• Kamis, 18 September 2025

‎Operasional Koperasi Desa Merah Putih di Lampung Barat Belum Berjalan Optimal

Kamis, 18 September 2025 - 11.13 WIB
16

‎Operasional Koperasi Desa Merah Putih di Lampung Barat Belum Berjalan Optimal. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Progres operasional Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Kabupaten Lampung Barat hingga kini masih terbatas. Meskipun koperasi sudah dibentuk dan berbadan hukum, sebagian besar aktivitas usaha belum berjalan optimal.

‎Sekretaris KDMP Pekon Kota Besi, Kecamatan Batu Brak, Pungki, menjelaskan koperasi di desanya masih dalam tahap persiapan teknis dan penyusunan rencana kerja. Hingga kini, KDMP Kota Besi belum memiliki kantor/gedung sendiri.

“Untuk saat ini koperasi kami belum bisa berjalan penuh. Masih dalam proses perencanaan yang matang, termasuk mencari tempat sewa untuk dijadikan kantor sementara,” ujar Pungki, kepada kupastuntas.co, Kamis (18/9/2025).

‎Ia mengatakan, bidang usaha yang direncanakan meliputi penyediaan sembako murah, distribusi gas LPG 3 kilogram, penyaluran pupuk subsidi, serta pelayanan keuangan berbasis koperasi.

Program ini diharapkan bisa menyentuh kebutuhan langsung masyarakat.

‎Namun, keterbatasan modal menjadi tantangan utama. Koperasi baru mengandalkan iuran anggota sebagai modal dasar, sementara pengajuan pinjaman ke lembaga keuangan belum dilakukan sebab masih menunggu petunjuk teknis.

‎“Untuk permodalan awal masih bersumber dari iuran anggota. Kami belum mengajukan pinjaman, karena ingin memastikan koperasi ini benar-benar siap berjalan sesuai dengan petunjuk teknis yang ada," tambahnya.

‎Saat ini, KDMP Pekon Kota Besi tercatat memiliki tujuh orang pengurus dan tiga dewan pengawas.

Mekanisme keanggotaan mewajibkan warga berdomisili di pekon setempat, menyerahkan data identitas, serta membayar iuran pokok dan iuran wajib bulanan.

‎Pungki menilai, rendahnya minat warga untuk bergabung menjadi salah satu hambatan. Minimnya anggota membuat koperasi sulit mengumpulkan modal awal.

"Antusias warga masih kurang sehingga modal awal terbatas. Padahal, manfaat koperasi bisa dirasakan bersama kalau semua ikut mendukung,” katanya.

‎Meski demikian, KDMP Pekon Kota Besi sudah mengantongi legalitas, termasuk pengesahan AD/ART dan SK Kemenkumham. Para pengurus juga mengikuti pelatihan daring yang difasilitasi kementerian.

‎Jika nanti operasional sudah berjalan, koperasi berencana mengajukan pinjaman ke Bank Himbara sebagai tambahan modal usaha.

Dukungan aparatur pekon juga dinilai penting untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.

‎“Kalau lurah atau peratin bisa ikut bergabung untuk melakukan support secara langsung itu akan jadi dorongan besar bagi warga untuk lebih percaya kepada koperasi desa merah putih yang sudah kita bentuk," kata dia.

‎Sementara itu, Ketua KDMP Pekon Kerang, Pendi Wijaya, menyebut koperasi yang ia kelola juga masih dalam tahap awal operasional. Meski sudah berbadan hukum, kegiatan usaha belum berjalan maksimal.

‎Menurut Pendi, koperasi Pekon Kerang masih memanfaatkan rumah salah satu anggota sebagai tempat aktivitas sementara. Modal awal juga berasal dari iuran anggota, tanpa dukungan dana eksternal.

‎“Kantor permanen belum ada, modal pun masih dari iuran anggota. Tapi kami tetap optimistis karena koperasi ini punya potensi besar untuk mendorong ekonomi desa,” ujar Pendi saat diminta keterangan, Kamis (18/9/2025).

‎Ia menambahkan, koperasi sedang memetakan sektor usaha yang sesuai dengan potensi lokal. UMKM menjadi salah satu bidang yang dipertimbangkan, karena selaras dengan kebutuhan masyarakat dan peluang pasar.

‎“Kami ingin usaha koperasi benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat. Maka pemetaan usaha yang tepat sangat penting, dan UMKM adalah opsi yang sedang kami kaji serius saat ini," jelasnya.

‎Menanggapi progres operasional KDMP yang masih terbatas, sebelumnya Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus menegaskan pemerintah daerah akan menurunkan satuan tugas (Satgas) khusus untuk memberikan pendampingan teknis di 135 pekon.

‎Menurutnya, banyak pengurus koperasi desa yang belum memahami mekanisme operasional, khususnya terkait pemodalan dan strategi usaha.

Satgas nantinya akan membantu memberikan pemahaman aturan, kebijakan program, serta pengelolaan usaha.

‎“Kita ingin koperasi desa ini segera beroperasi maksimal. Kalau SDM sudah didampingi dan diberi pemahaman, maka koperasi bisa menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat pekon,” tegas Parosil. (*)