Soal Video Jembatan Gantung di Pesawaran Viral, Pemdes Pastikan Perbaikan Dilakukan di 2026 dan Anak dalam Video Dapat Bantuan

AK (12) saat mendapat bantuan dari Pemkab Pesawaran. Foto: Ist
Kupastuntas.co, Pesawaran – Sebuah video yang menampilkan seorang anak menyeberangi jembatan gantung di Desa Sukaraja, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Lampung, mendadak viral di media sosial. Kondisi jembatan yang tampak rusak dalam rekaman tersebut memicu perhatian publik serta menimbulkan kekhawatiran terkait keselamatan warga.
Penjabat Kepala Desa Sukaraja, Surawan, mengakui bahwa jembatan gantung itu memang mengalami kerusakan. Meski begitu, ia menegaskan jembatan masih bisa difungsikan secara terbatas.
“Jembatan itu hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki. Tidak bisa dilalui kendaraan roda dua apalagi roda empat. Aksesnya pun terbatas, hanya menghubungkan sekitar 15 rumah warga di Dusun 1 RT 03 ke RT 02, serta jalan setapak menuju sawah,” kata Surawan, Senin (22/9/2025).
Menurut Surawan, pemerintah desa sudah menyiapkan langkah perbaikan. Pihaknya merencanakan pembangunan kembali jembatan melalui Dana Desa yang akan direalisasikan pada tahun 2026.
“Anggarannya sudah masuk dalam rencana kerja desa. Harapannya, jembatan bisa kembali digunakan dengan baik, aman, dan lancar, terutama bagi anak-anak yang bersekolah maupun warga yang bekerja ke sawah,” ujarnya.
Camat Gedong Tataan, Darlis, turut memberikan klarifikasi atas video yang beredar. Ia menyebut narasi dalam rekaman tersebut tidak sepenuhnya sesuai dengan kondisi di lapangan.
“Setelah bertemu dengan anak yang bersangkutan, ternyata ia hanya diarahkan untuk mengatakan bahwa jembatan rusak parah. Padahal dirinya sendiri belum mengetahui kondisi sebenarnya. Jadi memang ada pihak yang mengarahkan narasi itu,” tegas Darlis.
Di balik hebohnya video tersebut, terungkap fakta lain mengenai kehidupan anak yang muncul dalam rekaman. Anak itu berinisial AK (12), pelajar kelas VI SD asal Dusun Sukaraja 1 RT 03.
Hasil kunjungan pemerintah desa dan kecamatan menunjukkan AK hidup dalam kondisi memprihatinkan. Ia hanya memiliki satu stel seragam sekolah yang sudah kotor, sehingga kerap tidak bisa berangkat sekolah.
Ayah AK bekerja serabutan sebagai sopir atau buruh kebun. Pekerjaannya membuat sang ayah kerap meninggalkan rumah selama tiga hingga tujuh hari. Sementara itu, ibunya sudah lama berpisah, sehingga AK harus tinggal seorang diri.
Dalam kesehariannya, AK harus mengurus makan serta kebutuhan dasar tanpa pendampingan orang tua. Ia sempat menerima bantuan program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), namun sejak orang tuanya berpisah, bantuan tersebut tidak lagi diterimanya.
Sebagai tindak lanjut, pihak kecamatan bersama pemerintah desa memberikan bantuan darurat berupa seragam sekolah baru, perlengkapan belajar, serta paket sembako untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari AK.
“Kami ingin memastikan ananda AK tetap bisa bersekolah dan tidak terbebani oleh kondisinya saat ini,” ujar Darlis.
Kasus ini menunjukkan bahwa perhatian publik akibat video viral tidak hanya menyoroti aspek infrastruktur desa, tetapi juga membuka mata tentang persoalan sosial yang dialami anak-anak di wilayah pedesaan. (*)
Berita Lainnya
-
Bupati Nanda Indira Ajak GP Ansor Sinergi Majukan Pembangunan Keagamaan di Pesawaran
Senin, 29 September 2025 -
KEK Teluk Pandan Pesawaran, Harapan Baru Wisata Lampung
Senin, 29 September 2025 -
Buron 5 Bulan, Begal Sadis Resahkan Warga Pesawaran Dibekuk Polisi
Minggu, 28 September 2025 -
Bupati Pesawaran Nanda Bantu Keluarga Balita Stunting di HUT ke-80 PMI
Jumat, 26 September 2025