• Minggu, 05 Oktober 2025

Musim Panen Membawa Harapan Baru Petani Mesuji

Jumat, 03 Oktober 2025 - 09.30 WIB
50

Musim Panen Membawa Harapan Baru Petani Mesuji. Foto: Ilustrasi.AI.

Kupastuntas.co, Mesuji - Senyum lega merekah di wajah para petani padi Mesuji pada musim panen tahun 2025 ini. Setelah berbulan-bulan berjibaku dengan lumpur, air pasang surut, dan cuaca yang tak menentu, kini hasil jerih payah mereka terbayar manis.

Harga gabah di tingkat petani mampu menembus di atas Rp6.000 per kilogram, sebuah angka yang dinilai cukup menghidupkan harapan.

Sikun, Kepala Desa Tirtalaga Kecamatan Mesuji yang juga seorang petani, mengaku syukur tak henti-hentinya.

"Alhamdulillah, tahun ini harga gabah stabil di atas Rp6.000. Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah yang terus mendukung sektor pertanian, sehingga penghasilan petani bisa lebih meningkat,” tuturnya dengan mata berbinar, Kamis (2/10/2025).

Tak hanya soal harga gabah, Sikun juga menyinggung betapa infrastruktur turut menentukan kesejahteraan petani. Jalan poros di desanya yang kini terawat membuat perjalanan hasil panen jauh lebih mudah.

"Dulu kami harus ngojek jauh sampai ke kota terpadu mandiri (KTM). Sekarang cukup lewat jalan poros, gabah bisa langsung diangkut pembeli,” ucapnya, mengenang masa-masa sulit yang kini mulai terlewati.

Tingginya harga gabah juga memberi efek domino pada nilai sewa lahan. Di Kecamatan Rawajitu Utara, harga sewa sawah melonjak hingga Rp20 juta per hektar per tahun. Angka itu, meski terbilang tinggi, justru tak menyurutkan minat warga.

"Sekarang sudah susah cari sawah sewaan. Walaupun mahal, banyak yang tetap berebut,” kata Agus, petani asal Desa Sungai Buaya.

Fenomena tersebut menjadi potret betapa sawah kini dipandang sebagai ladang harapan. Meski harus merogoh kocek dalam, para petani yakin keuntungan saat panen tetap menjanjikan.

"Kalau lahan subur dan dikelola baik, hasilnya bisa menutup biaya sewa,” tambah Agus dengan penuh keyakinan.

Mesuji sendiri dikenal sebagai wilayah dengan lahan gambut yang unik. Air pasang surut, kondisi tanah yang payau, hingga tantangan drainase menjadi bagian dari keseharian petani.

Namun semua keterbatasan itu tak membuat mereka surut. Justru dari tanah yang kerap dianggap sulit inilah lahir para petani tangguh yang sudah terbiasa bekerja keras sejak lama.

Produktivitas padi Mesuji pun kian membanggakan. Berdasarkan keterangan petani, satu hektar sawah bisa menghasilkan 6 hingga 8 ton gabah.

Angka tersebut menjadi bukti bahwa kerja keras yang ditopang dengan pengetahuan modern mampu mengangkat daya saing petani Mesuji.

Musim panen tahun ini bagi petani Mesuji bukan sekadar soal angka rupiah. Lebih dari itu, ia adalah tentang rasa syukur, tentang keyakinan bahwa kerja keras di sawah tak pernah mengkhianati hasil. 

Di balik hamparan hijau yang menguning, tersimpan doa dan mimpi agar harga gabah tetap stabil, jalan pertanian terus terawat, dan kehidupan petani semakin sejahtera di masa depan. (*)