• Jumat, 19 September 2025

‎Parosil Desak Kementan Dukung Hilirisasi Kopi Lampung Barat

Jumat, 19 September 2025 - 14.35 WIB
15

‎Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus, saat menerima audiensi Tenaga Ahli Kementan di Sekolah Kopi, Kecamatan Sumber Jaya, Jumat (19/9/2025). Foto: Echa/kupastuntas.co

‎Kupastuntas.co, Lampung Barat - Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus meminta dukungan langsung dari Kementerian Pertanian (Kementan) untuk pengembangan industri pengolahan kopi di daerahnya.

Permintaan tersebut disampaikan saat menerima audiensi Tenaga Ahli Kementan yang dipimpin Hermansyah di Sekolah Kopi, Kecamatan Sumber Jaya, Jumat (19/9/2025).

Dalam pertemuan itu, Parosil menekankan pentingnya hilirisasi produk kopi agar memberi nilai tambah bagi petani.

Menurutnya, Lampung Barat yang dikenal sebagai sentra kopi robusta terbesar di Provinsi Lampung belum maksimal dalam pengolahan hasil panen.

‎Ia menegaskan, mayoritas masyarakat Lampung Barat menggantungkan hidup dari kopi.

"Sekitar 70 persen warga Lampung Barat berprofesi sebagai petani kopi robusta. Maka, hilirisasi adalah kebutuhan mendesak,” ujar Parosil.

‎Bupati menyebut selama ini petani masih berkutat di produksi biji kopi mentah. Padahal, peluang ekonomi lebih besar justru ada pada sektor pengolahan dan pengemasan produk.

"Kalau hulunya, petani kita sudah hebat. Produktivitas bagus, cara merawat tanaman luar biasa. Tetapi ketika masuk ke hilir, masih lemah,” kata Parosil.

‎Ia menambahkan, kondisi ini membuat Lampung Barat seringkali kalah pamor dibanding kabupaten lain.

“Kadang saya sedih, Lampung Barat punya kopi, tapi nama daerah lain yang terangkat. Padahal, produksi terbesar ada di sini,” ucapnya.

Menurut Parosil, pabrik pengolahan kopi di Lampung Barat dapat menjadi solusi konkret. Dengan adanya industri hilir, petani tidak lagi hanya menjual bahan mentah, tetapi bisa menghasilkan produk olahan yang punya daya saing di pasar nasional maupun internasional.

‎“Hilirisasi akan meningkatkan daya tawar petani, sekaligus memperbaiki kesejahteraan mereka,” tegasnya.

Parosil berharap pemerintah pusat tidak sekadar hadir memberi program, tetapi juga mendukung pembangunan fasilitas pengolahan kopi secara berkelanjutan.

‎Sementara itu, Tenaga Ahli Kementan Hermansyah menyambut baik aspirasi yang disampaikan. Ia mengaku akan menindaklanjuti usulan tersebut bersama pemangku kepentingan terkait.

“Kami akan komunikasikan lebih lanjut. Harapan kami bisa ada wilayah percontohan yang nantinya dikembangkan di seluruh Lampung Barat,” kata Hermansyah.

‎Ia menilai Lampung Barat memiliki potensi besar yang layak dikembangkan. Selain luas lahan, karakter petani yang sudah terbiasa mengelola kopi menjadi modal utama.

Menurut Hermansyah, hilirisasi kopi sejalan dengan program strategis Kementan dalam mendorong nilai tambah komoditas pertanian.

“Jika ini berhasil, tentu manfaatnya langsung dirasakan petani,” ujarnya.

Parosil pun menyatakan siap bekerja sama penuh dengan pemerintah pusat untuk merealisasikan rencana tersebut.

Ia menegaskan bahwa hilirisasi kopi tidak hanya soal ekonomi, tetapi juga identitas daerah.

"Lampung Barat harus dikenal bukan hanya sebagai penghasil kopi mentah, tetapi juga produsen kopi olahan berkualitas,” pungkasnya. (*)