BNPB Catat 93 Bencana Terjadi di Lampung Sepanjang 2025, 14 Warga Meninggal Dunia

Banjir dahsyat merobohkan jembatan di Sumur Putri Bandar Lampung, Jumat (17/1/25). Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar
Lampung - Provinsi Lampung mencatat sebanyak 93 kejadian bencana selama periode
1 Januari hingga 6 Oktober 2025, berdasarkan data dari Pusat Data Informasi dan
Komunikasi Kebencanaan (Pusdatinkom) BNPB yang dikutip, Senin (6/10/2025).
Dari total kejadian
tersebut, bencana banjir mendominasi dengan 73 peristiwa, disusul cuaca ekstrem
sebanyak 16 kejadian, dan tanah longsor sebanyak 3 kejadian.
Dampak dari berbagai
bencana ini cukup besar. Tercatat 14 orang meninggal dunia, serta 283.989 warga
terdampak yang terpaksa menderita maupun mengungsi.
Selain itu, terdapat
1.806 unit rumah mengalami kerusakan, dengan rincian 1.513 rusak ringan, 151
rusak sedang, dan 142 rusak berat.
Tak hanya permukiman
warga, bencana juga menyebabkan kerusakan pada 3 unit fasilitas pendidikan dan
1 rumah ibadah di sejumlah wilayah.
Sebelumnya Wakil Gubernur
Lampung, Jihan Nurlela, menegaskan bahwa penanganan banjir di Lampung harus
dilakukan secara serius, terencana, dan terukur.
Bencana banjir yang
diprediksi akan meningkat seiring datangnya musim hujan pada Oktober 2025
hingga awal tahun 2026.
"Pemprov akan
memperkuat sistem drainase dan infrastruktur, mengidentifikasi sungai-sungai
yang berpotensi meluap, memeriksa pintu air, mengoptimalkan fungsi waduk dan
embung, serta membangun sumur resapan di titik-titik rawan banjir," ujar
Jihan.
Wagub menekankan bahwa
kesiapsiagaan tidak hanya dilakukan saat bencana terjadi, tetapi harus dimulai
sejak sebelum musim penghujan tiba.
Ia menyebut pentingnya
manajemen air terpadu, termasuk pemanfaatan pompa mobile seperti yang
diterapkan di DKI Jakarta, serta pengaturan debit air yang terkoordinasi dengan
Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Selain itu, Pemprov
Lampung juga akan memperkuat sistem peringatan dini melalui dukungan data dari
BMKG dan mengintegrasikannya dalam dashboard online.
"Normalisasi sungai
tidak boleh menunggu banjir datang. Kita harus pastikan seluruh infrastruktur
air siap menampung debit tinggi sebelum hujan lebat terjadi," tegas Jihan.
Menurut Jihan,
pengendalian tata ruang dan pelestarian lingkungan menjadi strategi jangka
panjang untuk menekan risiko banjir.
Sementara dalam jangka
pendek, pemerintah akan membentuk posko siaga banjir, melakukan edukasi
masyarakat, serta memperkuat koordinasi antarinstansi agar penanganan bencana
lebih cepat dan efektif.
"Penanganan
banjir bukan tanggung jawab satu pihak saja. Semua harus terlibat mulai dari.
pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha," tambahnya.
Selain upaya
pencegahan, Pemprov Lampung juga menyiapkan langkah-langkah penanggulangan dan
pemulihan pasca banjir.
BPBD Provinsi Lampung
telah menyiagakan alat pompa air (alkon), bantuan logistik, serta peralatan
kebersihan untuk daerah terdampak. (*)
Berita Lainnya
-
Dies Natalis ke-11, Itera Teguhkan Komitmen Cetak SDM Unggul untuk Sumatera
Senin, 06 Oktober 2025 -
UBL Resmikan Program Studi Doktor (S3) Hukum, Perkuat Komitmen dalam Pengembangan Ilmu Hukum di Indonesia
Senin, 06 Oktober 2025 -
Bawa Pistol Tanpa Izin, Pria Asal Rajabasa Ditangkap Polisi
Senin, 06 Oktober 2025 -
Begal Bersenpi Beraksi di Depan RS Bhayangkara, Motor Ojol Nyaris Raib
Senin, 06 Oktober 2025