• Senin, 29 September 2025

Mahasiswa UIN Lampung Ciptakan Mulsa Biodegradable dari Limbah Jagung

Senin, 29 September 2025 - 10.25 WIB
14

Dua mahasiswa UIN RIL Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi meraih juara 2 dalam lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) tingkat nasional. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Inovasi pemanfaatan limbah kulit jagung sebagai bahan baku mulsa biodegradable mengantarkan dua mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi meraih juara 2 dalam lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) tingkat nasional.

Prestasi tersebut diraih pada Sabtu, 13 September 2025 dalam ajang Agriculture Competition 2025 yang diselenggarakan oleh Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur secara daring.

Kompetisi nasional tersebut mengusung tema Inovasi Teknologi untuk Pertanian Berdampak dan menjadi wadah bagi mahasiswa di seluruh Indonesia untuk menghadirkan ide-ide kreatif dalam bidang pertanian.

Dalam ajang tersebut, dua mahasiswa semester 7 Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN RIL, Rosya Diyaul Aulya dan Febrian Afrida, menampilkan karya ilmiah mengenai pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Karya mereka berjudul “Optimalisasi Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung sebagai Bahan Baku Mulsa Biodegradable untuk Meningkatkan Efisiensi Pertanian” menawarkan solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan limbah pertanian sekaligus mengurangi ketergantungan pada mulsa plastik yang umum digunakan petani.

Penelitian ini disusun menggunakan metode studi literatur dan memakan waktu sekitar satu bulan.

Febrian menjelaskan bahwa keunggulan utama dari mulsa berbahan limbah kulit jagung ini terletak pada sifatnya yang mudah terurai dan ramah lingkungan.

"Keunggulan dari mulsa ini tentu saja mudah terurai dan menjadi pupuk alami, juga dapat menurunkan emisi metana dengan menekan prinsip ekonomi sirkular pada pengurangan limbah, penggunaan kembali sumber daya, dan daur ulang,” jelasnya.

Dalam proses seleksi mereka melewati berbagai tahapan. Mulai dari pendaftaran sekaligus pengumpulan abstrak, pengumpulan full paper, menunggu penilaian karya, kemudian pengumuman 10 karya terbaik yang akan mengikuti proses presentasi final, dan tahap terakhir pengumuman pemenang.

Sementara Rosya menyampaikan bahwa salah satu tantangan dalam penyusunan karya ini adalah belum sempatnya pembuatan prototipe mulsa biodegradable yang mereka rancang.

“Berkaitan hambatan sendiri prototipe produk mulsa biodegradable ya yang belum sempat dibuat. Jadi argument peneykamk masih perlu di uji coba, hal itu menjadi alasan kami tidak menjadi juara pertama,” tuturnya.

Mereka termotivasi mengikuti perlombaan, menurutnya, sebagai mahasiswa untuk dapat terus berkarya dan berharap karya tersebut dapat diimplementasikan di masa depan untuk menjadi solusi serta manfaat khusus bagi para petani Indonesia.

Mereka juga berharap agar prestasi ini dapat mengharumkan nama baik almamater. Kemudian, harapnya, UIN RIL lebih dapat terus mendukung mahasiswa dalam mengimplementasikan ide serta karya, sehingga bukan hanay bersaing tingkat Nasional, namun dapat ke tingkat Internasional. (*)