Mutasi Tiga Kadis di Tanggamus Tuai Sorotan, Pengamat: Publik Butuh Bukti Bukan Seremoni

Pengamat kebijakan publik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, Vincensius Soma Ferrer. Foto: Ist
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung – Bupati Tanggamus, Mohammad Saleh Asnawi, melakukan rotasi
besar-besaran terhadap pejabat struktural di lingkungan Pemerintah Kabupaten
(Pemkab) Tanggamus pada Rabu, 17 September 2025.
Dari sejumlah
pejabat yang dimutasi, perhatian publik tertuju pada tiga kepala dinas yang
mengalami penurunan jabatan, yakni Syamdjuniston, Riswanda Djunaidi, dan Taufik
Hidayat.
Syamdjuniston yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Kesbangpol dipindahkan
menjadi Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan.
Kemudian, Riswanda Djunaidi yang sebelumnya
menjabat Kepala Dinas Dinas PUPR kini
menempati posisi Kepala Bidang Produksi Peternakan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan.
Sementara itu, Taufik Hidayat yang semula
menjabat Kepala Dinas Kesehatan dipindah menjadi Kepala Bidang Kesehatan
Masyarakat di Dinas Kesehatan.
Menanggapi
rotasi tersebut, pengamat kebijakan publik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung, Vincensius Soma Ferrer, menyebut bahwa publik
berhak mempertanyakan arah dari kebijakan mutasi ini.
"Masyarakat
Kabupaten Tanggamus layaknya penumpang kapal besar, yang dikemudikan oleh
seorang nahkoda, yaitu Bupati, menuju dermaga pembangunan," ujar Soma,
Selasa, 23 September 2025.
Ia menilai
bahwa dalam konteks pembangunan, baik fisik maupun nonfisik, keputusan
mengganti para "awak kapal" — dalam hal ini para kepala dinas —
harusnya didasarkan pada kebutuhan strategis dan kinerja, bukan kedekatan
personal.
"Ada yang
diganti posisinya, ada yang diturunkan jabatan. Pertanyaannya, apakah ini
benar-benar langkah perbaikan, atau hanya didasarkan pada kedekatan dengan
kepala daerah?" kata Soma.
Menurutnya,
masyarakat Tanggamus tidak terlalu peduli siapa yang duduk di kursi jabatan,
selama pejabat tersebut mampu memberikan perubahan nyata.
"Yang
masyarakat harapkan adalah pejabat yang lebih gesit, lebih peduli, dan mampu
menjawab kebutuhan warga. Jika hanya didasarkan pada relasi pribadi, ini bisa
memperkuat kegelisahan publik bahwa mutasi ini bukan demi pelayanan, tapi
sekadar pembagian jabatan," tegasnya.
Ia menambahkan,
kepercayaan publik terhadap pemerintah daerah tidak dibangun lewat seremoni
pelantikan, melainkan melalui kinerja dan dampak langsung yang dirasakan
masyarakat.
"Rotasi
ini seharusnya menjadi awal bagi para pejabat baru untuk membuktikan kapasitas
dan komitmen mereka. Jika mereka gagal menunjukkan perubahan, publik akan
semakin yakin bahwa rotasi ini hanya sebatas agenda politik internal
birokrasi," tutupnya. (*)
Berita Lainnya
-
Universitas Teknokrat Indonesia Raih Penghargaan Kampus Inovasi Terbaik Dunia versi WURI Rank 2025 di Korea Selatan
Jumat, 26 September 2025 -
Ini Lima Calon Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Dipanggil DPP untuk Fit and Proper Test
Jumat, 26 September 2025 -
Empat Titik Tol Bakauheni–Terbanggi Besar Kini Dilengkapi Sistem Deteksi Kendaraan ODOL
Jumat, 26 September 2025 -
Bayar PBB di Lampung City Mall Dapat Minyak Goreng Gratis, Ini Jadwalnya
Jumat, 26 September 2025