Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Hari Tani Nasional yang diperingati setiap 24 September bukan sekadar seremonial, melainkan momentum untuk merenungkan kembali nasib jutaan petani yang hingga kini masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Di Lampung, sektor pertanian bahkan menyumbang sekitar 30 persen perekonomian daerah. Namun di balik kontribusi besar itu, kesejahteraan petani masih jauh dari harapan.

Diperkirakan Lampung mampu memproduksi gabah hingga 2,9 juta ton per Oktober 2025. Potensi ini menegaskan posisi Lampung sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Sayangnya, keberlimpahan produksi tidak otomatis menghadirkan kesejahteraan. Banyak petani masih berhadapan dengan harga gabah yang rendah, biaya produksi yang tinggi, serta keterbatasan akses terhadap pupuk, benih unggul, dan teknologi pasca panen.

Lebih ironis lagi, Lampung masih sebatas penghasil bahan mentah pertanian. Hilirisasi dan industri pengolahan belum berkembang optimal. Akibatnya, nilai tambah pertanian justru dinikmati daerah lain, sementara petani tetap berada pada posisi paling rentan dalam rantai produksi pangan.

Masalah struktural lain yang membelenggu adalah ketimpangan agraria. Banyak petani gurem hanya mengelola lahan kurang dari setengah hektare, sementara konflik lahan masih kerap terjadi. Tanpa reforma agraria yang nyata, sulit berharap kesejahteraan petani bisa meningkat signifikan.

Hari Tani Nasional seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah daerah, khususnya Pemprov Lampung, untuk lebih serius memastikan keberpihakan pada petani. Hilirisasi harus segera didorong, fasilitas pasca panen diperbanyak, akses pupuk dan modal dipermudah, serta penyelesaian konflik agraria dipercepat.

Sudah saatnya petani Lampung naik kelas. Mereka tidak boleh terus-menerus hanya menjadi pemasok bahan mentah dengan harga murah. Dengan kebijakan yang tepat, petani bukan hanya penopang pangan, tapi juga penentu kemajuan ekonomi daerah.

Hari Tani Nasional adalah pengingat: kesejahteraan bangsa ini tidak bisa dilepaskan dari kesejahteraan petani. Dan Lampung, sebagai salah satu lumbung pangan Indonesia, punya tanggung jawab besar untuk mewujudkannya. (**)