Petani Lampung Tuntut Stabilkan Harga hingga Setop Impor Pangan

Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela didampingi Sekdaprov Lampung, Marindo Kurniawan, menemui massa yang berada di halaman kantor DPRD Provinsi Lampung. Foto: Dok Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Memperingati Hari Tani
Nasional (HTN), ratusan petani Lampung menggelar unjuk rasa di halaman kantor
DPRD Provinsi Lampung. Mereka menyuarakan tujuh poin tuntutan kepada Pemprov
Lampung.
Ratusan petani Lampung yang didampingi aliansi Pusat
Perjuangan Rakyat Lampung (PPRL) tiba di halaman kantor DPRD Provinsi Lampung
sekitar pukul 11.10 WIB, Rabu (24/9/2025). Massa langsung berhadapan dengan
puluhan petugas kepolisian yang telah berjaga sejak pagi.
Koordinator PPRL, Yohanes Joko Purwanto, dalam
orasinya mengatakan petani Lampung menyampaikan tujuh poin tuntutan utama
kepada Pemprov Lampung.
“Pertama, stabilkan harga panen petani. Selama ini
kita terjajah karena tidak ada standarisasi harga. Saat petani panen, harga
justru anjlok,” tegas Joko.
Kedua, petani meminta setop impor pangan. Menurutnya,
apapun alasannya, impor pangan pada prinsipnya membunuh kesejahteraan petani.
“Impor pangan adalah membunuh petani,” ujar Joko.
Ketiga, petani meminta kemudahan akses permodalan agar
bisa lebih sejahtera. “Kami jadikan bapak pemimpin bukan untuk diam.
Sejahterakan petani,” kata Joko.
Keempat, pemerintah diminta memperbesar subsidi alat
mesin pertanian (alsintan). “Jadikan subsidi alsintan sebagai program
prioritas,” ujarnya.
Kelima, petani meminta aparat keamanan mengawasi
oknum-oknum yang bermain dalam bisnis proyek pertanian.
“Kami harapkan institusi Polri, hakim, KPK, mengawasi program pertanian agar
tidak bocor. Kami harap ada pengawasan ketat dan tidak jadi lahan bisnis.
Berikan sanksi pada pengusaha yang mencari keuntungan pribadi,” tegasnya.
Keenam, pemerintah diminta memberikan tanah Hak Guna
Usaha (HGU) yang telah habis atau tidak diperpanjang izinnya kepada petani.
“Hari ini kenyataan di lapangan, banyak petani gurem yang lahan garapannya di
bawah 0,5 hektare. Tanah Lampung luas, tapi petani hanya mendapat warisan dari
kakek nenek yang transmigran. Tanah Lampung masih banyak dikuasai oligarki.
Kami menuntut HGU yang habis sewanya diberikan kepada petani sehingga terwujud
petani sejahtera,” ungkapnya.
Ketujuh, pemerintah diminta memberikan sanksi kepada
pengusaha yang hanya mencari keuntungan dengan merugikan petani.
“Kami petani hadir karena merasa terjajah dan belum sejahtera. Jangan hanya
janji yang diberikan, tapi kenyataannya nol. Jangan ada kesenjangan bagi
petani. Kami petani Lampung masih jauh tertinggal dibanding petani luar negeri.
Ini sangat miris, artinya masih terjajah. Kami datang untuk menuntut
kesejahteraan kami,” tegas Joko lagi.
Usai berorasi, beberapa perwakilan petani bertemu
dengan Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela di Ruang Abung, Gedung Balai
Keratun, Kantor Pemprov Lampung.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan petani dari
Kabupaten Tulang Bawang, Sukirji, mendesak Pemprov Lampung serius menangani
konflik agraria yang melibatkan masyarakat dengan PT Bangun Nusa Indah Lampung
(BNIL).
Sukirji mengatakan, permasalahan lahan dengan PT BNIL
sudah berlangsung sangat lama hingga menjadi persoalan klasik yang tak kunjung
selesai.
“Konflik dengan PT BNIL itu sudah lama sekali, sampai menjadi klise sebetulnya.
Apalagi ini menyangkut tanah yang sudah bertahun-tahun digarap petani,” kata
Sukirji.
Ia juga menyoroti absennya peran pemerintah daerah
dalam mengawal penyelesaian konflik tersebut. Menurutnya, pernah ada tim
bentukan pemerintah untuk menangani persoalan agraria, namun keberadaannya
tidak berkelanjutan.
“Apakah pemerintah daerah ini tidak mempunyai tim? Hanya sebentar, tapi kok
hilang lagi. Kami sepakat bahwa memang harus ada penyelesaian konflik tanah di
Lampung ini,” tegasnya.
Usai pertemuan, Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela
didampingi Sekdaprov Lampung, Marindo Kurniawan, menemui massa yang berada di
halaman kantor DPRD Provinsi Lampung.
Di hadapan massa, Jihan menegaskan komitmennya untuk
hadir dalam penyelesaian berbagai persoalan agraria yang terjadi di Lampung.
Jihan mengatakan, salah satu langkah konkret yang akan
segera dilakukan adalah membentuk tim fasilitasi penyelesaian konflik agraria
di Provinsi Lampung.
“Kesimpulan yang sangat diharapkan masyarakat hari ini adalah kehadiran
pemerintah Provinsi Lampung untuk mengawal keberpihakan terhadap keadilan
agraria. Untuk itu, atas arahan Bapak Gubernur, saya bersiap membentuk tim
fasilitasi penyelesaian konflik agraria di Provinsi Lampung,” tegas Jihan.
Ia menjelaskan, pembentukan tim tersebut nantinya akan tetap berkoordinasi dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar sesuai aturan dan kewenangan yang berlaku.
“Kami tetap akan berkonsultasi dengan Kemendagri agar langkah yang diambil
sesuai kewenangan. Kami juga akan mempelajari daerah lain yang sudah berhasil
menyelesaikan konflik agraria, sehingga bisa diimplementasikan di Lampung,”
jelasnya.
Jihan juga membuka ruang partisipasi publik dalam tim yang akan dibentuk. Bahkan, katanya, tidak menutup kemungkinan melibatkan perwakilan masyarakat agar penyelesaian konflik agraria lebih transparan dan berimbang.
“Insya Allah, rekomendasi dari Bapak Gubernur akan segera kami tindaklanjuti
dengan menunjuk tim. Bila diperkenankan, kami juga akan melibatkan perwakilan
masyarakat sebagai bagian dari tim yang mengawal penyelesaian konflik agraria
ini,” papar Jihan. Usai mendengarkan penjelasan Jihan Nurlela, massa
membubarkan diri dengan tertib. (*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Kamis 25
September 2025 dengan judul “Petani Lampung Tuntut Stabilkan Harga hingga Setop
Impor Pangan”
Berita Lainnya
-
Universitas Teknokrat Indonesia Raih Penghargaan Kampus Inovasi Terbaik Dunia versi WURI Rank 2025 di Korea Selatan
Jumat, 26 September 2025 -
Ini Lima Calon Ketua DPD PDI Perjuangan Lampung Dipanggil DPP untuk Fit and Proper Test
Jumat, 26 September 2025 -
Empat Titik Tol Bakauheni–Terbanggi Besar Kini Dilengkapi Sistem Deteksi Kendaraan ODOL
Jumat, 26 September 2025 -
Bayar PBB di Lampung City Mall Dapat Minyak Goreng Gratis, Ini Jadwalnya
Jumat, 26 September 2025