Desa Kali Pasir Lamtim Masih Terisolasi, Perahu Jadi Transportasi Utama

Wakil Bupati Lampung Timur Azwar Hadi dan investor asal Jepang berbincang tentang progres SMK Otomotif. Foto: Agus/kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Lampung Timur - Akses transportasi di Desa Kali Pasir, Kecamatan Way Bungur, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim), masih menghadapi kesulitan besar. Sungai Batanghari yang membentang di perbatasan desa menjadi penghalang utama warga untuk bepergian ke desa tetangga maupun ke pusat pemerintahan kabupaten.
Setiap hari, warga Desa Kali Pasir yang hendak menuju Desa Tanjung Tirto atau sebaliknya harus menggunakan perahu. Jalur sungai menjadi satu-satunya pilihan mobilisasi masyarakat.
Tidak hanya pejalan kaki dan pengendara sepeda motor, kendaraan roda empat juga bergantung pada jasa perahu penyeberangan. Pemandangan mobil yang menaiki perahu sudah menjadi hal biasa bagi warga sekitar.
Satu perahu penyeberangan di sungai itu mampu mengangkut hingga empat mobil sekaligus. Tarif untuk satu mobil ditetapkan sebesar Rp50 ribu sekali jalan.
Meski hanya butuh waktu sekitar 10 menit dari Desa Tanjung Tirto menuju Desa Kali Pasir, keterbatasan akses ini sudah lama dirasakan warga.
Bagi masyarakat yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, biaya penyeberangan bukan hal ringan. Namun, tidak ada alternatif lain kecuali tetap mengandalkan perahu.
Kepala Desa Kali Pasir, Joko Supriyanto, mengakui bahwa kondisi infrastruktur menjadi persoalan mendasar bagi warganya. Ia menyebut akses menuju Ibu Kota Kabupaten Lampung Timur hanya bisa ditempuh lewat jalur sungai.
“Tidak ada jalan darat langsung menuju kabupaten. Kalau warga ingin ke sana, ya harus menyeberang dulu menggunakan perahu,” ujarnya.
Di tengah keterbatasan itu, kabar baik datang dari investor asing. Perusahaan otomotif asal Jepang, PT UPTY GLOBAL Co. Ltd., berencana membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Otomotif di Desa Kali Pasir.
Menurut Joko, kehadiran sekolah tersebut diharapkan mampu memberi harapan baru bagi generasi muda desanya.
“Kalau nanti berdiri SMK otomotif, anak-anak kita bisa belajar ilmu yang bermanfaat. Bahkan setelah lulus, mereka berpeluang bekerja ke Jepang. Itu akan membantu memperbaiki ekonomi keluarga,” kata Joko.
Rata-rata warga Desa Kali Pasir menggantungkan hidup dari pekerjaan buruh tani. Pendapatan mereka jauh dari cukup untuk menopang kebutuhan hidup sehari-hari.
Wakil Bupati Lampung Timur, Azwar Hadi, turut menyambut positif rencana pembangunan SMK tersebut. Ia menilai langkah investor Jepang hadir di desa yang terisolasi merupakan sesuatu yang patut diapresiasi.
“Saya merasa bangga. Desa Kali Pasir yang jauh dari akses darat ternyata bisa menarik perhatian perusahaan luar negeri,” ucap Azwar.
Ia menambahkan, Pemkab Lampung Timur akan menindaklanjuti rencana pembangunan jembatan penghubung Kali Pasir–Tanjung Tirto. Hal itu untuk mengakhiri ketergantungan masyarakat pada perahu.
“Kita ingin transportasi lebih mudah, tidak lagi harus menyeberang dengan perahu. Dengan adanya jembatan, aktivitas warga bisa lebih lancar,” ujarnya.
Azwar juga mengaku terkesan dengan semangat warga yang mampu menjalin hubungan kerja ke luar negeri, khususnya Jepang.
“Kita bangga, karena masyarakat kita mampu menghadirkan investor internasional. Ini bukti bahwa kerja keras warga bisa mengangkat nama daerah,” tambahnya.
Sementara itu, CEO UPTY GLOBAL, Hideaki Ida, menyebut Indonesia—khususnya Lampung Timur—memiliki potensi besar dalam dunia otomotif.
“Hampir 60 ribu pekerja asal Indonesia bekerja di perusahaan otomotif Jepang. Mereka dinilai ramah, rajin, dan memiliki kemampuan yang bisa diandalkan,” kata Ida.
Ia menekankan, kebutuhan tenaga kerja di bidang otomotif di Jepang masih sangat tinggi. Karena itu, kehadiran SMK Otomotif di Kali Pasir diharapkan menjadi jawaban atas kebutuhan tersebut.
Menurutnya, siswa SMK tidak hanya diajarkan keterampilan otomotif, tetapi juga bahasa Jepang. Hal itu penting agar lulusan bisa langsung beradaptasi dengan dunia kerja di Negeri Sakura.
“Di Jepang, industri otomotif menjadi usaha utama. Karena itu, peluang bagi anak-anak Indonesia terbuka sangat lebar,” ujarnya.
UPTY GLOBAL sendiri sebelumnya telah mengembangkan program serupa di Bandung. Kali ini, Desa Kali Pasir dipilih sebagai fokus baru untuk pengembangan sekolah otomotif.
Ida berharap, pemerintah daerah memberi dukungan penuh terhadap pembangunan SMK. Ia juga menilai keberadaan sekolah itu bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi masyarakat Lampung Timur.
“Budaya Indonesia juga banyak dikenal di Jepang berkat pekerja migran. Dengan adanya SMK ini, bukan hanya tenaga kerja, tapi juga budaya bisa terus diperkenalkan,” tambahnya.
Direktur Utama PT UPTY GLOBAL, Edy Mustofa, mengatakan inspirasi pembangunan sekolah muncul setelah melihat kondisi masyarakat Kali Pasir.
“Mayoritas warga hanya bekerja sebagai buruh tani. Kami ingin menghadirkan kesempatan baru agar anak-anak mereka bisa punya penghasilan lebih baik dengan bekerja di Jepang,” ujarnya.
Edy menargetkan, SMK Otomotif itu mulai dibangun pada tahun 2026. Pembangunan sekolah dan pembelian lahan seluas 0,5 hektare sepenuhnya dibiayai oleh perusahaan.
Namun, ia berharap pemerintah daerah dapat membantu kemudahan perizinan serta memperhatikan pembangunan jembatan penghubung desa.
“Kami sudah siap mendanai pembangunan sekolah, tapi pemerintah juga harus membantu perbaikan infrastruktur. Tanpa akses darat yang memadai, tentu kegiatan belajar mengajar juga akan terhambat,” kata Edy.
Bagi warga Kali Pasir, harapan itu menjadi angin segar di tengah keterbatasan yang selama ini membelenggu. Suara gemuruh mesin perahu di Sungai Batanghari seakan memberi tanda: perubahan besar mungkin akan segera datang. (*)
Berita Lainnya
-
Warga Tulang Bawang Tertipu Rp46 Juta Usai Tergiur Iklan Mobil di Facebook
Minggu, 21 September 2025 -
Dana Belum Cair, MBG di SD Baitul Muslim Lampung Timur Disetop
Kamis, 18 September 2025 -
Gelapkan Uang Operasional, Sopir Ekspedisi Diringkus Polsek Way Jepara Lampung Timur
Selasa, 16 September 2025 -
Bupati Lampung Timur Lantik 29 Pejabat Administrator Baru
Jumat, 12 September 2025