para lansia tersenyum:

Belajar matematika pakailah rumus,

Jangan lupa bapak-bapak ke kampus ambil S2.

Mari bersama kita bangun Tanggamus,

Dengan ilmu agama terus menerus.

Sekolah Lansia Kasih Ibu bukan sekadar tempat belajar. Ia menjadi ruang bagi lansia tetap produktif, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta memberi inspirasi bagi masyarakat. 

Mbah Asiah, Trimo, dan Suparmi membuktikan bahwa belajar dapat menyatu dengan kehidupan sehari-hari dan memperkuat ikatan keluarga.

Dengan langkah pelan namun mantap, para lansia menunjukkan bahwa usia hanyalah angka. Toga yang mereka kenakan menjadi simbol tekad, harapan, dan semangat yang tak pernah padam. 

Dari wajah-wajah yang berkeriput terpancar pesan abadi, selama ada kemauan, belajar dan berkarya selalu mungkin, tak peduli usia.

Pekon Argomulyo bukan sekadar tuan rumah wisuda. Ia menjadi saksi kebangkitan semangat belajar di usia senja, menandai era baru pemberdayaan lansia di Kabupaten Tanggamus. 

Wisuda Sekolah Lansia Kasih Ibu Standar 1 Tahun Ajaran 2024-2025 menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar, keberdayaan, dan kontribusi bagi masyarakat tidak pernah pudar, bahkan di usia paling senja sekalipun. (*)